73
BAB V MAKNA TEKS
5.1 Logogenik dalam Dendang Siti Fatimah
Dendang Siti Fatimah termasuk ke dalam kelompok musik yang logogenik. Artinya adalah bahwa dendang lagu ini mengutamakan penyampaian
teks lirik yang bersifat verbal, melalui baaris, kata, morfem, fonem, dan sejenisnya. Dendang Siti Fatimah yang seperti ini, sangat tepat untuk dianalisis
dengan menggunakan teori semiotik, terutama semiotik untuk nyanyian puisi. Teks nyanyian Dendang Siti Fatimah adalah diciptakan oleh seniman
Melayu di Batang Kuis, yaitu O.K. Syarifullah di era 1970-an. Teks lagu ini menjadi sarana pembelajaran dari satu generasi ke generasi berikutnya. Walaupun
kebudayaan Melayu, umumnya disampaiakn secara lisan, namun khusus untuk Dendang Siti Fatimah ini biasanya disampaikan secara tulisan. Tulisan itu berupa
tulisan huruf Latin, bukan huruf Melayu Arab Jawi. Ini merupakan ciri khas dari pembelajaran Dendang Siti Fatimah.
5.2 Teks dan Upacara
Teks yang disajikan di dalam upacara mengayunkan anak ini ada sekitar 30 bait teks yang diulang-ulang, sesuai kehendak para penyanyi. Teks tersebut
baku sifatnya, dan belum pernah dicoba diperbaharui atau diciptakan secara spontanitas. Ini juga menjadi keunikan tersendiri dalam kebudayaan Melayu,
yang biasanya mengutamakan kelisanan, bukan tulisan, dan juga spontanitas bukan keakurasian.
Universitas Sumatera Utara
74
Dalam upacara mengayunkan anak, bisa saja ketiga puluh bait teks tadi disajikan sampai habis. Jika waktu upacara masih terus berlangsung, maka para
pendendang akan mengulang-ulanginya bisa dari bahagian pertengahan, awal, atau bagian mana pun sesuai dengan kehendak para pendendang. Dengan
demikian panjang atau pendeknya teks tergantung dengan masa upacara. Dalam penelitian ini, adapaun teks yang penulis transkripsikan hanya tiga
bait saja di bahagian awal. Kertiga bait ini juga dapat disajikan secara berulang- ulang. Namun yang paling sering adalah disajikan ketiga puluh teks tadi.
Beeikut ini adalah tiga bait teks Dendang Siti Fatimah yang akan dianalisis dengan pendekatan teori semiotik Riffatere.
1. a. Kur semangat putramu tuan,
b. Jangan tergantung dalam buaian, c. Kami dipanggil berkawan-kawan,
d. Ibu bapamu minta ayunkan
2. e. Tatkala sudah diperanakkannya,
f. Sakit dan demam dipeliharakannya, g. Tidur duduk tak sentosanya,
h. Selagi belum besar tubuhnya
Universitas Sumatera Utara
75
3. i. Jadam dan obat setiap malam,
j. Tidur pun tidak dapat di tilam, k. Seketika lalai setengah malam,
l. Sakit memang ku di dalam kelam.
5.3 Analisis Semiotik