Matriks dan Model Prinsip Intertekstual

80 pulasnya. Demikian kira-kira tafsiran penulis secara hermeneutik semiotik terhadap karya ketiga bait Dendang Siti Fatimah ini.

5.3.3 Matriks dan Model

Dendang Siti Fatimah yang diciptakan oleh O.K. Syarifullah tersebut di atas memiliki matriks susunan dan modelnya sendiri yang membedakannya dengan teks-teks sejens, seperti syair, gurindam, nazam, dan sebagainya. Adapun matriks dan model penciptaan dendang ini adalah mengikuti norma-norma puisi Melayu sebagai berikut: 1. Temanya adalah tentang hubungan bayi dan orang tuanya menurut ajaran agama Islam, 2. Ditulis dalam bait demi bait yang saling berkait, 3. Dalam satu bait terdiri dari empat baris, 4. Setiap baris umumnya menggunakan empat kata bisa lebih dan kurang, 5. Bersajak rata a-a-a-a, 6. Makna yang diutarakan bisa kononatif makna lain dan juga bisa denotatif makna sesungguhnya. Adapun model abstraksi dari Dendang Siti Fatimah ini, dapat digambarkan sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 81 Bagan 5.1 Matriks dan Model Dendang Siti Fatimah Universitas Sumatera Utara 82

5.3.4 Prinsip Intertekstual

Dalam melihat hubungan intertekstual antara Dendang Siti Fatimah ini dengan berbagai nyanyian atau karya satra Melayu lainnya di dalam kebudayan masyarakat Melayu batang Kuis, maka dapat dikatakan bahwa Dednang Siti Fatimah ini memiliki identitas yang khas secara struktural dan temanya. Adapun temanya adalah mengenai hubungan antara ibu, ayah dengan anak bayinya. Karya-karya nyanyian lain juga memiliki kekhasannya misalnya Barzanji tentang riwayat Nabi Muhammad. Kemudian marhaban adalah ucapan selamat kepada orang dalam sebuah pesta. Kemudian syair adalah untuk menceritakan kisah-kisah atau cerita rakyat, dan seterusnya. Namun demikian sebagaimana lazimnya sastra Melayu, Dendang Siti Fatimah memiliki ciri-ciri umum yang menjadi identitas sastra Melayu. Ciri itu terdapat pada sbahagian besar karya-karya sastra Melayu. Ciri tersebut antara lain dapat digeneralisasi sebagai berikut. 1. Karya ini disusun bait demi bait. 2. Setiap bait empat baris seperti juga pantun, syair, dan nazam, 3. Memiliki tema utama, 4. Karya ini difungsikan dalam kegiatan sosial dan budaya Melayu. 5. Karya ini dilagukan dengan menggunakan unsur melodi dan ritme. 6. Dendang Siti Fatimah sebagaimana karya sastra dan nyanyian lainnya mengekspresikan kebudayan Melayu, yang mendasarkan pada konsep adat Melayu bersendikan syarak dan syarak bersendikan kitabullah. Universitas Sumatera Utara 83 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan