dengan tuntutan perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan yang baik bagi masyarakat.
105
Ketahanan pangan adalah sebuah bangunan sistem yang terdiri dari tiga subsistem yang saling interpenden dan tidak bisa dibahas secara parsial. Hal ini
sangat penting karena memahami konsep ketahanan pangan adalah memahami sebuah proses yang saling memiliki keterkaitan dari awal sampai akhir dimulai
dari produksi, distribusi sampai kepada aktivitas konsumsi. Sinergisitas dari ketiga subsistem ini akan menciptakan sebuah kondisi ketahanan pangan yang
tercermin dari terjaga dan stabilnya tingkat pasokan, kemudian di kuti dengan mudahnya masyarakat dalam mengakses pangan baik dalam aspek ketersediaan
maupun aspek keterjangkauan harga yang pada akhirnya akan tercapai sebuah tingkat gizi yang baik secara umum di masyarakat.
106
B. Pengadaan Gabahberas dalam Rangka Pengamanan HPP
Pengadaan gabahberas oleh Perum BULOG dilakukan sebagai realisasi mandat pemerintah berdasarkan Inpres No. 7 tahun 2009 tentang Kebijakan
Perberasan Nasional tahun 2010, pada diktum KEDELAPAN dan pembelian gabahberas berdasarkan HPP didasarkan diktum KETUJUH. Pembelian
gabahberas berdasarkan HPP tetap diperlukan sebagai jaminan peraturan perundang-undangan, namun yang menjadi prioritas bahwa insentif untuk
peningkatan produksi dan pendapatan petani, stabilisasi harga serta disparitas
105
Ibid.
106
Wiwid ardhianto, “Memposisikan BULOG Sebagai Garda Terdepan Ketahanan Pangan”. http:www BULOG.co.id. diakses pada tanggal 02 Juni 2010
Universitas Sumatera Utara
harga DN dengan harga LN tetap menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan HPP selama ini.
Inpres perberasan paling akhir adalah Inpres No. 7 tahun 2009 yang berlaku sejak Januari 2010. Seperti Inpres sebelumnya, Inpres ini juga telah
menampung kombinasi insentif harga dan non-harga, sehingga diharapkan mampu memperkuat industri padiberas nasional, disamping peningkatan
pendapatan petani produsen. Itu dijabarkan dalam 15 diktum, yang menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-masing Departemen terkait, BULOG,
disamping tentunya Pemda. Namun, hanya tugas BULOG lah yang mudah dievaluasi, karena tolok ukurnya jelas, misalnya besaran HPP dan stabilisasi harga
beras. Diktum lain, misalnya pengggunaan benih unggul bersertifikat dan pupuk berimbang, pengendalian luas lahan irigasi teknis dan rehabilitasi lahan, investasi
di bidang usaha padi, adalah amat normatif. Masing-masing Departemen teknis hanya bertindak sebatas “mendorong dan memfasilitasi”, tanpa mengacu ke tolok
ukur yang jelas. Walaupun Inpres diperbaharui setiap tahunnya, namun yang paling banyak berubah adalah tingkat HPP dan persyaratan kualitas pembelian
berasgabah pemerintah. Akhir-akhir ini berubah pula sejumlah diktum, sebelumnya ditonjolkan pasca panen yang merupakah salah satu aspek yang
paling lemah dalam industri padiberas nasional, diganti dengan penggunaan benih unggul. Penggantian ini dapat mengaburkan prioritas, walaupun tidak
berarti pada waktu dicantumkan diktum pasca panen telah diikuti oleh perubahan yang mendasar tentang aspek penting tersebut.
107
107
Inpres No. 7 tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan Nasional tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Inpres No. 7 tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan tahun 2010 tidak banyak berubah bila dibandingkan Inpres tentang Kebijakan Perberasan
pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu mencakup: i
stabilisasi ekonomi nasional, ii
meningkatkan pendapatan petani, iii
meningkatkan ketahanan pangan, dan iv
pengembangan ekonomi desa. Keempat tujuan itu seharusnya mampu memperkokoh industri padigabah,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani secara berkelanjutan serta nilai tambahnya.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan, tugas publik BULOG pertama adalah melakukan pembelian gabah
dan beras dalam negeri pada Harga Pembelian Pemerintah HPP.
