Mata Pencarian Agama Struktur Melodi Dan Makna Teks Dendang Siti Fatimah Dalam Upacara Mengayunkan Anak Pada Kebudayaan Melayu Di Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis

24 Fokus penelitian penulis adalah Desa Bintang Meriah, yang luas desanya adalah 0,65 kilometer persegi, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 899, dan jumlah penduduknya 6.073 jiwa. Di desa inilah terdapat kelompok Dendang Siti Fatimah, yang pusat latihannya berada di rumah Ibu Aisyah.

2.2 Mata Pencarian

Penduduk Kecamatan Batang Kuis kebanyakan hidup dari pekerjaan bertani, pegawai negeri, pegawai perusahaan, nelayan, dan juga wiraswasta. Di Desa Bintang meriah mayoritas penduduknya adalah petani, khususnya petani sawah dan ladang, yang bercocok tanam padi dan palawija. Daerah Kecamatan Batang Kuis pada umumnya adalah dataran rendah yang subur. Tanahnya banyak mengandung zat-zat hara yang dibutuhkan oleh tumbuh- tumbuhan yang khas dataran rendah seperti pohon kelapa, kelapa sawit, bakau, padi, dan lain-lain. Oleh karena itu, daerah ini sangat cocok dijadikan lahan pertanian perkebunan. Oleh sebab itu, di Kecamatan Batang Kuis ini banyak dijumpai perkebunan yang bergerak di bidang agroindustri sawit dan coklat.

2.3 Agama

Masyarakat Melayu pada awalnya menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Kemudian setelah masuknya kepercayaan monotheisme agama Islam dan Kristen maka sebagian besar anggota masyarakat sudah memeluk agama Islam. Sesuai dengan dasar falsafah negara dan dengan ketentuan pemerintah, setiap warga negara Indonesia bebas memilih agamanya. Religi yang dikategorikan sebagai agama di Indonesia ialah: Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Budha, Hindhu, Universitas Sumatera Utara 25 dan Konghuchu. Selain itu religi yang dikategorikan pemerintah Indonesia sebagai aliran kepercayaan contohnya adalah: Parmalim, Sipelebegu, Kejawen, dan lain-lain. Mayoritas pemeluk agama di Batang Kuis merupakan agama pemeluk agama Islam, yakni kira-kira 80 dari jumlah penduduknya, sedangkan pemeluk agama Kristen, Hindu dan Budha berkisar lebih kurang 20 dari jumlah penduduk di Batang Kuis. Masuknya agama Islam merupakan lebih dahulu dari agama lainnya yaitu sewaktu pedagang-pedagang Gujarat dan Semenanjung Malaysia datang ke Pesisir Sumatera bagian Timur. Demikian juga karena Sultan sebagai kepala pemerintahan di Batang Kuis memeluk agama Islam turut menambah cepatnya perkembangan agama Islam sampai ke pelosok-pelosok desa.

2.4 Upacara-upacara Tradisional