25
C. Dinamika Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Semangat Kerja
Semangat kerja pegawai merupakan salah satu hal yang penting bagi sebuah organisasi. Sebuah organisasi atau instansi akan mendapat banyak
keuntungan apabila mempunyai pegawai dengan semangat kerja yang tinggi. Dengan adanya semangat kerja maka seseorang akan melakukan pekerjaan secara
lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan dapat diharapkan selesai dengan
lebih cepat dan lebih baik Nitisemito, 1982.
Dengan semangat kerja yang tinggi, tentunya pegawai akan bekerja dengan berenergi, antusias dan memiliki rasa kebersamaan, sedangkan pegawai
yang memiliki semangat kerja yang rendah cenderung merasa bosan, berkecil hati dan malas dalam melakukan perkerjaannya Carlaw, Deming Friedman, 2003.
Turunnya semangat kerja yang dimiliki seseorang akan berdampak pada keterlibatannya terhadap pekerjaan dan organisasinya, yang mana dengan
semangat kerja yang rendah diasumsikan dapat menurunkan loyalitas pegawai
terhadap organisasinya Majorsy, 2007
Lebih lanjut, Meyer 2008 berpendapat bahwa tantangan terbesar pada abad ini adalah menciptakan suatu organisasi yang cerdas secara emosional.
Memiliki motivasi, empati dan pemberdayaan yang melekat pada setiap kultur dan nilai perusahaan organisasi sehingga dapat terhindar dari segala sesuatu
negatif yang dapat menghancurkan semangat kerja pegawai. Dalam menghadapi kondisi demikian dibutuhkan pengelolaan dan
pengendalian terhadap berbagai jenis emosi yang dimiliki supaya tidak berdampak negatif bagi kelangsungan hidup perusahaan, untuk dapat mengendalikan dan
Universitas Sumatera Utara
26 mengelola emosi tersebut maka dibutuhkan kecerdasan emosional yang tinggi.
Selain itu kecerdasan emosional juga menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan semangat kerja seseorang Wahyuningsih 2014.
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan
mengendalikan perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing
pikiran dan tindakan Shapiro, 1998 Goleman 1999 menyebutkan bahwa terdapat lima aspek kecerdasan
emosional diantaranya adalah aspek mengenali emosi diri, yaitu kemampuan mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan
aspek mengelola emosi, berarti menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat. Kemampuan mengelola emosi ini merupakan kemampuan yang bergantung
pada kesadaran diri, yang meliputi kemampuan menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan. Aspek yang
berikutnya adalah memotivasi diri sendiri, aspek ini berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun
menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, serta bertahan untuk menghadapi kegagalan dan frustasi. Setelah itu, dilanjutkan
dengan aspek mengenali emosi orang lain, yang disebut juga dengan empati. Empati mencakup kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain,
mampu memahami perspektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan berbagai watak orang. Kemudian, aspek yang
Universitas Sumatera Utara
27 terakhir, yaitu membina hubungan, aspek ini berkaitan dengan kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain, kemampuan untuk menjalin hubungan dan bagaimana seseorang menempatkan dirinya dalam suatu kelompok.
Dari kelima aspek diatas dapat diketahui bahwa dengan adanya kecerdasan emosional ini, seseorang akan mampu mengendalikan dirinya sendiri dan memotivasi
dirinya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan baik, salah satu contohnya adalah akan berdampak positif dengan semangat kerja yang dimiliki oleh
seseorang di tempat kerjanya. Semangat kerja seorang pegawai dapat dilihat dari tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pegawai tersebut yang mana dengan
tingkat kecerdasan emosional tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang baik, begitu juga sebaliknya kecerdasan emosional yang rendah akan menimbulkan
semangat yang kurang baik. Oleh sebab itu, kecerdasan emosional sangat dibutuhkan seseorang ditempat kerja, karena kecerdasan emosional berguna dalam menanamkan
kebutuhan untuk memahami perasaan dan emosi serta berguna dalam meningkatkan semangat kerja individu ditempat kerja Peter, 2013.
Berikut dipaparkan beberapa penelitian yang fokus pada kaitan kecerdasan emosional terhadap semangat
kerja. As’ad 1995 mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja, antara lain faktor fisik,
sosial, finansial dan psikologis, yang mana dari ketiga faktor tersebut berhubungan erat dengan tingkat kecerdasan emosional. Hasil penelitian Thomas J. Stanley,
Ph.D., yang dibukukan dengan judul The Millionaire Mind membuktikan bahwa kecerdasan emosional, sosial dan spiritual memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan sebesar 90 dan intelektual hanya 10. Selain itu Goleman dalam
Universitas Sumatera Utara
28 bukunya Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ menyatakan
keberhasilan seseorang lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya dan sisanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual Winarno, 2008.
Sementara itu jika dikaitkan langsung dengan semangat kerja, berdasarkan hasil penelitian oleh Wahyuningsih 2014 bahwa terdapat beberapa aspek
kecerdasan emosional yang terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain serta membina
hubungan, yang mana hal ini menjadi bagian dari pembentukan semangat kerja pegawai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional
termasuk aspek-aspek yang ada didalamnya dapat dijadikan sebagai prediktor untuk memprediksi atau mengukur semangat kerja pegawai.
Penemuan lainnya dari Shimazu, dkk 2004 juga menyebutkan bahwa individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih baik dalam
membina interaksi personal yang positif. Interaksi ini nantinya akan membantu individu dalam meningkatkan semangat diri, semangat orang lain dan
berkontribusi bagi individu untuk merasakan kesuksesan personal dan kepuasan kerja.
Hasil penelitian dari Dulewicz, dkk 2003 juga menunjukkan hasil yang sama bahwa kecerdasan emosional memiliki korelasi positif dengan semangat dan
kehidupan kerja. Selain itu hal yang sama juga dapat dilihat dari hasil penelitian lain yang dilakukan pada Perawat Rumah Sakit Baptis Kediri oleh Astarani
2011, dimana kecerdasan emosional yang tinggi akan menunjukkan etos kerja yang baik dalam bekerja, karena mereka tahu bagaimana caranya mengontrol dan
Universitas Sumatera Utara
29 mengarahkan emosi secara baik. Demikian juga sebaliknya jika kecerdasan
emosional rendah maka akan menunjukkan etos kerja yang rendah. Hal ini dapat dibuktikan ketika seseorang selalu memikirkan apa yang diinginkan sebelum
bertindak, maka mereka akan dengan serius, sepenuh hati dan segenap hati dalam menjalani pekerjaannya, demikian sebaliknya jika seseorang tidak memikirkan
sebelum mereka bertindak maka dalam pekerjaannya mereka tidak akan serius dan sepenuh hati.
Tidak sampai disitu saja, bahwa kecerdasan emosional juga memiliki pengaruh terhadap kinerja seorang karyawan, yang mana hal ini dapat dilihat
dari hasil Penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati Gani 2014 menyebutkan bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja
karyawan Kopkar PT. Telkom Siporennu Makassar. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosional, akan semakin tinggi pula kinerja karyawan. Sebaliknya
semakin rendah kecerdasan emosional, akan semakin rendah pula kinerja karyawan.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, diketahui bahwa kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja.
Sehingga dapat dikemukakan bahwa kecerdasan emosional ada pengaruhnya dengan semangat kerja, dengan kata lain baik tidaknya kecerdasan emosional
akan berpengaruh terhadap semangat kerja. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh langsung kecerdasan emosional terhadap
semangat kerja pegawai.
Universitas Sumatera Utara
30
D. Hipotesa Penelitian