Analisis Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Emiten Syariah : Studi Kasus pada Emiten Syariah yang Listing di Jakarta Islamic Index

(1)

ANALISA ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN

MARKET VALUE ADDED (MVA) SEBAGAI ALAT UKUR

PENILAIAN KINERJA EMITEN SYARIAH

Studi Kasus Pada Emiten Syariah Yang Listing di

Jakarta Islamic Index

Proposal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Di susun oleh : Lukman Hakim Giawa

NIM: 104046101682

KOSENTRASI MUAMALAH JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT tak henti-hentinya terucapkan atas rahmat dan hidayah serta tuntunan-Nya kepada penulis, sehingga hamba yang dhoif ini mampu menyelesaikan karya sederhana ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam tidak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga Allah menempatkannya pada tempat setinggi-tingginya.

Melalui segenap usaha, doa dan penantian yang panjang, akhirnya selesailah sudah karya sederhana ini. Penulis yakin bahwasanya karya ini tidak akan pernah selesai jikalau tiada bantuan dari pihak lain, sebab menyadari begitu banyak kekurangan pada diri penulis. Oleh karena itu, pada lembaran paling awal ini, penulis ingin mengungkapkan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang atas kontribusinya, mampu memberikan suntikan energi positif dalam penggarapan skripsi ini. Saya ucapkan terimakasih kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda atas doa dan upaya, kasih dan sayang, pengorbanan dan air mata, yang tiada dapat dituturkan oleh kata-kata, moga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda dan menempatkan engkau berdua di syurga-Nya yang paling tinggi.

2. Bapak Prof. DR. H. M. Amin Suma, S.H., M.A., M.M., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Euis Amalia, M. Ag. dan Bapak Ah. Azharudin Lathif, M. Ag. selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalah Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(3)

4. Bapak Dr. H.A. Juaini Syukri, Lc, M.A dan bapak Indoyama Nasaruddin, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing atas segenap waktu dan kesabarannya dalam membimbing penulis.

5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah serta staf perpustakaan dari beberapa universitas lainnya atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.

6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum atas kemudahan yang penulis rasakan selama pengumpulan literatur, serta staf dari berbagai perpustakaan dari beberapa universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

7. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

8. Segenap pimpinan dan staf Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data laporan keuangan perusahaan.


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11

BAB III TINJAUAN TEORI & METODE ANALISIS A. TINJAUAN TEORI... 31

1. Economic Value Added (EVA)... 31

2. Market Value Added (MVA)... 37

3. Jakarta Islamic Index (JII)... 39

B. METODE ANALISIS... 43

BAB IV DATA DAN FAKTA PERUSAHAAN... 56

A. Earning Pershare (EPS)... 58

B. Net Income (Loss)... 60

C. Liabilitas... 62


(5)

E. Pertumbuhan Ekuitas... 67 F. Pertumbuhan Aset... 69

BAB V ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE

ADDED TERHADAP KINERJA EMITEN

A. Analisis Economic Value Added... 71 B. AnalisisMarket Value Added... 80

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan... 87 B. Saran... 89 DAFTAR PUSTAKA


(6)

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 4.1 Table 4.1 Earning pershare (EPS)... 63

Tabel 4.2 Tabel 4.2 Net Income... 65

Tabel 4.3 Liabilitas Emiten... 67

Tabel 4.4 Company Sales... 69

Tabel 4.5 Pertumbuhan Ekuitas Emiten... 72

Tabel 4.6 Aset Emiten... 74

Tabel 5.1 Peringkat Economic Value Added (EVA) tahun 2005 ... 79

Tabel 5.2 Peringkat Economic Value Added (EVA) tahun 2006 ... 80

Tabel 5.3 Peringkat Economic Value Added (EVA) tahun 2007 ... 83

Tabel 5.4 Peringkat Market Value Added (MVA) tahun 2005 ... 86

Tabel 5.5 Peringkat Market Value Added (MVA) tahun 2006 ... 88


(7)

Daftar Grafik dan Gambar

Halaman

Grafik 1.1 kerangka Pemikiran ... 10

Gambar 2.1 Nilai Perusahaan, Nilai Kapital dan MVA... 36

Diagram 4.1 Earning Pershare (EPS)... 64

Diagram 4.2 Net Income (Loss)... 66

Diagram 4.3 Liabilitas Emiten... 68

Diagram 4.4 Company Sales... 70

Diagram 4.5 Pertumbuhan Ekuitas Emiten... 73

Diagram 4.6 Aset Emiten... 74

Diagram 5.1 Peringkat Economic Value Added (EVA) tahun 2005... 79

Diagram 5.2 Peringkat Economic Value Added (EVA) tahun 2006 ... 81

Diagram 5.3 Peringkat Economic Value Added (EVA) tahun 2007 ... 82

Diagram 5.4 Peringkat Market Value Added (MVA) tahun 2005 ... 85

Diagram 5.5 Peringkat Market Value Added (MVA) tahun 2006 ... 87


(8)

DAFTAR LAMPIRAN Tabel 6.1 IHSG Tahun 2005-2006-2007

Tabel 6.4 Perhitungan Market Return TAHUN 2006 Tabel 6.2 Tingkat SBI (1 BULAN) Tahun 2005-2006-2007 Tabel 6.3 Perhitungan Market Return Tahun 2005 Tabel 6.6 Perhitungan Return Saham ANTAM Tabel 6.7 Perhitungan Return Saham BNBR Tabel 6.8 Perhitungan Return Saham BUMI Tabel 6.9 Perhitungan Return Saham INKP Tabel 6.10 Perhitungan Return Saham INTP Tabel 6.11 Perhitungan Return Saham INDF Tabel 6.12 Perhitungan Return Saham ISAT Tabel 6.13 Perhitungan Return Saham INCO Tabel 6.14 Perhitungan Return Saham KLBF Tabel 6.15 Perhitungan Return Saham MEDC Tabel 6.16 Perhitungan Return Saham PGAS Tabel 6.17 Perhitungan Return Saham LSIP Tabel 6.18 Perhitungan Return Saham PTBA Tabel 6.19 Perhitungan Return Saham UNTR Tabel 6.20 Perhitungan Return Saham UNVR

Tabel 6.21 Hasil Perhitungan NOPAT 2005-2006-2007 Tabel 6.22 Hasil Perhitungan Struktur Modal

Tabel 6.23 Hasil Perhitungan Biaya Modal Sebelum Pajak

2005-2006-2007

Tabel 6.24 Hasil Perhitungan Tarif Pajak 2005-2006-2007

Tabel 6.25 Hasil Perhitungan Cost of Debt Tahun 2005-2006-2007 Tabel 6.26 Hasil Perhitungan BETA Tahun 2005-2006-2007 Tabel 6.27 Hasil Perhitungan Cost Common Stock Tahun

2005-2006-2007

Tabel 6.28 Weighted Average Cost of Capital (WACC) Tabel 6.29 ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Tabel 6.30 MARKET VALUE ADDED (MVA)


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bagi seorang investor maupun manajer investasi yang bergelut di pasar saham, membuat keputusan investasi yang tepat adalah hal yang sangat penting. Keputusan investasi yang salah akan menyebabkan hilangnya sejumlah modal (capital loss) yang bisa jadi sangat besar sedangkan keputusan investasi yang tepat akan mendatangkan deviden dan menambah capital gain dari investasi yang dilakukan. Mengalami kerugian dalam berinvestasi bagi seorang investor adalah hal yang biasa, itu sebabnya mengapa investor yang piawai akan melakukan investasi jangka panjang dan menyebar investasinya kedalam beberapa perusahaan prospektif untuk meminimalisir tingkat kerugian yang mungkin akan diderita.

Dalam investasi saham, ada 2 metode yang lazim digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan memprediksi pergerakan harga dari sebuah saham dimasa mendatang, yaitu analisis fundamental dan analisis tehnikal . Analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham1. Karenanya, analisis fundamental lebih sesuai untuk investasi jangka panjang. Seorang analis fundamental sejati biasanya tak cuma sekadar menganalisis data keuangan saja, tetapi juga datang ke perusahaan yang diincar, berbicara dengan manajemen dan pemiliknya, melihat visi-misi dan rencana stratejik ke depan, dan sebagainya. Tak jarang seorang analis fundamental sejati sampai terbang ke seantero dunia demi mengorek informasi langsung dari perusahaan.

1

Tjiptono Darmadji, Hendi M. Fakhrudin, Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta,Salemba Empat), h 189.


(10)

Sementara itu, analisis tehnikal menilai harga saham berdasarkan refleksi harga dimasa lalu dengan membaca sentimen, tren, dan proyeksi yang mungkin terjadi dimasa depan kemudian memperkirakan arah pergerakan harga, membuat batas-batas pergerakan dalam kondisi tertentu, serta menunjukkan target arah beserta risikonya.Analisis tehnikal lazimnya dilakukan dengan bantuan program aplikasi dan banyak mengeksploitasi grafik (chart). Karena sifat dan karakternya, analisis tehnikal lebih cocok untuk trading

(spekulasi) dalam jangka pendek atau perlindungan (hedging).