108
Tugas pengamanan HPP yang sebelumnya menggunakan Harga Dasar terus dilakukan
sejak BULOG berdiri tahun 1967 sampai dengan saat ini BULOG menjadi sebuah Perusahaan Umum. Pembelian gabah dan beras dalam negeri yang
disebut sebagai Pengadaan Dalam Negeri dengan maksud keberpihakan
Pemerintah Perum BULOG pada petani produsen melalui jaminan harga dan jaminan pasar atas hasil produksinya.
Dalam skema kebijakan pembangunan pertanian, kebijakan pengendalian harga dan pemasaran komoditas pertanian merupakan kebijakan yang harus
108
Butir ketujuh dan kedelapan Inpres No. 7 tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan Nasional.
Universitas Sumatera Utara
diutamakan, khusunya menyangkut upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Peran pemerintah dalam mengamankan harga petani sangat dibutuhkan
khususnya pada saat panen raya, karena pada saat itu supply akan sangat tinggi. Intervensi pemerintah tersebut bisa dilakukan dengan melakukan pembelian
langsung terhadap hasil panen petani yang melimpah. Khusus untuk hasil produksi pertanian untuk kebutuhan pokok seperti beras, pemerintah melalui
BULOG berkewajiban untuk melindungi petani dengan melakukan pembelian kepada petani dengan harga yang telah ditentukan. Kebijakan harga tersebut
bersifat nasional, yang menjadi pertanyaan kemudian adalah, apakah kebijakan tersebut mampu melindungi petani yang berada di wilayah dengan biaya tenaga
kerja yang tinggi dan jauh dari pasar input. Posisi yang jauh dari pasar input akan membawa konsekuensi tingginya biaya transportasi dan mungkin juga munculnya
biaya transaksi yang ada.
109
Dalam jangka panjang pemerintah perlu memikirkan program pemberian income support to the farmer, yaitu memberikan transfer uang secara langsung
kepada petani berdasarkan jumlah produksi yang dijual kepada Pemerintah.
110
Seperti model yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia
111
. Walaupun kebijakan ini merupakan kebijakan yang mahal dari sudut pandang ekonomi, kebijakan ini
109
Tri Wahyu Nugroho. 2008, “HPP Menguntungkan Petani” http:images.twnugroho .multiply. multiplycontent.com diakses pada tanggal 02 Juni 2010
110
Ibid
111
Puslitbang Perum BULOG, Ringkasan Laporan Penelitian 1997-2005. Jakarta, 2006. Pemerintah Malasyia memberi subsidi bagi produsen dengan membeli di atas harga penggilingan padi
untuk setiap penjualan kepada BERNAS , memberikan pinjaman dan beberapa program insentif untuk membantu petani secara langsung.
BERNAS adalah lembaga yang mewakili kerajaan untuk mengawasi industri padi dan beras negara, mengambil alih tanggung jawab komersil beras, pengurusan subsidi kepada
petani.
Universitas Sumatera Utara
merupakan bentuk keseriusan keberpihakan pemerintah kepada petani domestik yang sebagian besar hidup dari bercocok tanam padi.
Kebijakan pemerintah dalam mengatur stabilisasi harga gabah dan beras sering tidak efektif dan dinikmati para petani. Dikotomi pro-produsenkonsumen
juga tidak pernah lepas dari pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan perberasan dimana harus melindungi produsen petani sekaligus
konsumen. Disinilah diperlukan kebijakan ganda yang lebih komprehensif sebagai kompromi guna menyatukan dua kepentingan.
Dengan kondisi rasio produksi domestik dan konsumsi sangat tipis diikuti dengan kebijakan menutup impor, maka pasar beras domestik sangat rentan
terhadap fluktuasi produksi. Pada saat produksi defisit, maka pedagang membiarkan lonjakan harga mencapai maksimum, tetapi sebaliknya pada saat
surplus produksi pedagang akan menahan anjloknya harga pada tingkat yang tetap menguntungkan mereka.
