Pasien Hak dan Kewajiban

5 Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. Menurut Leenen 1991 dalam Wiradharma Tahun 1996, kewajiban dokter dapat dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu: 1. Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis di mana dokter harus bertindak sesuai dengan standar profesi medis atau menjalankan praktek kedokterannya secara lege artis. 2. Kewajiban untuk menghormati hak-hak pasien yang bersumber dari hak-hak asasi dalam bidang kesehatan. 3. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan. Di sini dokter misalnya harus mempertimbangkan penulisan resep obat-obat yang harganya terjangkau dengan khasiat yang kira-kira sama dan tidak menulis resep obat yang tidak benar-benar diperlukan. Keputusan untuk merawat pasien di rumah sakit dilakukan dengan antara lain melihat keadaan sosial ekonomi pasien dan kebutuhan pasien-pasien lain yang lebih memerlukan perawatan.

2.5.2. Pasien

Hak pasien menurut UU No. 29 Tahun 2004 Pasal 52 antara lain : 1 Mendapat penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis 2 Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain 3 Mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan medis 4 Menolak tindakan rekam medis 5 Mendapatkan isi rekam medis Jacobalis, 2005. Universitas Sumatera Utara Secara yuridis, hak yang terdapat pada pasien dalam doktrin informed consent yaitu: 1 Hak untuk memperoleh informasi mengenai penyakitnya dan tindakan apa yang hendak dilakukan dokter terhadap dirinya. 2 Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang diajukannya. 3 Hak untuk memilih tindakan alternatif jika ada. 4 Hak untuk menolak usul tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya. Fred Ameln 1991 dalam Wiradharma Tahun 1996, mengatakan kewajiban profesi dokter termasuk pula untuk selalu memperhatikan dan menghormati hak pasien, antara lain : 1. Hak untuk memperoleh informasi Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan penyakit, yakni tentang diagnosis, tindak medik yang akan dilakukan. Risiko dari dilakukan atau tidak dilakukannya tindak medik tersebut, termasuk identitas dokter yang merawat, aturan-aturan yang berlaku di Rumah Sakit tempat ia dirawat. 2. Hak untuk memberikan persetujuan Persetujuan tindak medik informed consent penting untuk : - Memenuhi unsur persetujuan pasien sebagai wujud adanya hubungan pasien dan dokter. - Meniadakan unsur pidana penganiayaan berdasarkan Pasal 351 KUHP. Universitas Sumatera Utara 3. Hak atas rahasia kedokteran Rahasia medik adalah : - Segala sesuatu yang disampaikan oleh pasien secara sadar atau tidak sadar kepada dokter. - Segala sesuatu yang diketahui oleh dokter sewaktu mengobati dan merawat pasien. Etika kedokteran menyatakan bahwa rahasia ini harus dihormati dokter walaupun pasien telah mati. 4. Hak untuk memilih dokter Oleh karena terjadinya hubungan dokter pasien terutama berlandaskan kepercayaan, maka umumnya pasien selalu memilih untuk berobat kepada dokter tertentu. Akan tetapi hak memilih dokter ini bersifat relatif, terutama misalnya pada karyawan dari suatu perusahaan yang telah mempunyai dokter perusahaan atau dokter langganan perusahaan. 5. Hak untuk memilih sarana kesehatan Seperti halnya hak memilih dokter, pasien pun mempunyai hak memilih rumah sakit dalam batas-batas tertentu, biasanya rumah sakit yang dipilih pasien adalah rumah sakit yang mengutamakan pelayanan-perawatan yang baik, di samping kelengkapan peralatan medisnya. Meskipun demikian pasien biasanya lebih memilih dokter yang akan merawatnya dibandingkan rumah sakit dengan segala kelengkapanpelayanannya. Oleh karena itu dokter yang “laris” diharapkan oleh pihak rumah sakit untuk berpraktek di sana. Universitas Sumatera Utara 6. Hak untuk menolak pengobatanperawatan. Karena harus menghormati hak pasien, dokter tidak boleh memaksa orangyang menolak untuk diobati ; kecuali bila hal tersebut akan mengganggu kepentingan umum atau membahayakan orang lain, misalnya pada pasien gangguan mental yang mengamuk. 7. Hak untuk menolak tindakan medis tertentu Apabila pasien menolak suatu tindakan medis yang diperlukan dalam rangka diangnosisterapi, meskipun dokter telah memberikan penjelasan selengkapnya sebelumnya, dokter itu tidak boleh melakukannnya. Ada baiknya pasien diminta membuat pernyataan penolakan tindakan medis tersebut. 8. Hak untuk menghentikan pengobatanperawatan Alasan penghentian pengobatanperawatan biasa oleh karena kesulitan ekonomi atau karena menganggap hal tersebut tidak ada gunanya lagi untuk proses penyembuhan. Untuk itu pasien diminta membuat pernyataan penghentian perawatan atas dasar keinginan sendiri. 9. Hak atas ‘second opinion’ Pasien mempunyi hak untuk mendapatkan penjelasan dari dokter lain mengenai penyakitnya dan hal ini idealnya dilakukan dengan sepengetahuan dokter pertama yang merawatnya. 10. Hak ‘inzage’ rekam medis Ketentuan hukum menyatakan bahwa berkas rekam medis merupakan milik rumah sakit untuk administrasi yang baik sedangkan data informasiisinya adalah Universitas Sumatera Utara milik pasien karena berasal dari pasien. Oleh karena itu pasien berhak untuk mengetahui atau memeriksa rekam medis tersebut, atau membuat fotocopynya atas biaya pemohon. Akan tetapi ada bagian-bagian tertentu bukan milik pasien, yaitu : a. Personal note, yaitu catatan pribadi dokter misalnya mengenai perkiraan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pasien atau rencana-rencana tertentu dalam menegakkan diagnosismemutuskan terapi b. Catatan tentang orang ke tiga, misalnya anamnesis langsung tentang penyakit- penyakit yang kemungkinan terdapat pada sanak keluarga pasien 11. Hak beribadat menurut agama dan kepercayaan. Setiap pasien berhak untuk beribadat sejauh hal itu memungkinkan menurut keadaan penyakitnya dan tidak mengganggu pasien atau pengunjung rumah sakit. Kewajiban pasien menurut UU No. 29 tahun 2004 Pasal 53 yaitu antara lain : 1 Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya 2 Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi 3 Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan 4 Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima Jacobalis, 2005.

2.6. Informasi