Sejarah Upacara Mengayun Anak

29 BAB III DESKRIPSI UPACARA MENGAYUN ANAK

3.1 Sejarah Upacara Mengayun Anak

Dendang Siti Fatimah merupakan sebuah nyanyian vokal yang selalu dinyanyikan pada saat upacara mengayunkan anak pada kebudayaan Melayu. Biasanya para penyanyinya adalah kaum perempuan yang mahir atau dengan kata lain menyanyi Dendang Siti Fatimah menjadi salah satu bahagian dari pendapatan hidupnya. Walau demikian, mereka tidak menggantungkan pendapatan utamanya dari kegiatan ini. Mereka sering dipanggil untuk pertunjukan di dalam setiap upacara mengayunkan anak yang dilakukan di daerah Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, khususnya di Desa Bintang Meriah. Awalnya Dendang Siti Fatimah merupakan nyanyian yang didendangkan orang tua ketika hendak menidurkan anaknya. Nyanyian ini biasanya menceritakan tentang nilai-nilai agama Islam, agar kelak anaknya dapat mewarisi sifat-sifat yang baik berdasarkan ajaran agamanya. Umumnya nyanyian ini dinyanyikan oleh ayah terhadap anaknya karena ayah merupakan pemimpin dalam keluarga dan merupakan sosok pekerja keras. Dengan berkembangnya zaman dendang ini tidak hanya dinyanyikan oleh seorang ayah lagi. Menurut penjelasan para informan hal disebabkan salah satunya adalah faktor ekonomi, di mana ayah sebagai tulang punggung keluarga yang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Dengan kondisi yang seperti ini ayah jarang di rumah, akibatnya pekerjaan untuk menidurkan anak dilakukan Universitas Sumatera Utara 30 oleh ibu. Ternyata lambat laun kebiasaan ini sudah jarang dilakukan orang tua terhadap anaknya karena kesibukan orang tuanya. Melihat pentingnya kebiasaan ini ada sebuah pemikiran yang dikemukakan oleh bapak O.K. Syarifulah gurunya Ibu Aisyah, bapak ini telah meninggal dunia 2005 melalui penjelasan Aisyah informan kunci yang merupakan salah satu tokoh masyarakat Melayu di Desa Bintang Meriah, menyatakan bahwa nyanyian menidurkan anak ini bukan sekedar nyanyian yang semata-mata hanya untuk menidurkan anak. Beliau beranggapan dengan menyanyikan lagu yang berisikan tentang kisah agama pada anak beliau menyakini anak tersebut akan tumbuh dewasa dengan pribadi yang taat agama. Untuk itu O.K. Syarifulah ini membuat suatu grup vokal. Lirik yang dinyanyikan sudah dibakukan oleh bapak O.K. Syarifulah yang berisikan tengtang kisah agama dan Nabi Muhammad kemudian dikenal hingga saat ini dengan nama Dendang Siti Fatimah dengan bentuk penyajian yang baru. Berikut bentuk penyajian Dendang Siti Fatimah yang dilaksanakan di Desa Bintang Meriah: 1. pembacaan doa-doa dan menceritakan kisah Nabi Muhammad Barzanji, 2. marhaban, 3. pemotongan rambut si anak 4. menggendong si anak lalu dimandikan, dan 5. lalu anak diayun. Pada saat anak dipotong rambutnya, dimandikan, digendong, dan diayun inilah dinyanyikan Dendang Siti Fatimah. Upacara ini biasanya dilakukan pada saat si anak berusia di atas 40 hari dan dilaksanakan ketika matahari naik sekitar pukul 10 pagi, dengan harapan seiring naiknya matahari maka rezeki si anak kelak juga semakin membaik. Universitas Sumatera Utara 31 Penyajian Dendang Siti Fatimah ini diiringi oleh ensambel marwas yang terdiri dari empat rebana atau lebih dan satu tamborin.

3.2 Tahapan Upacara