Regulasi, aturan hukum yang mengatur tentang Pengadaan gabahberas yaitu :
1. Inpres No. 7 tanggal 29 Desember 2009 tentang kebijakan perberasan
2. Surat Keputusan Direksi Perum BULOG No. KD-19DO201012010
tentang Pedoman Umum Pengadaan Gabahberas Dalam Negeri tahun 2010 di Lingkungan Perum BULOG
Universitas Sumatera Utara
3. Standar Operasional Prosedur Pengadaan Gabahberas Dalam Negeri
tahun 2010 di Lingkungan Perum BULOG No. SOP-02DO201012010.
Pelaksanaan PSO bidang Pengadaan berasgabah DN pada prinsipnya dilaksanakan berdasarkan prognosa pengadaan DN pada tahun berjalan, yaitu :
a Prognosa pengadaan DN dibuat berdasarkan perhitungan kebutuhan Perum
BULOG terhadap Stok beras untuk keperluan penyaluran serta stok akhir yang diperlukan.
b Prognosa pengadaan DN dibuat secara berjenjang mulai dari tingkat Pusat
yang dirinci per Divre selanjutnya ditingkat Divre di breakdown per Sub Divre. Prognosa dirinci per bulan per komoditi gabahberas sesuai
kebutuhan dan kondisi objektif daerah masing-masing, yang akan dijadikan dasar perencanaan kebutuhan dana dan sarana pengadaan lainnya
sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP.
c Prognosa dapat direvisi sesuai kondisi dinamis yang terjadi di lapangan.
112
Kebijakan harga beras telah menjadi basis kebijakan pangan dan beras lebih dari 300 tahun, sejak masa kolonial, sayangnya, nature dari kebijakan
harga pangan hari ini sangat berbeda dengan asal-muasalnya. Pemerintah Kolonial Belanda selalu menginginkan harga buruh yang murah bagi
investasi pertaniannya di Nusantara. Karena itu, harga dasar pangan dan beras selalu ditekan rendah, karena harga beras sangat penting bagi konsumsi
112
Pedoman Umum dan Standar Operasional Prosedur Pengadaan gabahberas tahun 2010 di Lingkungan Perum BULOG. Perum BULOG Jakarta 2010.
Universitas Sumatera Utara
keluarga, sehingga perlu membuat harga dasar pangan utama tersebut rendah sepanjang waktu.
113
Kebijakan Pemerintah mengenai pangan merupakan suatu hal yang sangat strategis dan urgen. karena implementasi atas suatu kebijakan akan
berdampak langsung terhadap kondisi kehidupan masyarakat. Kebijakan yang berpihak dan mengakomodasi kepentingan mayoritas akan memberikan
manfaat yang besar bagi masyarakat sebagai beneficiaries dari kebijakan tersebut, sebaliknya kebijakan yang tidak berpihak dan mengabaikan
kepentingan mayoritas akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat yang kadang kala akan berdampak dalam jangka yang panjang.
114
Secara konseptual dalam intervensi terhadap stabilitas harga produk- produk pertanian tersebut adalah mulia, akan tetapi di dalam praktiknya
cendrung berbeda. Bahkan ketika harga cenderung mengikuti harga internasional, pemerintah tetap mencoba melindungi harga produk-produk
pertaniannya dari dinamika gejolak harga jangka pendek yang berkembang di pasar internasional. Kebijakan pangan, di mana semua negara di dunia ini
selalu memandang significan dengan gejolak masalah politik, sosial dan ekonomi, ada perlakukan kebijakan yang hampir selalu istimewa di setiap
negara. Kebijakan penetapan harga tinggi pada produk-produk pangan untuk membela petani, dengan menerapkan kebijakan “over price” perlu diterapkan
demi kesejahteraan sebagaian besar rakyat Indonesia yang hidup dari sektor
113
Lyon E. Mears. “Rice and Food Self-Sufficiency in Indonesia”. Vol. XX No. 2 Hal. 23-24
114
Makalah Mata Kuliah Teori Ekonomi Islam, Magister Ekonomi dan Keuangan Syariah, PSKTTI, UI tahun 2003
Universitas Sumatera Utara
pertanian dan pemberian kompensasi bagi masyarakat konsumen perkotaan. Jepang, adalah Negara yang memberikan kebijakan “over price” bagi produk
pangannya. Harga besar di Jepang senilai 500 yen per kg, atau sekitar Rp 40.000 per kg.
115
C. Pengelolaan, Penyimpanan dan Cadangan Beras Pemerintah