Penjelasan tentang Diagnosa Penyakit terhadap Pasien

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Dokter Spesialis

5.1.1. Penjelasan tentang Diagnosa Penyakit terhadap Pasien

Pada penelitian yang dilakukan, semua dokter spesialis mengatakan bahwa mereka memang menerangkan tentang diagnosa penyakit, karena mereka memahami bahwa menerima informasi tentang penyakit adalah merupakan hak setiap pasien yang mendatangi dokter dengan rasa kepercayaannya terhadap pengetahuan dokter untuk menyembuhkan penyakitnya. Fred Ameln 1991 dalam Wiradharma Tahun 1996, mengatakan kewajiban profesi dokter termasuk pula untuk selalu memperhatikan dan menghormati hak pasien, antara lain hak untuk memperoleh informasi, dimana pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan penyakit, yakni tentang diagnosis, tindak medik yang akan dilakukan, risiko dari dilakukan atau tidak dilakukannya tindak medik tersebut, termasuk identitas dokter yang merawat, aturan- aturan yang berlaku di Rumah Sakit tempat pasien dirawat. Seorang dokter harus memberikan informasi mengenai penyakit pasien.Informasi tersebut harus diberikan oleh dokter kepada pasien atau keluarganya dengan bahasa yang mudah dipahami. Dokter juga harus meyakinkan bahwa pasien atau keluarganya benar-benar sudah memahami informasi yang disampaikan , 78 Universitas Sumatera Utara sehingga dengan demikian tingkat kesenjangan pemahaman dokter dengan pihak pasien bisa lebih berkurang. Pada kenyataan yang terjadi selama ini di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, dokter bertemu dengan pasien saat visite pertama kalidan melakukan pemeriksaan fisik kepada tubuh pasien yang mengalami gangguan. Ketika menegakkan diagnosa dan diagnosa tersebut adalah penyakit yang sudah umum didengar oleh masyarakat, misalnya peradangan usus buntu, dokter tanpa menerangkan apa arti penyakit tersebut, seketika akan meminta persetujuan pasien atau keluarga untuk tindakan operasi, dan pasien atau keluarga tanpa bertanya lagi tentang penyakit itu akan segera memberikan persetujuan kepada dokter tanpa meminta penjelasan lebih lanjut. Demikian juga dokter pun tidak memberikan penjelasan lebih rinci tentang penyakit tersebut karena pasien maupun keluarga telah memiliki pengetahuan sebatas pemikiran mereka sendiri bahwasanya penyakit usus buntu memang harus segera dioperasi. Begitu juga misalnya dengan operasi sectio caesaria, dimana operasi tersebut untuk zaman ini sudah menjadi trend, walaupun tanpa ada indikasi untuk dilakukan soperasi, dokter yang menyarankan operasi jarang menerangkan bilamana diperlukan atau tidaknya tindakan operasi dan pasien pun tidak terlalu banyak bertanya tentang hal tersebut karena hal itu sudah menjadi lumrah pada masa kini untuk dilakukan dari pada persalinan normal atau spontan. Kejadian ini sangat sering terjadi di masyarakat, berkatinformasi yang pesat perkembangannya, operasi yang sudah lazim terjadi dalam keseharian masyarakat Universitas Sumatera Utara seperti contoh di atas membuat masyarakat menjadi “lebih pintar” dan lebih cepat memberikan persetujuan daripada menerima informasi lebih rinci dari dokter. Pola ini perlu di ubah agar tidak menjadi kebiasaan bagi dokter dan juga pasien itu sendiri. Karena walaupun operasi tersebut sangat sering terjadi, hendaknya dokter harus tetap memberikan penjelasan yang rinci tentang penyakit pasien dan pasien pun harus mendengarkan penjelasan dari dokter agar terjadi satu pemahaman yang sejalan tentang penyakit tersebut.

5.1.2. Pemberian Informed Consent secara Mendetail