56 Perbandingan mean empirik X dan mean hipotetik μ dari
variabel kecerdasan emosional menunjukkan X 123,85 μ 96, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kecerdasan emosional pada PNS
Pegawai Negeri Sipil yang menjadi subjek penelitian lebih tinggi dari pada rata-rata tingkat kecerdasan emosional pada populasi umumnya.
a. Kategorisasi Data Penelitian Semangat Kerja
Pengkategorisasian data penelitian dilakukan atas dasar pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi secara normal
Azwar, 2012. Norma kategorisasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Berikut adalah norma yang digunakan
untuk kategorisasi data penelitian semangat kerja :
Tabel 4.10
Norma Kategorisasi Semangat Kerja Kategorisasi
Rentang Nilai Rendah
X μ -1.0 SD Sedang
μ -1.0 SD ≤ X ≤ μ +1.0 SD Tinggi
X μ +1.0 SD
Berdasarkan nilai rata-rata hipotetik data semangat kerja adalah 114 dengan standar deviasi 25 maka kategorisasi yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 4.11
Kategorisasi Semangat Kerja Rentang Nilai
Kategorisasi Jumlah
Persentasi 88,7
Rendah -
- 88,7
– 139,3 Sedang
8 11,1
139,3 Tinggi
64 88,9
Total 72
100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pegawai yang memiliki semangat kerja dengan kategori tinggi sebesar 88,9 ,
sedangkan dengan kategori sedang sebesar 11,1 , dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil kategorisasi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian terbanyak pada kategori semangat kerja terdapat pada kategori tinggi.
b. Kategorisasi Data Penelitian Kecerdasan Emosional
Kriteria pada variabel kecerdasan emosional terbagi atas tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Berikut adalah norma yang
digunakan untuk kategorisasi data penelitian kecerdasan emosional :
Tabel 4.12
Norma Kategorisasi Kecerdasan Emosional Kategorisasi
Rentang Nilai Rendah
X μ -1.0 SD Sedang
μ -1.0 SD ≤ X ≤ μ +1.0 SD Tinggi
X μ +1.0 SD
Universitas Sumatera Utara
58 Berdasarkan nilai rata-rata hipotetik data kecerdasan
emosional adalah 96 dengan standar deviasi 21, maka kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13
Kategorisasi Kecerdasan Emosional Rentang Nilai
Kategorisasi Jumlah
Persentasi 74,7
Rendah -
74,7 – 117,3
Sedang 22
30,6 117,3
Tinggi 50
69,4 Total
72 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pegawai yang memiliki kecerdasan emosional dengan kategori tinggi sebesar 69,4,
sedangkan dengan kategori sedang sebesar 30,6 , dan tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil kategorisasi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian terbanyak pada kategori kecerdasan emosional terdapat pada kategori tinggi.
Universitas Sumatera Utara
59
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap semangat kerja PNS Pegawai Negeri Sipil di Kecamatan Medan
Sunggal. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap semangat kerja yang dilihat dari hasil perhitungan
bahwa nilai p 0,005 dan nilai R = 0,691 yang bertanda positif dan menunjukkan bahwa hubungan varianel kecerdasan emosional terhadap semangat kerja adalah
searah yang artinya semakin tinggi kecerdasan emosional maka semangat kerja juga akan tinggi.
Selain itu dari nilai koefisien determinan R-square yang diperoleh dari pengaruh kecerdasan emosional terhadap semangat kerja pada subjek penelitian
adalah sebesar 0,478. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional terhadap semangat kerja pada PNS Pegawai Negeri Sipil di
Kecamatan dan Kelurahan se-Kecamatan Medan Sunggal adalah sebesar 47,8. Yang artinya, kecerdasan emosional memberikan sumbangan efektif sebesar
47,8 dalam mempengaruhi semangat kerja. Terdapat beberapa alasan yang dapat menerangkan mengapa kecerdasan
emosional dapat mempengaruhi semangat kerja pegawai. Pertama emotional intelligence adalah faktor yang paling menentukan keberhasilan seseorang dalam
bekerja. Dengan kecerdasan emosional seseorang akan memiliki kemampuan dalam merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan
emosi sebagai sumber energi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi Cooper dan Sawaf, 2000. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Meyer 2008 bahwa
Universitas Sumatera Utara