40
3.3.5 Bunga Rampai
Benda-benda perlengkapan upacara mengayunkan anak ini lainnya adalah bunga rampai, yaitu gabungan antara beberapa bunga, biasanya tujuh jenis bunga,
seperti mawar, melati, kenanga, bunga raya, dan lain-lainnya. Dalam kebudayaan Melayu bunga rampai adalah simbol keharuman. Dalam upacara mengayunkan
anak ini, diharapkan agar kelak ia menjadi manusia yang harum namanya, karena prilaku dan manfaatnya untuk masyarakat luas. Ini juga sesuai dengan pepatah
Melayu, harimau mati meningglkan belang, manusia mati meningglkan nama. Artinya nama manusia itu harum berkat budi dan jasanya di dunia ini.
Gambar 3.10: Bunga Rampai
sumber: dokumentasi Daniel Rizky Sianturi, 2014
Universitas Sumatera Utara
41
3.3.6 Air Tepung Tawar
Benda perlengkapan upacara lainnya adalah air. Air ini biasanya dicampur dengan ramuan-ramuan tepung tawar. Dalam kebudayaan Melayu air yang
kemudian dicampur dengan ramuan tepung tawar melambangkan pintu kehidupan atau awal dari kehidupan si anak. Jadi air inilah pembuka kehidupannya di dunia.
Gambar 3.11: Air Tepung Tawar
sumber: dokumentasi Daniel Rizky Sianturi, 2014
Universitas Sumatera Utara
42
3.3.7 Jeruk Purut
Benda upacara lainnya dalam upacara mengayunkan anak ini adalah jeruk purut. Pada upacara ini jerut purut digunakan sebagai lambang penolak bala.
Fungsi lainnya adalah untuk obat. Berbagai penyakit dapat diobati melalui media jeruk purut ini, dalam konsep perobatan Melayu tradisional.
Gambar 3.12: Jeruk purut
sumber: dokumentasi Daniel Rizky Sianturi, 2014
Universitas Sumatera Utara
43
3.3.8 Daun Jenjunhang
Benda upacara lainnya adalah daun jenjunhang, seperti gambar di bawah. Pada upacara mengayunkan anak ini daun jenjunhang digunakan sebagai lambang
agar si anak memiliki cita-cita yang tinggi seperti pohon jenjunhang yang tinggi, namun tetap rendah hati. Ini sesuai dengan pepatah Melayu: gantungkanlah cita-
citamu setinggi langit.
Gambar 3.13: Daun Jenjunhang
sumber: dokumentasi Daniel Rizky Sianturi, 2014
Universitas Sumatera Utara
44
3.3.9 Daun Sipenoh