Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah Mengukur Kepuasan Nasabah

3. Nasabah utama primer Artinya nasabah yang sudah sering berhubungan dengan kita. Pelanggan atau nasabah primer selalu menjadikan kita nomor satu dalam berhubungan. Pelanggan ini tidak dapat diragukan lagi loyalitasnya dan sikap kita terhadap mereka harus selalu dipupuk.

2.2.1.2 Pengertian Kepuasaan Nasabah

Ahli Engel, et. Al. mengungkapkan bahwa kepuasan nasabah merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil outcome sama atau melampaui harapan nasabah, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan nasabah. Sedangkan pakar pemasaran Kotler menandaskan bahwa kepuasan nasabah adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya Tjiptono, 1996 : 146.

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah

Dalam suatu perusahaan yang telah menyampaikan jasanya dengan baik, tetap saja akan ada nasabah yang tidak puas atau kecewa. Penyebabnya ada dua jenis yaitu Tjiptono, 1996 : 159: 1. Faktor internal yang relatif dapat dikendalikan perushaaan, misalnya karyawan yang kasar, „jam karet‟, kesalahan pencatatan transaksi, dan lain- lain. Universitas Sumatera Utara 2. Faktor eksternal yang di luar kendali perusahaan, seperti cuaca banjir, badai, gangguan pada infrastruktur umum listrik padam, jalan longsor, aktivitas kriminal pembakaran, vandalisme, dan masalah pribadi nasabah dompet hilang. Menurut Lupiyoadi 2001 : 158 menyatakan terdapat sejumlah faktor utama dalam kepuasan nasabah yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu: 1. Kualitas Produk Nasabah akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. 2. Kualitas Pelayanan Terutama untuk industri jasa, nasabah akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. 3. Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada nasabahnya. 4. Emosional Nasabah akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lainakan kagum kepadanya bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. 5. Biaya Nasabah yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Mengukur Kepuasan Nasabah

Kotler dalam buku Tjiptono 1996 : 148 mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan nasabah, yaitu: 1. Sistem keluhan dan saran Setiap perusahaan yang berorientasi pada nasabah customer oriented perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para nasabahnya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Metode yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis yang mudah dijangkau atau sering dilewati nasabah, menyediakan kartu komentar yang bisa diisi langsung ataupun yang bisa dikirimkan via pos kepada perusahaan, menyediakan saluran telepon khusus customer hot lines, dan lain- lain. Informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkannya untuk memberikan respon secara cepat dan tanggap terhadap setiap masalah yang timbul. 2. Survai kepuasan nasabah Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan nasabah dilakukan dengan menggunakan metode survai, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survai, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari nasabah dan sekaligus juga memberikan tanda signal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para nasabahnya. Pengukuran kepuasan nasabah melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: Universitas Sumatera Utara a. Directly reported satisfaction Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan. Pengukuran dilakukan melakukan item-item spesifik yang menanyakan langsung tingkat kepuasan yang dirasakan nasabah Tjiptono dan Gregorius, 2007 : 213. b. Derived dissatisfaction Pertanyaan yang diajukan menyangkut dual hal utama, yakni besarnya harapan nasabah terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan. Pengukuran ini mirip dengan pengukuran kualitas jasa SERVQUAL Tjiptono dan Gregorius, 2007 : 213. c. Problem analysis Nasabah yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan. d. Importance-performance analysis Cara ini diungkapkan oleh Martilla dan James. Dalam teknik ini, responden diminta untuk merangking berbagai elemen atribut dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu responden juga diminta merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen atribut tersebut. 3. Ghost shopping Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang ghost shopper untuk berperan atau bersikap sebagai nasabah potensial produk perusahaan dan pesaing. Universitas Sumatera Utara 4. Lost customer analysis Perusahaan berusaha menghubungi para nasabahnya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok. Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah.

2.2.4 Dimensi Kualitas Jasa