Peneliti tidak akan membahas analisistehnikal lebih lanjut sebab salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mencoba membudayakan sikap menolak untuk aksi spekulasi dipasar modal dan meningkatkan jumlah investasi jangka panjang, meskipun beberapa analis percaya bahwa analisa fundamental dan tehnikal dapat saling bersinergi dan dapat digunakan untuk investasi jangka panjang. Namun analisis fundamental tetap lebih ideal untuk analisis investasi jangka panjang.

Dalam Analisis fundamental ada dua cara atau gaya yang umum dilakukan oleh investor yaitu Value Investing (berdasarkan nilai) dan Growth Investing (berdasarkan pertumbuhan). Dalam Value Investing investor akan melakukan analisa dengan menghitung nilai intrinsik dari saham tersebut, sedangkan dalam growth investing yang dihitung adalah laju pertumbuhan dari laba emiten penerbit saham tersebut. Value investing sudah dikenal sejak tahun 1930-an, namun metode ini menjadi sangat populer setelah Warren Buffet diketahui menggunakan cara ini2.

Ada dua cara yang umum digunakan oleh investor dan manajer investasi untuk menemukan nilai dari suatu saham, yang pertama adalah Deviden Discount Model, dan

2Investing in JSX now?. No I’m not that fool, another 22 strategi and technik.

Jaka E. Cahyono, Elex Media Komputindo, h 113


(11)

Net Asset Value. Tehnik valuasi relatif juga digunakan untuk mencari nilai dari sebuah saham, yaitu dengan mengukur Price to Book Value Ratio dan Price to Earning Ratio.

Selain itu ada dua ukuran sederhana yang mendapat pengakuan dari seluruh dunia beberapa tahun terakhir, yaitu Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added

(EVA). Pada akhir tahun 1980-an Stern Stewart & Co terutama George Bennet Stewart III menemukan bahwa economic value added (EVA) yang berhasil diciptakan oleh perusahaan adalah faktor yang paling relevan dalam menentukan pembentukan nilai perusahaan3. Berdasarkan penelitian mereka di amerika serikat, economic value added

dianggap paling memiliki korelasi dengan perubahan dan penciptaan nilai saham dipasar modal.

Economic value added digunakan untuk mengukur nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan operasionalnya. Perusahaan yang berhasil menciptakan pendapatan di atas biaya modalnya, berarti sudah menciptakan nilai tambah. Sebaliknya, bila pendapatan lebih rendah dibandingkan biaya modal, berarti telah terjadi penghancuran nilai di perusahaan tersebut. Maka, economic value added disebut sebagai metrik kinerja (performance metric), sedangkan market value added lebih merupakan metrik kekayaan (wealth metric) yang mengukur nilai perusahaan dari waktu ke waktu.

Market value added adalah cerminan dari seberapa besar kemampuan manajemen dalam menciptakan kekayaan (wealth) yang diakumulasi perusahaan dari waktu ke waktu untuk pemegang saham4. Angka market value added diperoleh dengan menghitung nilai perusahaan (company/enterprise value), penjumlahan harga pasar seluruh saham, surat utang dan surat berharga lainnya yang dimaksudkan untuk memobilisasi kapital,

3

Saiful M. Ruky, Menilai Penyertaan Dalamm Perusahaan, (Jakarta, Gramedia), h 344

4


(12)

dikurangi nilai buku (book value) atau modal yang diinvestasikan. Market value added

merupakan nilai bersih sekarang (net present value) dari seluruh economic value added

yang akan datang. Dengan kata lain market value added adalah jumlah dari seluruh

economic value added dimasa depan yang didiskon kemasa sekarang5.

Penghitungan economic value added sangat dirasakan signifikansinya dalam mengukur kinerja manajemen perusahaan, sebab bagi emiten modal ekuiti yang diperoleh dari investor terlihat seperti uang bebas, karena emiten tidak harus membayar kembali sebagaimana kalau modal tersebut berasal dari pinjaman. Akan tetapi pada kondisi yang real, bagaimanapun juga pemodal mengiinginkan hasil dari equitas yang mereka tanamkan. Oleh karena itu emiten harus memperoleh hasil paling tidak sama dengan hasil yang dapat diperoleh pemodal dari investasi lain dengan risiko yang sama. Jika laba operasi yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan lebih besar dari biaya modal yang digunakan, maka emiten tersebut telah menambahkan nilai kepada pemodal ekuitas. Inilah mengapa dalam membuat keputusan investasi, investor harus menganalisa kemampuan pihak manjemen perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bagi para pemodalnya.

Maraknya pemain saham yang berspekulasi di pasar saham telah mendorong peneliti untuk mencoba menelaah dan menggali kembali beberapa metode yang di gunakan dalam analisa fundamental yang notabene mempersyaratkan investasi dengan jangka waktu yang panjang. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengangkat metode analisa dalam mengukur nilai dari sebuah saham dengan analisis Economic Value Added

(EVA) dan Market Value Added (MVA) dengan sampel penelitian saham-saham syariah yang terdapat dalam Jakarta Islamic Index (JII).

5


(13)

Judul penelitian ini adalah “ANALISA ECONOMIC VALUE ADDED DAN

MARKET VALUE ADDED SEBAGAI ALAT UKUR PENILAIAN KINERJA EMITEN SYARIAH Studi Kasus Pada Saham Syariah di Jakarta Islamic Index (JII)”

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam skripsi ini lebih fokus dan terarah penulis akan membatasi masalah berkisar pada analisa terhadap kinerja emiten yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index (JII) (indeks emiten syariah) dengan memanfaatkan data laporan keuangan tahuan emiten yang dipublikasikan setiap tahunnya kepada publik. Analisa akan dilakukan dengan menggunakan analisa economic value added dan market value added.

Dari uraian tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang diteliti dalam penyusunan skripsi ini yaitu :

1. Bagaimana kinerja emiten yang listing di Jakarta Islamic Index (JII) bila diukur dengan metode Economic Value Added

2. Bagaimana kinerja emiten yang listing di Jakarta Islamic Index (JII) bila diukur dengan metode Market Value Added dan

3. Apakah terdapat pengaruh antara Economic Value Added terhadap Market Value Added pada emiten yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII).

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengukur kinerja dari emiten yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) dengan metode Economic Value Added


(14)

2. Mengukur kinerja dari emiten yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index

(JII)dengan metode Market Value Added

3. Untuk melihat apakah terdapat pengaruh dari pergerakan nilai Economic Value Added terhadap nilai Market Value Added dari masing-masing perusahaan yang diteliti.

Sedangkan manfaat dari penelitian 1) Bagi peneliti

Merupakan kesempatan bagi peneliti untuk mengeksplor pengetahuan dan teori-teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan pada praktek yang sebenarnya, khususnya pada perusahaan yang diteliti.

2) Bagi manajemen perusahaan

Hasil dari penelitian ini akan memberikan informasi kepada pihak manajemen mengenai cara pandang investor dalam mengukur kinerja perusahaannya dan peringkat perusahaan tersebut. Serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik, sehingga bisa dijadikan sebagai alat ukur kinerja perusahaan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.

3) Bagi investor

Hasil penelitian yang ada diharapkan dapat digunakan sebagi bahan pertimbangan dalam melakukan investasi pada emiten yang listing di Jakarta Islamic Index (JII).


(15)

Dapat menambah wawasan pembaca terutama dalam hal pengenalan konsep

Economic Value Added dan Market Value Added dalam pengukuran kinerja emiten dan besar harapan dari peneliti semoga penelitian ini nantinya dapat dijadukan sebagai bahan referensi untuk kajian yang lebih mendalam lagi atas prestasi dan kinerja emiten di pasar modal khususnya emiten yang terdaftar sebagai saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII).

D. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memilih Bursa Efek Indonesia (pasar surat berharga) sebagai tempat untuk melakukan penelitian. Peneliti melakukan observasi tidak langsung dengan mengunakan data-data yang ada di Bursa Efek Indonesia yaitu berupa data-data sekunder dengan mengambil sampel emiten syariah yang secara konstan bertahan dalam daftar Jakarta Islamic Index (JII) selama periode penelitian yaitu Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.

Data yang digunakan adalah studi bulanan dengan batas waktu Januari 2005 sampai dengan Desember 2007 serta informasi terkait dengan permasalahan yang akan dibahas. Untuk memperoleh data tersebut peneliti akan datang langsung ke BEI untuk memperoleh data yang diperlukan. Peneliti juga akan melakukan studi kepustakaan untuk memperoleh landasan dan konsep yang kuat dari literatur-literatur berupa text book,

jurnal ekonomi, surat kabar & majalah ekonomi dan investasi, serta media internet sebagai tambahan referensi agar dapat memecahkan permasalahan.

Dalam menghitung nilai EVA yang dihasilkan oleh emiten digunakan metode penghitungan EVA yang dapat dirumuskan sebagai berikut


(16)

Sedangkan untuk menghitung nilai MVA perusahaan dapat digunakan metode kalkulasi MVA yang dapat dirumuskan dengan

MVA = (Harga Pasar Saham – Nilai Buku Perlembar Saham) x Jumlah saham Beredar

Selanjutnya penghitungan dan pengujian hipotesa akan dilakukan dengan pengaplikasian program SPSS versi 13. Tehnik penulisan laporan merujuk buku pedoman penulisan skripsi fakultas Syari’ah dan Hukum UIN.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi akan terbagi dalam lima bab yang akan memberikan gambaran secara lebih terperinci. Secara garis besar pembahasan skripsi ini meliputi sistematika sebagai berikut. Bab I Bab ini berisi tentang pendahuluan yang akan menjabarkan latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian skripsi dan sistematika pembahasan yang akan menjabarkan secara singkat mengenai permasalah yang akan dibahas secara lebih mendalam Bab II Bab ini akan berisi tentang tinjauan teori yang akan mepaparkan tinjauan teoritis

tentang economic value added dan market value added, keunggulan dari metode penghitungan economic value added berikut kelemahannya, cara penghitungan dengan metode economic value added, konsep biaya modal, cara menghitung biaya modal, biaya modal dengan data-data weighted average cost of capital, Pengertian market value added, market value added


(17)

kekayaan pemegang saham, Nilai perusahaan dan market value added, Nilai

market value added dan cara menghitung nilai market value added.

Bab III Bab ini berisi sekilas gambaran umum dari masing-masing emiten, juga akan dijelaskan sejarah kemunculan Jakarta Islamic Index (JII), visi dan misi yang diemban oleh setiap perusahaan, gambaran proyeksi bisnis perusahaan dalam business review, produk-produk unggulan perusahaan, serta gambaran atas tantangan serta peluang meraka dalam menjalankan bisnis perusahaan.

Bab IV Dalam bab ini dijelaskan tentang analisa dan hasil pengolahan data perusahaan dengan metode economic value added dan market value added dalam bentuk peringkat berdasarkan tahun yang terbagi dalam tiga tahun peringkat. Juga akan dipaparkan metode analisis, dalam metode analisis di akan dijelaskan tentang cara atau metode yang digunakan dalam menganalisa hubungan antara kedua analisa yang dipakai untuk mengukur kinerja perusahaan.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa penelitian yang dijadikan peneliti sebagai kajian terdahulu yang membahas tentang analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA), diantaranya adalah :

Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sherly L dengan judul penelititan Analisa Economic Value Added (EVA) Dari 15 Bank-Bank Go Public Tahun 1992 - 1996 Di Indonesia.

Berdasarkan hasil dari analisis EVA terhadap kinerja bank selama lima tahun periode penelitian hanya ada tiga bank yang tetap memperoleh nilai EVA positif, sedangkan 13 bank lainnya dalam lima tahun periode penelitian secara acak memperoleh nilai EVA positif dan negatif. Ketiga bank terbaik tersebut adalah Bank Dagang Nasional Indonesia, Bank Bali, dan Bank Niaga. Berikut adalh tabel hasil penghitungan analisis EVA dari kinerja manajemen bank.

Berdasarkan analisis koefisien korelasi (r) antara EVA dengan harga saham perusahaan (P), bank-bank publik yang menunjukkan adanya hubungan positif (peningkatan nilai EVA akan diikuti peningkatan harga saham) dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1 koefisien korelasi


(19)

BII 0.7472 Kuat

DUTA 0.6827 Cukup kuat

INTER-PACIFIC 0.6757 Cukup kuat

DANAMON 0.6631 Cukup kuat

LIPPO 0.5342 Cukup kuat

FICORINVEST 0.4385 Cukup kuat

PDFCI 0.3895 Rendah

SURYA 0.2029 Rendah

BUN 0.0948 Sangat rendah

BALI 0.0547 Sangat rendah

Sementara bank publik yang menunjukkan hubungan yang negati antara EVA dan harga saham (P) terdapat pada tabel berikut.

Tabel 2

Nama Bank Koefisien Korelasi (r) Sifat Hubungan

TAMARA -0.3745 Rendah

NIAGA -0.3625 Rendah

BDNI -0.1969 Sangat rendah

PANIN -0.0241 Sangat rendah

INDOVEST -0.0178 Sangat rendah

Dari pengujian hipotesis korelasi tidak satupun dari bank publik diatas yang terbukti memiliki hubungan antara EVA dengan harga dari saham (P) bank publik tersebut.

Pertama, berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Julianti Sjarief dan Aruno Wirjolukito dengan judul penelitian Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Faktor Lainnya Terhadap Harga Pasar Saham.

Pada penelitian ini, mereka inGaruda Indonesian membuktikan apakah EVA benar-benar dapat diandalkan dalam mengukur kinerja manajemen perusahaan terutama di Indonesia. Secara teori, kinerja manajemen yang baik akan meningkatkan nilai pemegang saham, dalam hal ini adalah harga pasar dari saham. Sehingga kesimpulan sementara mereka adalah kinerja manajemen yang baik, yang dalam hal ini diukur dengan EVA, akan berpengaruh positif terhadap harga pasar dari saham perusahaan.


(20)

Analisa Dan Pembahasan

Berikut ini tampilan gambaran umum mengenai EVA, DER, UMUR, dan perubahan harga saham (SAHAM) dari sampel penelitian ini.

Tabel 1 Deskriptif Statistik

N Range Min Max Mean Deviation STD

EVA 51 1.02 -36% 65% -6.86% 0.13233

DER 51 164.27 -148 16.27 -1.7929 21.817

UMUR 51 109 -7 116 28.4314 18.546

SAHAM 51 17200 -6600 10600 -450.098 2478.3768

Uji Normalitas dari dependen variabel dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan nilai signifikansi pada à=1% dan H0 adalah data terdistribusi secara normal. Hasil dari Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data berdistribusi dengan normal. Berikut adalah tabel pengujian normalitas dari dependen variabel.

Tabel 2

Uji Kolmogorov-Smirnov Nilai uji K – S

Unstandardized

residual 0.124*

*

signifikan pada = 0.01

Untuk Uji Multikoliniearitas digunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Korelasi yang kuat akan ditandai dengan angka VIF yang tingGaruda Indonesia, sedangkan nilai VIF dibawah 5 menandakan peluang terjadinya multikoliniearitas antara sesama variabel independen adalah kecil. Hasil uji menunjukkan bahwa peluang terjadinya multikolinearitas tidak ada, sehingga analisis regresi akan dapat menjelaskan dengan baik hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Berikut tabel hasil pengujian adalah :


(21)

Variance Inflation Factor

Dependen Variabel VIF

EVA DER UMUR

1.063 1.014 1.077

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 11.0, berikut adalah hasil dari analisa regresi yang telah disederhanakan.

Tabel 4

Hasil Analisis Regresi

Model Beta t-value

(Constan) EVA DER UMUR

159.714 8205.966

3.310 -51.959

2.488 3.385* 0.230 -2.984 R2

F-value

0.259 5.480*

Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Zumawarni dengan judul Analisis Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) Sebagai Alat Ukur Kinerja (Studi kasus PadaPerusahaan Publik LQ-45Tahun 1999 – 2003)

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi tidak langsung terhadap perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian dengan menggunakan data-data yang dihimpun oleh BEI, yaitu berupa data-data IHSG dan saham individu perusahaan yang masuk dalam kelompok LQ-45 dan dalam penelitian ini diambil studi bulanan dengan batas waktu lima tahun penelitian (1999 s/d 2003). Pemilihan saham-saham dalam kelompok LQ-45 ini karena kelompok saham ini aktif diperdagangkan dan bersifat liquid. Sampel yang diambil adalah sepuluh (10) perusahaan publik dengan tehnik purposive sampling,


(22)

Berikut adalah tabel hasil penghitungan nilai EVA dan MVA sepuluh perusahaan yang menjadi objek penelitian

Tabel 1

1999 2000 2001 2002 2003

PT EVA MVA EVA MVA EVA MVA EVA MVA EVA MVA

ANTM (83,399) 348,315 237,488 (438,163) (1,048) (884,923) 145,243 (715,384) 184,456 1,663,500

ASTRA (147,628) 6,253,706 2,535,044 3,694,791 3,383,356 2,085,234 1,553,940 3,249,654 1,153,190 8,718,500

GGRM 840,646 30,998,982 1,719,658 9,368,384 2,673,083 8,995,111 2,546,755 6,705,447 1,680,492 15,529,300

HMSP 1,214,016 13,618,400 162,428 10,028,896 886,141 9,954,000 2,049,463 11,529,000 2,410,059 14,584,500

INDF 840,208 14,184,475 2,087,593 4,184,292 1,154,242 2,023,476 1,053,508 1,839,440 879,043 3,597,800

ISAT 824,959 11,587,245 755,447 4,752,945 1,342,278 (1,489,049) (983,536) (1,101,772) 2,159,264 4,481,600

KLBF 106,893 2,388,960 284,682 1,059,869 2,845,990 621,303 382,774 665,971 372,970 3,293,300

SMGR (308,536) 4,160,961 279,324 500,027 653,507 52,197 72,901 1,538,636 269,584 1,185,700

TLKM (28,765) 28,536,479 2,348,117 7,328,160 5,138,440 23,939,999 6,657,086 24,121,439 6,821,984 51,135,000

UNVR 138,315 84,196,745 263,978 8,126,713 672,398 10,692,682 165,421 11,815,055 602 25,339,000

Selama lima tahun periode penelitian PT Telekomunikasi berhasil menjadi yang terbaik dalam perolehan nilai EVA perusahaan hal ini membuktikan kinerja manajemen yang baik dalam mengelola dana perusahaan. Dari 10 perusahaan ini terdapat 4 perusahaan yang mencatatka nilai MVA negatif selama periode penelititan yaitu PT Aneka Tambang (1999 & 2001), PT Astra International (1999), PT Indosat (2002), dan PT Semen Gresik (1999). Sedangkan untuk nilai MVA tertinggi di raih oleh PT Unilever Tbk pada tahun 1999 yaitu sebesar Rp84,196,745 juta. Namun nilai ini mengalami penurunan yang sangat drastis pada tahun berikutnya (2000) menjadi Rp 8,126,713 juta. Telkom berada diurutan kedua dalam perolehan nilai MVA ini dengan nilai raihan tertinggi pada tahun 2003 sebesar Rp25,339,000 juta. PT Aneka Tambang dan PT Indosat adalah perusahaan yang memilii catatan nilai MVA yang negatif selama periode penelitian ini.

Dalamm pengujian statistika korelasi pearson antara nilai EVA dan MVA pada 10 perusahaan LQ-45 diperoleh hasil sebagai berikut:


(23)

Tabel 2

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi pearson EVA dan MVA yang terdapat dalam tabelsebesar 0,303* menunjukkan adanya korelasi yang rendah, sedangkan jika dilihat dengan tingkat keabsahan = 5% sig. (2-tailed) adalah 0.032 0.05, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara EVA dan MVA. Hasil hitungan 0.032 0.05 ini berarti H0 : ditolak keadaan ini menunjukkan bahwa nilai EVA dan MVA ada hubungan yang signifikan.

Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Juniah dengan judul Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. (Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2004 – 2005)

Penelitian dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI dari tahun 2004 s/d 2005. Informasi yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan laba rugi, neraca dan catatan atas laporan keuangan yang digunakan untuk mengetahui Net Operating Profit After Tax, Struktur Modal, biaya modal sebelum pajak, tarif pajak, cost of debt, beta, Cost of Common Stock, Weighted Average of Cost of Capital dan jumlah saham yang beredar. Untuk mengetahui

Return Market digunakan IHSG bulan Januari sampai Desember. Untuk mengetahui

Return Saham menggunakan harga saham individual danuntuk mengetahui Rf (tingkat bebas risiko) menggunakan suku bunga SBI. Sedangkan JSX Monthly Statistics


(24)

digunakan unhtuk mengetahui harga saham individual dan total nilai modal yang diinvestaskan dalam perusahaan.

Hasil Penelitian

Selama dua tahun periode penelitian HM Sampoerna mendominasi dalam perolehan nilai EVA positif dibandingkan dengan perusahaan lain. Pada tahun 2004 EVA Sampoerna mencapai Rp1.831.717.337.000 dan pada tahun 2005 nilai EVA Sampoerna mencapai Rp2.124.151.159.000. Sedangkan perusahaan dengan nilai EVA terendah (negatif) pada tahun 2004 dimiliki oleh PT Suba Indah Tbk dengan nilai EVA Rp-236.924.350.000, dan pada tahun 2005 nilai EVA negatif di miliki oleh PT Bentoel International Rp -1.402.045.561.000.

Sampoerna juga meraih nilai MVA tertinggi selama dua tahun periode penelitian ini dengan nilai MVA tahun 2004 sebesar Rp24.287.950.000.000 dan pada tahun 2005 nilai MVA sebesar Rp34.375.700.000.000. sedangkan perusahaan dengan nilai MVA terkecil pada tahun 2004 dimiliki oleh PT Bentoel International Rp-312.356.000.000 da pada tahun 2005 nilai MVA terendah dimiliki oleh PT Mayora Indah Rp-253.401.000.000.

Berdasarkan uji regresi linear sederhana didapatkan nilai koefisien regresi 0,700 yang berarti bahwa setiap kenaikan EVA sebesar Rp1 akan meningkatkan nilai MVA sebesar Rp 0,700. Atau setiap kenaikan 1% EVA akan meningkatkan nilai MVA sebesar 70% . Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) sebesar 70% menunjukkan bahwa EVA berpengaruh secara signifikan terhadap MVA dan sisanya 30% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Hasil Uji T menunjukan nilai dari T hitung sebesar 12,790 > T tabel (1,688)


(25)

dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 hal ini berarti Ha diterima, sehingga variabel EVA berpengaruh secara signifikan terhadap nilai MVA.

Implikasi.

Berdasarkan hasil dari analisis data diatas, implikasi dari penelitian ini adalah agar perusahaan menggunakan metode EVA serta MVA dalam mengukur kinerja perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. dengan menggunakan metode ERVA dan MVA yang baik maka akan dapat memberikan prestasi yang baik bagi manajemen perusahaan yang akan berimplikasi terhadap kemajuan perusahan tersebut. MVA bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan selama usia perusahaan, MVA tidak hanya mengukur kinerja tetapi juga sebagai cerminan dari perspektif investor terhadap kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Dengan demikian disarankan bagi investor pada masa yang akan datang sebaiknya menggunakan metode EVA dan MVA dalam peningkatan perusahaan.

Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Gaffari dengan judul penelitian Penciptaan Nilai Pada Garuda Indonesia Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan Garauda Indonesia untuk menGaruda Indonesiamplementasikan economic value added baik itu di tingkat strategic business unit (SBU) Garuda maupun di tingkat perusahaan.

Berikut ini merupakan tabel hasil penghitungan nilai EVA yang telah dilakukan penyesuaian

Tabel 1 EVA EVA adjusted

Garuda Indonesia

EVA adjusted SBU Cargo

EVA adjusted SBU GSM

EVA adjusted SBU GATT !


(26)

# # " " # " !!

" ! ! ! ! ! "! "" ! # ! !

" ! "" ! ! " ! " "# #

! # " !

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2000 Garuda Indonesia berhasil menciptakan EVA Rp1.131.186.908.113, untuk periode tahun yang sama kinerja manajemen SBU Cargo yang bergerak dalam bidang pengangkutan barang, hanya mampu meraih impas atau nilai EVA Rp0. Begitu juga dengan kinerja manajemen SBU GSM (Garuda Sentra Medika) yang merupakan pelayanan kesehatan bagi pegawai Garuda Indonesia dan pihak ketiga, hanya mampu meraih nilai EVA Rp0 atau impas atau nilai laba perusahaan mampu menutupi seluruh biaya modal yang dikeluarkan. Masih pada tahun yang sama nilai EVA SBU GATT juga impas.

Nilai EVA Garuda Indonesia merosot sangat tajam pada periode berikutnya dengan nilai EVA pada tahun 2001 yang hanya sebesar Rp58.250.058.060, sedangkan untuk SBU Cargo dan SBU GSM kembali hanya mampu meraih EVA impas. Sedangkan SBU GATT meraih EVA positif Rp. 40.202.820.405

Pada periode berikutnya yaitu tahun 2002 nilai EVA Garuda Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp381.726.166.002, kinerja manajemen SBU Cargo sudah mulai menampakkan hasil dengan meraih nilai EVA positif sebesar Rp 72.468.402.723. SBU GSM kembali hanya mampu menghasilkan nilai impas. Pada tahun ini kinerja SBU GATT terpuruk dengan perolehan nilai EVA negatif Rp-20.413.992.820.

Sangat disayangkan nilai yang telah dicapai Garuda Indonesia ini kembali merosot tajam pada tahun berikutnya (2003), nilai EVA Garuda Indonesia jatuh ke hasil negatif Rp-409.616.828.369 pada tahun ini bisa kita simpulkan telah terjadi pengurangan


(27)

nilai yang sangat besar atas kinerja manajemen GARUDA INDONESIA. Begitu juga pada periode tahun penelitian berikutnya tahun 2004 penghancuran nilai ini kembali bertambah besar dengan perolehan nilai EVA yang kembali negatif Rp-830.339.813.044. Garuda Indonesia hanya mampu memperbaiki kinerjanya pada tahun berikutnya namun hanya mampu meraih nilai impas.

Kinerja manajemen SBU Cargo mengalami penurunan pada tahun 2003 dengan perolehan nilai Rp59.989.549.138, nilai ini masih akan terkoreksi pada tahun 2004 dengan perolehan nilai Rp 32.689.331.891. Pada tahun 2005 SBU Cargo hanya mampu meraih nilai impas. SBU GSM pada tahun 2003 masih bertahan dengan nilai impas namun kinerja manajemennya mulai menampakkan hasil yang terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya dengan nilai EVA pada tahun 2003 s/d 2005 berturut-turut Rp3.844.231.923, Rp5.164.528.901, Rp9.133.627.802.

Berbeda dengan SBU GSM, SBU GATT masih terus menanggung nilai EVA negatif selama tiga tahun penelitian berikutnya 2003 s/d 2005 dengan perolehan nilai EVA negatif berturut-turut Rp -10.413.473.807, Rp -22.175.621.909, Rp-1.068.423.139.

Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lilyana Kusnaedi S.E, A.k. dengan judul penelitian Analisis Pengukuran Dan Pengendalian kinerja PT Fabindo Sejahtera Berdasarkan Penerapan Metode Economic Value Added (EVA).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah dan menganalisis data-data relevan dari PT Fabindo selama tahun 2002 s/d 2006 dengan penerapan metode EVA guna mengukur kinerja perusahaan. Berikut adalah tabel hasil penghitungan NOPAT, WACC, Modal/ Capital dan EVA setelah adanya penyesuaian untuk periode 2002 s/d 2006


(28)

Tabel 1

" $ %

& '' ' (

#! " ) "# ! #

"" ) ! # " !

# ) ! ! !

" ) ! ! #

# ! " " " #) "

" "! !!

# "! ) " ) ## ! "! )

" !## !

#)

"!

EVA sebelum penyesuaian bernilai negatif (rugi) antara 1 M sampai dengan 1.8 M. hasil EVA setelah penyesuaian masih minus namun nilai ini masih lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum dilakukan penyesuaian. Sedangkan pada tahun 2004 dan 2006 hasil EVA setelah penyesuaian mengalami penurunan dibandingkan dengan sebelum dilakukan penyesuaian. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan yang mangalami kemajuan meskipun nilai EVA perusahaan masih bernilai negatif yang artinya kinerja perusahaan masih buruk dalam menciptakan nilai. Hal ini disebabkan karena nilai

Net Operating profit after tax (NOPAT) perusahaan masih belum mampu menutupi biaya modalnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka manajemen perusahaan Fabindo harus segera melakukan perbaikan kinerja untuk meningkatkan nilai EVA perusahaan dengan menjalankan strategi-strategi untuk menciptakan efisiensi, dan efektifitas bagi perusahaan. Penerapan strategi yang mungkin dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah dengan meningkatkan volume penjualan produk perusahan, segera meluncurkan produk terbaru dengan ide-ide kreatif sebagai tambahan atas produk tersebut. Selain itu juga manajemen perlu melakukan efisieni atas biaya operasional perusahaan serta melakukan penghematan pada biaya perjalanan dinas. Mengurangi biaya untuk iklan yang sudah tidak efektif laGaruda Indonesia, melakukan strategi investasi/ekspansi perusahaan yang mempengaruhi jumlah pinjaman bank.


(29)

Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sisilya dengan judul penelitian “Penerapan Konsep Economic Value Added (EVA) dalam menilai kinerja PT Asiana Multikreasi”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan selama tahun 1998 s/d tahun 2001 dengan menggunakan konsep EVA. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan suatu alternatif pengukuran bagi PT Asiana Multikreasi tbk dalam menilai kinerja keuangannya sehingga dapat melihat kinerja yang sebenarnya dari perusahaan yang di tampilkan lewat nilai EVA perusahaan.

Tabel 1

!! !!!

$ % ! #! # # # " " #

' ( " #

' ( '* "!# " ! #! "# ! ! "

" # " !" " ! # "

Berdasarkan konsep rumusan EVA dapat dilihat bahwa nilai EVA akan meningkat apabila nilai NOPAT lebih besar daripada nilai capital chargesnya atau nilai EVA akan meningkat apabila biaya yang dikeluarkan atas modal berkurang. Hasil penghitungan EVA pada tahun 1998 s/d 2001 menunjukkan penurunan terutama pada tahun 2001 yang turun 70% dibandingkan dengan nilai EVA pada tahun sebelumnya nilai NOPAT dan modal setelah penyesuaian juga menunjukkan penurunan.

Faktor penting dalam komponen EVA yang menyebabkan nilai EVA Asiana Multikreasi menurun yaitu penurunan penjualan pada tahun 2001. penurunan ini penjualan ini mencapai 50% bila dibandingkan dengan nilai penjualan perusahaan pada tahun sebelumnya, penurunan penjulan ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti menurunnya daya beli konsumen, produk mainan atau kemasan produk yang kurang


(30)

menarik, jumlah populasi usia anak-anak serta industri penunjang lainnya yaitu industri hiburan seperti animasi kartun.

Krisis ekonomi yang terjadi dalam kurun waktu 2 tahun yaitu pada tahun 1997-1998 menyebabkan daya beli masyarakat merosot jatuh atas produk-produk mainan sehingga penjualan menurun hal ini juga terjadi pada penjualan sektor ritel lainnya. Asiana Multikreasi juga terkena dampak dari krisis ekonomi yang menyebabkan beban selisih kurs bunga yang cukup signifikan bagi perusahaan. Beban operasi perusahaan sejak tahun 1999 terus menurun sampai dengan tahun 2001 akibat penurunan produksi perusahaan. Walaupun beban operasional perusahaan turun tetapi tidak diikuti dengan peningkatan volume penjualan sehinggan bebab operasional masih lebih besar daripada pendapatan dan akibatnya perusahaan mencatatkan kerugian selama empat tahun periode penelitian ini.

Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Maya Putri Arini dengan judul penelitian “Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Dengan Metode PER, EVA, MVA Antara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan PT Indosat Tbk”

Dalam penelitian ini akan coba dibandingkan kinerja perusahaan mana yang paling baik bila dinilai berdasarkan perolehan nilai price earning ratio (PER), economic value added (EVA), dan market value added (MVA) dengan rentang waktu penelitian selama 6 tahun, mulai dari tahun 1999 s/d tahun 2004. Dibawah ini adalah tabel hasil penghitungan perbandingan PER kedua perusahaan.

Tabel 1

+ !!! "


(31)

. % !" ! " " # "

Pada tahun 1999 PER Telkom lebih tinggi dari PER Indosat, hal ini disebabkan oleh harga saham Telkom yang lebih tinggi di pasar modal yaitu Rp1.838 sementara nilai EPS nya hanya Rp216, nilai ini menunjukkan optimistis pasar yang tinggi. Pada atahun 2000 walaupun secara umum harga perlembar saham Telkom mengalami penurunan namun nilai ini masih lebih tinggi dari pada nilai EPS nya. Sehingga PER Telkom masih berada di atas nilai PER Indosat.

Tahun 2001 PER Telkom masih lebih tinggi dari PER Indosat, pada tahun ini para investor masih cukup optimis dengan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Hal ini tercermin dengan harga perlembar sahamkedua perusahaan yang naik, hanya saja PER Telkom masih berada di atas EPS nya sementara harga perlembar saham Indosat tidak jauh dari nilai EPSnya ini menyebabkan nilai PER Telkom lebih tinggi dari nilai PER Indosat. Pada tahun 2002 terjadi penurunan pada nilai EPS Indosat akibat peningkatan beban diantaranya peningkatan yang signifikan atas amortisasi goowill sebagai akibat dari akuisisi Indosat atas saham Satelindo sebesar 25%, dengan ini kepemilikan atas Satelindo menjadi penuh 100%. Pada tahun ini nilai PER indosat lebih tinggi dari Telkom.

Pada tahun 2003 nilai PER Indosat berada diatas Telkom. Pada tahun ini Indosat melakukan stock split 1 : 5 atas jumlah sahamnya, hal ini menyebabkan nilai EPS sedikit menurun namun peningkatan laba bersih Indosat yang naik tajam Rp1.233.715.000.000 dari peningkatan pendapatan seluler. Pada tahun 2004 PER kedua perusahaan hampir sama dengan nilai PER Indosat yang sedikit lebih tinggi


(32)

dari PER Telkom. pada tahun 2004 ini Telkom melakukan stok split 1 : 2 atas sahamnya

Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil perolehan EVA kedua perusahaan selama periode penelitian.

Tabel 2

!!! "

%,- " # # ! # # " #

. % "# ! # # #" " # # #

Dari tabel diatas dapat kita lihat perbedaan yang sangant mencolok antara EVA kedua perusahaan. Ini disebabkan hasil penghitungandalam satuan mata uang sementara jumlh invested capital kedua perusahaan berbeda. Agar bisa membandingkan kedua perusahaan secara lebih fair maka nilai EVA dibandingkan dengan invested capital

masing-masing perusahaan agara hasilnya berbentuk persentase sehingga lebih mencerminkan perbandingn EVA antara kedua perusahaan. Tabel berikut akan memuat hasil persentase kedua perusahaan setelah dibandingkan dengan invested capital masing-masing perusahaan.

Tabel 3

/0

!!! "

%,- "! " # !

. % ! " ! # # "

Pada tahun 1999 nilai EVA Telkom yang negatif disebabkan oleh belum adanya amortisasi goodwill, tingginya tingkat risk free interest rate (Rf) yang kemudian menaikkan WACC perusahaan. Perolehan EVA positif Indosat disebabkan oleh nilai NOPAT yang lebih tinggi dari nilai WACC perusahaan sehingga walaupun nilai biaya hutang tinggi 42.99% nilai perolehan EVA perusahaan tetap positif. Pada tahun 2000 meskipun terjadi penurunan pada risk free interest rate (Rf) menjadi 12.54% dan


(33)

penurunan biaya hutang (5.52%) atas Telkom namun tidak tercatatnya amortisasi goodwill menyebabkan nilai NOPAT hampir sama dengan tahun sebelumnya. Perolehan nilai EVA Indosat positif dengan nilai WACC yang hampir sama dengan tahun sebelumnya, nilai NOPAT melebihi pertumbuhn capital perusahaan sehingga nilai ROIC lebih tinggi dari WACC.

Tahun 2001 Telkom mengalami kenaikan pada biaya hutang dan ekuitasnyasebagi akibat dari naiknya risk free interest rate (Rf), WACC otomatis terdongkrak naik namun nilai laba bersih perusahaan juga naik serta amortisasi goowill yang telah tercatat memberikan perolehan nilai positif bagi Telkom. Pada tahun ini Indosat mengalami penurunan biaya hutang, tatapi akibat naiknya risk free interest rate (Rf) biaya ekuitas naik, WACC juga terdongkrak naik sedikit namun nilainya masih di bawah NOPAT sehingga perolehan EVA perusahaan positif.

Tahun 2002 nilai EVA Telkom naik karena peningkatan pada raihan laba bersih perusahaan sebanyak 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini mendorong naiknya ROIC menjadi 40.19% dengan nilai WACC yang hanya 13.82% akibat turunnya risk free interest rate (Rf) yang jug mendorong turunnya biaya hutang dan ekuitas sehingga didapatkan nilai EVA yang sangat besar. Indosat memperoleh nilai EVA yang negatif akibat penurunan laba bersih perusahaan yang kemudian mendorong jatuhnya nilai NOPAT dan memaksa penambahan atas capital.

Pada tahun 2003 EVA Telkom turun namun masih positif karena laba bersih perusahaan yang masih tinggi, terjadi peningkatan capital sebanyak 45.75% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga nilai ROIC turun namun masih diatas WACC. Indosat masih harus mendapatkan nilai negatif pada EVA nya karena meskipun laba


(34)

bersih perusahaan naik namun terjadi penambahan capital. Sehingga nilai ROIC perusahaan berada di bawah nilai WACC. Dan pada tahun 2004 hal sama masih terjadi pada masing-masing perusahaan.

Tabel 4

!!! "

%,- " "" ! "! # # " # ! ! ! ! . % " ! " " # " ! ! # # !# ! # ##

Dari tabel diatas dapat kita lihat perbedaan yang sangant mencolok antara EVA kedua perusahaan. Ini disebabkan hasil penghitungandalam satuan mata uang sementara jumlh invested capitas kedua perusahaan berbeda. Agar bisa membandingkan kedua perusahaan secara lebih fair maka nilai EVA dibandingkan dengan invested capital

masing-masing perusahaan agara hasilnya berbentuk persentase sehingga lebih mencerminkan perbandingan EVA antara kedua perusahaan. Tabel berikut akan memuat hasil persentase kedua perusahaan setelah dibandingkan dengan invested capital masing-masing perusahaan.

Tabel 5

/0

!!! "

%,- ! ! ! ! """

. % "## # ! " !#

Pada tahun 1999 Tel memperoleh nilai MVA positif karena nilai pasarnya lebih tinggi dari invested capital, Indosat hany mampu mendapatkan nilai MVA negatif meskipun harga perlembar sahamnya lebih tinggi dari Telkom namun jumlah saham beredar Indosat lebih sedikit dan total debt yang rendah tidak mampu melebihi book value dari modal yang di investasikan.

Pada tahun 2000 nilai MVA Telkom negatif karena harga perlembar sahamnya merosot sehingga nilai pasar dari modal lebih rendah dari book value, hal ini juga terjada


(35)

pada Indosat. Pada tahun 2001 nilai MVA Telkom naik menjadi positif akibat dari naiknya harga perlembar saham, terjadi penurunan pada nilai pada book value sehingga nilai tambah terhadap MVA perusahaan cukup besar. Is memperoleh nilai MVA negatif karena meskipun harga perlembar saham naik namun tidak mampu mengimbangi naiknya

book value perusahaan yang naik 84.2%.

Pada tahun 2002 Telkom memperoleh nilai MVA negatif akibat turunnya harga perlembar saham yang menyebabkan nilai pasar ekuitas berada sedikit dibawah nilai buku. Hal ini juga terjadi pada Indosat untuk tahun ini. Dan pada tahun 2003 Telkom mengalami peningkatan sebanyak dua kli lipat pada harga perlembar saham serta peningkatan sedikit pada nilai ekuitas perusahaan. Sedangkan pada tahun 2004 Indosat meraih nilai MVA positif karena melakukn stock split 1 : 5 yang juga didukung oleh naiknya harga perlembar saham


(36)

BAB III

TINJAUAN TEORI & METODE ANALISIS A. TINJAUAN TEORI

Economic Value Added (EVA)

1 Pengertian Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added merupakan sisa laba residual (residual Income, excess earning) setelah semua penyedia kapital diberi kompensasi sesuai dengan tingkat balikan yang dibutuhkan atau setelah semua biaya kapital yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dibebankan6, istilah EVA ini dapat disebut juga sebagai nilai tambah ekonomi. Yang dimaksud dengan laba adalah net operating profit after tax (NOPAT), yaitu laba bersih (NIAT) ditambah dengan bunga setelah pajak. Sementara biaya kapital adalah biaya pinjaman dan biaya ekuitas yang digunakan untuk menghasilkan NOPAT dan dihitung secara rata-rata tertimbang (weighted average rate cost of capital/WACC). Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio keuangan memiliki keterbatasan karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat bergantung pada metode dan perlakuan akutansi yang digunakan. Economic Value Added sangat relevan untuk mengukur kinerja yang berdasarkan nilai (value) karena adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai hasil dari aktivitas atau strategi manajemen. Hampir semua perusahaan besar di Amerika serikat menggunakan EVA untuk mengukur efektifitas dari manajemen financial mereka7

Economic Value Added merupakan konsep yang mengukur nilai tambah atau

volume creation yang dihasilkan oleh perusahaan. Secara sederhana EVA diperoleh dari

6

Syaiful M. Ruky, “Menilai Penyertaan Dalamm Perusahaan”, h 346

7

Julianti Sjarief, Pengaruh Economic Value Added dan faktor lainnnya Terhadap Harga Pasar Saham, Jurnal Media Riset Akutansi Universitas Trisakti, Vol 4, no 1 April 2004 : 45


(37)

laba usaha di kurangi biaya-biaya (Charges) atas kapital yang diinvestasikan (invested capital) yang disebut juga dengan capital charges, baik dalam perusahaan secara keseluruhan, di tingkat unit bisnis, pabrik, kantor, atau di lini perakitan.

2. Manfaat Economic Value Added

Dalam tulisan Rr. Iramani dan Erie Febrian memaparkan beberapa pendapat Tunggal mengenai manfaat EVA. Menurut Tunggal manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan antara lain8:

a) EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend) b) Hasil penghitungan EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk

investasi dengan biaya modal yang rendah.

Sedangkan menurut Utama9, manfaat EVA adalah:

c) EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai (penciptaan nilai) d) EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur

modal

8

Rr. Iramani, Erie Febrian, Financial Value Added Suatu Paradigma Dalamm Pengukuran Kinerja Dan Nilai Tambah Perusahaan, (Universitas Kristen Petra, Jurnal Akutansi & Keuangan), Vol. 7, No 1, 2005, h. 3

9

Siddharta Utama, Economic Value Added : Pengukur Pneciptaan Nilai Perusahaan, (Majalah Usahawan), No. 04 TH XXVI April 1997, h 10


(38)

e) EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaximumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaximalkan dan

f) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya.

Selain manfaat yang telah dijelaskan diatas, EVA merupakan pengukuran yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai sinyal terjadinya tekanan keuanganpada suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan tidak dapat memperoleh profit di atas imbal hasil yang diharapkan, maka EVA akan menjadi negatif, dan hal ini merupakan peringatan akan terjadinya tekanan keuanganbagi perusahaan tersebut.

3. Masalah Umum Dalam Penerapan Economic Value Added10(EVA). a) Masalah Kurang Investasi

Satu ketakutan umum dari EVA adalah, EVA dapat menyebabkan manajer kurang melakukan investasi, baik dalam aktiva fisik maupun dalam aktiva yang tidak berwujud seperti penelitian dan pengembangan serta ekuitas merek. Ketakutan ini berakar dari pengenaan biaya modal dalam penghitungan EVA serta kompensasi kerja yang dikaitkan dengan nilai EVA perusahaan. Cara yang ditempuh untuk meningkatkan nilai EVA

10

S. david Young, Stephen F. O’Byrne, EVA dan Manajemen berdasarkan Nilai : Panduan Praktis Untuk Implementasi, (Jakarta, Salemba Empat), 2001, h 84


(39)

adalah dengan memerah aktiva, membatasi segala bentuk investasi yang tidak memberikan return segera, seperti melakukan penangguhan pembayaran kompensasi11.

Masalah kurang investasi ini dapat diatasi lebih lanjut dengan menggunakan penggerak nilai bukan keuangan. Contoh, jika inovasi produk dipandang sebagai indikator penting dari penciptaan nilai jangka panjang, bonus manajerial dapat didasarkan pada inovasi ini. Cara ini akan membantu memastikan terdapat perhatian memadai dan investasi dicurahkan demi inovasi. Cara lain yang mungkin dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan suspensi untuk investasi jangka panjang yang dilakukan dalam laporan keuangan. Opsi saham juga dapat mengatasi masalah ini karena memberikan insentif jangka panjang bagi penciptaan nilai12

b) Masalah Sinergi

Ada rasa enggan yang kuat dalam menggunakan EVA di bawah tingkat unit bisnis strategis, bahkan dalam sebuah perusahaan yang sangat antusias dalam menerapkan EVA. Rasa enggan ini disebabkan oleh keinginan untuk menghindari perubahan radikal yang berpotensi menurunkan moral, sebagai gantinya mereka memilih untuk melaksanakan gagasan manajemen berdasarkan nilai dengan cara bertahap. Alasan lain dari rasa enggan ini disebabkan oleh kekhawatiran yang masuk akal mengenai penggunaan tolak ukur seperti EVA di bawah tingkat divisi13.

c) Pengendalian: Tinjauan Lebih Dekat.

Sifat alami EVA yang merupakan faktor total menjadikannya sebagai sebagai sebuah pengukuran kinerja yang berisik dan berada di luar kendali dari manajer unit yang dinilai. Tanggungjawab yang dimiliki manajer unit terhadap kegiatan operasi, investasi,

11

Ibid h 85

12

Ibid h 86

13


(40)

dan keuangan menjadi objek utama dalam peneliaian EVA. Untuk itu perusahaan harus berhati-hati dalam menyamakan tolak ukur dengan peranan masing unit manajer dan kewengannya. Untuk alasan ini, manajer tingkat lebih rendah dan spesialis fungsi (sumber daya manusia, keuangan, teknologi informasi, dan lainnya) adalah jenis yang dievaluasi atas dasar penggerak nilai sebagai ganti EVA divisional14.

4. Tahap Dalam Penerapan Economic Value Added15.

Sejatinya EVA memang bukan sekedar formula finansial. Dalam implementasinya, konsep ini memerlukan kesamaan bahasa, pola pikir dan cara melakukan bisnis. Berbagai literatur yang ada menunjukkan benang merah seputar hal tersebut di berbagai perusahaan yang telah sukses menerapkan EVA, tidak hanya menjadikan konsep ini sebagai financial measure (pengukur keuangan) tetapi juga sebagai perangkat untuk mendorong perubahan budaya.

Menurut Hermawan kartajaya dari MarkPlus&Co. dalam artikel yang ditulis Teguh S. Pambudi untuk majalah SWA November 2004 bagi perusahaan yang ingin menerapkan EVA bisa berpedoman pada struktur 4M yang dikembangkan oleh pelopor konsep ini, Stern Stewart yaitu16:

1) Measurement. Yang berarti mendesain pengukuran atas penciptaan nilai yang benar-benar dapat mencerminkan realitas ekonomi dalam suatu industri

14

Ibid h 88

15

Teguh S Pambudi, Empat Prinsip dan Tahap Dalamm Menerapkan EVA, (Jakarta, Majalah SWA),SWA 23/XX/7-24 November, Jakarta, 2004, h 62

16


(41)

2) Management. Yaitu mengembangkan kebijakan, prosedur dan tool yang menghubungkan pengambilan keputusan dengan pengukuran penciptaan nilai. 3) Motivation. Berisi program pemberian reward kepada seluruh karyawan atas

penciptaan nilai yang telah mereka capai.

4) Mindset. Berarti mengembangkan pengetahuan bisnis dari semua karyawan melalui pelatihan dan komunikasi.

Market Value Added (MVA)

1. Pengertian Market Value Added.

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara memaksimalkan selisih antara market value of equity dengan jumlah yang ditanamkan investor kedalam perusahaan. Selisih tersebut dikenal dengan market value added. Market value added adalah economic value added yang dihasilkan oleh kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang present value-kan17.Konsep market value added berkaitan erat dengan economic value added. Secara teoritis pengukuran

market value added memerlukan adanya nilai perusahaan dengan total kapital. Market value added diperoleh dari selisih antara nilai perusahaan dengan nilai kapital.

2. Market Value Added sebagai Net Present Value (NPV) Perusahaan.

Dalam pengambilan keputusan tentang alokasi penggunaan kapital (investasi) dikenal konsep tentang nilai bersih (net present value) dari arus kas yang dihasilkan penggunaan kapital (investasi) tersebut sebagai ukuran keberhasilan. Suatu proyek investasi akan diterima atau disetujui bila nilai kini arus kas lebih besar dari biaya

17

Teuku Mirza dan Imbuh, Konsep Economic Value Added : Pendekatan Untuk Menentukan Nilai Riil Perusahaan Dan kinerja Riil Manajemen.(Majalah Usahawan) No 01 TH XXVIII Januari 1999. h 37


(42)

investasi, dalam hal demikian NPV adalah positif, yang berarti kesejahteraan investor bertambah. MVA (NPV) setara dengan nilai sekarang (present value) dari harapan

(expected future) EVA perusahaan18.

MVA yang positif atau negatif bagi perusahaan publik adalah perkiraan dari pasar modal tentang NPV dari proyek-proyek investasi perusahaan, baik yang telah terjadi (already in place) maupun yang diantisipasi investasi akan terjadi dimasa mendatang. Dengan demikian MVA adalah hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi akan dilakukan. MVA mencerminkan seberapa sukses suatu perusahaan telah menginvestasikan kapital dimasa lalu dan berapa sukses jadinya investasi baru dimasa datang. Kalkulasi MVA diambil dari nilai kotor perusahaan (firm gross market value) yang mencerminkan harapan atau antisipasi nilai kini dari arus kas mendatang yang dihasilkan oleh perusahaan, dikurangi dengan nilai kapital (investasi) yang ditanamkan sampai saat itu. Sisa dari pengurangan tersebut adalah NPV perusahaan yang tidak lain adalah MVA 3. Market Value Added Sebagai Ukuran Penciptaan Kekayaan Publik

Selisih antara nilai perusahaan (nilai pasar kapital) dan nilai buku kapital disebut

Market Value Added, karena dalam nilai perusahaan dan nilai buku kapital terdapat komponen hutang yang sama, maka MVA juga merupakan selisih antara nilai pasar ekuitas (total kapitalisasi saham di pasar modal) dan nilai buku ekuitas (EBV) dengan demikian MVA adalah19

= firms’s value – market value of capital (nilai perusahaan – nilai pasar dari modal) = market value of equity – EBV of equity (nilai pasar ekuitas – nilai buku ekuitas)

18

Prih Sarnianto, Dengan EVA Menaklukkan Wall Street, di akses pada tanggal 19 Agustus 2008

www.swa.co.id/swamajalah/sajian/ details. php?cid=1&id=1488

19


(43)

Berdasarkan formula diatas, kekayaan atau kesejahteraan pemilik akan bertambah bila MVA bertambah. MVA adalah jumlah agregat EVA sekarang sampai tahun tak terhingga. Bila EVA negatif, tetapi MVA positif, itu menunjukkan bahwa pemegang saham atau investor punya harapan besar terhadap masa depan perusahaan20.

Gambar 2.1 Nilai Perusahaan, Nilai Kapital dan MVA21

Jakarta Islamic Index (JII).

Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal kedalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain. Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinisp syariah. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta Islamic Indeks (JII) yang merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah Nasional (DSN) sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk

20

Ibid h 347

21

Ibid h 346

Firm’s Value Market Value Of Capital Market Value Added Book Value of Capital Market Value Added EBV Of Equity Debt Value Eq Equiv Book Value Of eg I.B.D Leases Eq Equiv: Kapitalisasi biaya R&D *Akumulasi Amortisasi goodwill *LIFO Reserve *Cad. Piutang Ragu-Ragu, Dll


(44)

Reksa Dana Syariah. Indeks JII dipersiapkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM).

Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui index ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan Syariah Islam. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Invesment Management. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti22:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Keputusan Dewan Syariah Nasional (DSN) ini didasarkan atas23 Firman Allah SWT antara lain.

22

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Tentang Pasar Modal Dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, edisi ke 2, (Jakarta, Penerbit Intermasa), 2003, h 263

23


(1)

Tabel 7.9 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT INDAH KIAT PULP & PAPER tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

1,250 1,025 0.220 January 1,080 1,080 - January 870 940 Februari

1,250 1,250 - Februari 1,010 1,080 (0.065) Februari 890 870 Maret

1,320 1,250 0.056 Maret 1,010 (1.000) Maret 870 890 April

1,250 1,320 (0.053) April 1,140 - - April 1,070 870 Mei

1,350 1,250 0.080 Mei 980 1,140 (0.140) Mei 1,140 1,070 Juni

1,350 1,350 - Juni 880 980 (0.102) Juni 1,130 1,140 Juli

1,280 1,350 (0.052) Juli 890 880 0.011 Juli 1,130 1,130 Agustus

960 1,280 (0.250) Agustus 920 890 0.034 Agustus 930 1,130

2005 2006 2007

September

920 960 (0.042) September 900 920 (0.022) September 940 930 Oktober

920 920 - Oktober 940 900 0.044 Oktober 920 940 November

860 920 (0.065) November 940 940 - November 840 920 Desember

1,080 860 0.256 Desember 940 940 - Desember 840 840 Jumlah

0.150 Jumlah (1.239) Jumlah

Tabel 7.10 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

3,450 3,075 0.122 January 3,950 3,550 0.113 January 5,350 5,750 Februari

3,150 3,450 (0.087) Februari 4,425 3,950 0.120 Februari 5,750 5,350 Maret

2,800 3,150 (0.111) Maret 4,525 4,425 0.023 Maret 5,100 5,750 April

2,650 2,800 (0.054) April 5,000 4,525 0.105 April 5,700 5,100 Mei

3,200 2,650 0.208 Mei 38,250 5,000 6.650 Mei 5,550 5,700 Juni

3,450 3,200 0.078 Juni 4,200 38,250 (0.890) Juni 6,250 5,550 Juli

3,600 3,450 0.043 Juli 4,200 4,200 - Juli 6,500 6,250 Agustus

2,925 3,600 (0.188) Agustus 4,575 4,200 0.089 Agustus 6,400 6,500 September

2,900 2,925 (0.009) September 4,925 4,575 0.077 September 6,100 6,400 Oktober

3,300 2,900 0.138 Oktober 5,000 4,925 0.015 Oktober 8,200 6,100 November

3,225 3,300 (0.023) November 5,350 5,000 0.070 November 7,700 8,200 Desember

3,550 3,225 0.101 Desember 5,750 5,350 0.075 Desember 8,200 7,700 Jumlah

0.219 Jumlah 6.446 Jumlah

Tabel 7.11 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January


(2)

Februari

930 870 0.069 Februari 840 880 (0.045) Februari 1,560 1,690 Maret

1,160 930 0.247 Maret 840 (1.000) Maret 1,520 1,560 April

1,020 1,160 (0.121) April 1,130 - - April 1,640 1,520 Mei

1,200 1,020 0.176 Mei 940 1,130 (0.168) Mei 1,730 1,640

2005 2006 2007

Juni

1,100 1,200 (0.083) Juni 880 940 (0.064) Juni 2,025 1,730 Juli

1,090 1,100 (0.009) Juli 1,050 880 0.193 Juli 2,000 2,025 Agustus

790 1,090 (0.275) Agustus 1,190 1,050 0.133 Agustus 1,860 2,000 September

730 790 (0.076) September 1,250 1,190 0.050 September 1,930 1,860 Oktober

820 730 0.123 Oktober 1,330 1,250 0.064 Oktober 2,200 1,930 November

850 820 0.037 November 1,400 1,330 0.053 November 2,525 2,200 Desember

910 850 0.071 Desember 1,350 1,400 (0.036) Desember 2,575 2,525 Jumlah

0.246 Jumlah (0.853) Jumlah

Tabel 7.12 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT INDOSAT tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

5,700 5,750 (0.009) January 5,800 5,550 0.045 January 6,000 6,750 Februari

5,250 5,700 (0.079) Februari 5,250 5,800 (0.095) Februari 5,900 6,000 Maret

4,875 5,250 (0.071) Maret - 5,250 (1.000) Maret 6,250 5,900 April

4,325 4,875 (0.113) April 5,400 - April 6,800 6,250 Mei

4,950 4,325 0.145 Mei 5,000 5,400 (0.074) Mei 6,750 6,800 Juni

5,500 4,950 0.111 Juni 4,275 5,000 (0.145) Juni 6,500 6,750 Juli

5,800 5,500 0.055 Juli 4,275 4,275 - Juli 7,250 6,500 Agustus

5,300 5,800 (0.086) Agustus 4,400 4,275 0.029 Agustus 7,200 7,250 September

5,300 5,300 - September 5,150 4,400 0.170 September 7,700 7,200 Oktober

4,875 5,300 (0.080) Oktober 5,200 5,150 0.010 Oktober 8,700 7,700 November

5,350 4,875 0.097 November 5,750 5,200 0.106 November 8,300 8,700 Desember

5,550 5,350 0.037 Desember 6,750 5,750 0.174 Desember 8,650 8,300 Jumlah

0.007 Jumlah (0.780) Jumlah

Tabel 7.13 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT INTERNATIONAL NICKEL tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

11,650 11,550 0.009 January 14,550 13,150 0.106 January 33,000 31,000 Februari

14,300 11,650 0.227 Februari 15,600 14,550 0.072 Februari 38,800 33,000

2005 2006 2007

Maret

13,600 14,300 (0.049) Maret 17,150 15,600 0.099 Maret 54,350 38,800 April


(3)

Mei

13,900 14,000 (0.007) Mei 19,750 20,000 (0.013) Mei 55,000 60,800 Juni

14,150 13,900 0.018 Juni 19,550 19,750 (0.010) Juni 55,000 55,000 Juli

15,600 14,150 0.102 Juli 19,950 19,550 0.020 Juli 52,700 55,000 Agustus

15,600 15,600 - Agustus 22,000 19,950 0.103 Agustus 53,900 52,700 September

15,500 15,600 (0.006) September 23,000 22,000 0.045 September 63,500 53,900 Oktober

14,450 15,500 (0.068) Oktober 26,300 23,000 0.143 Oktober 90,200 63,500 November

12,800 14,450 (0.114) November 27,500 26,300 0.046 November 94,250 90,200 Desember

13,150 12,800 0.027 Desember 31,000 27,500 0.127 Desember 96,250 94,250 Jumlah

0.169 Jumlah 0.907 Jumlah

Tabel 7.14 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT KALBE FARMA tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

690 550 0.255 January 1,300 990 0.313 January 1,300 1,190 Februari

790 690 0.145 Februari 1,360 1,300 0.046 Februari 1,220 1,300 Maret

740 790 (0.063) Maret - 1,360 (1.000) Maret 1,210 1,220 April

720 740 (0.027) April 1,520 - - April 1,260 1,210 Mei

780 720 0.083 Mei 1,310 1,520 (0.138) Mei 1,240 1,260 Juni

880 780 0.128 Juni 1,250 1,310 (0.046) Juni 1,390 1,240 Juli

900 880 0.023 Juli 1,200 1,250 (0.040) Juli 1,490 1,390 Agustus

850 900 (0.056) Agustus 1,120 1,200 (0.067) Agustus 1,360 1,490 September

850 850 - September 1,320 1,120 0.179 September 1,330 1,360 Oktober

870 850 0.024 Oktober 1,360 1,320 0.030 Oktober 1,360 1,330 November

890 870 0.023 November 1,180 1,360 (0.132) November 1,220 1,360 Desember

990 890 0.112 Desember 1,190 1,180 0.008 Desember 1,260 1,220 Jumlah

0.647 Jumlah (0.846) Jumlah

Tabel 7.15 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT MEDCO ENERGI INTERNATIONAL tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

2,600 2,075 0.253 January 3,900 3,375 0.156 January 3,425 3,550 Februari

2,450 2,600 (0.058) Februari 4,125 3,900 0.058 Februari 3,650 3,425 Maret

2,450 2,450 - Maret 4,150 4,125 0.006 Maret 3,575 3,650 April

2,575 2,450 0.051 April 4,800 4,150 0.157 April 3,525 3,575 Mei

3,150 2,575 0.223 Mei 3,975 4,800 (0.172) Mei 3,575 3,525 Juni

3,775 3,150 0.198 Juni 3,725 3,975 (0.063) Juni 3,525 3,575 Juli

3,200 3,775 (0.152) Juli 3,800 3,725 0.020 Juli 4,275 3,525 Agustus


(4)

September

3,625 3,325 0.090 September 3,475 3,600 (0.035) September 4,150 3,900 Oktober

3,525 3,625 (0.028) Oktober 3,325 3,475 (0.043) Oktober 4,675 4,150 November

3,325 3,525 (0.057) November 3,250 3,325 (0.023) November 5,400 4,675 Desember

3,375 3,325 0.015 Desember 3,550 3,250 0.092 Desember 5,150 5,400 Jumlah

0.576 Jumlah 0.101 Jumlah

Tabel 7.16 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT PERUSAHAAN GAS NEGARA tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

2,550 1,900 0.342 January 8,300 6,900 0.203 January 9,400 11,600 Februari

2,725 2,550 0.069 Februari 9,650 8,300 0.163 Februari 8,950 9,400 Maret

2,275 2,725 (0.165) Maret 9,650 (1.000) Maret 9,350 8,950 April

2,600 2,275 0.143 April 12,400 - - April 10,500 9,350 Mei

2,775 2,600 0.067 Mei 12,250 12,400 (0.012) Mei 10,250 10,500 Juni

2,875 2,775 0.036 Juni 11,250 12,250 (0.082) Juni 9,450 10,250 Juli

3,225 2,875 0.122 Juli 11,800 11,250 0.049 Juli 9,250 9,450 Agustus

3,575 3,225 0.109 Agustus 12,650 11,800 0.072 Agustus 10,250 9,250 September

4,175 3,575 0.168 September 12,050 12,650 (0.047) September 12,050 10,250 Oktober

5,400 4,175 0.293 Oktober 11,400 12,050 (0.054) Oktober 14,000 12,050 November

7,150 5,400 0.324 November 10,900 11,400 (0.044) November 16,900 14,000 Desember

6,900 7,150 (0.035) Desember 11,600 10,900 0.064 Desember 15,350 16,900

2005 2006 2007

Jumlah

1.472 Jumlah (0.688) Jumlah

Tabel 7.17 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT PP LONDON SUMATERA tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

1,380 1,425 (0.032) January 2,925 4,900 (0.403) January 5,300 6,600 Februari

1,440 1,380 0.043 Februari 3,700 2,925 0.265 Februari 6,000 5,300 Maret

1,740 1,440 0.208 Maret 4,050 3,700 0.095 Maret 6,200 6,000 April

3,600 1,740 1.069 April 3,900 4,050 (0.037) April 6,550 6,200 Mei

2,000 3,600 (0.444) Mei 3,725 3,900 (0.045) Mei 6,600 6,550 Juni

2,175 2,000 0.088 Juni 3,475 3,725 (0.067) Juni 6,500 6,600 Juli

2,350 2,175 0.080 Juli 4,475 3,475 0.288 Juli 6,600 6,500 Agustus

2,075 2,350 (0.117) Agustus 4,800 4,475 0.073 Agustus 6,500 6,600 September

5,125 2,075 1.470 September 4,425 4,800 (0.078) September 6,950 6,500 Oktober


(5)

November

2,950 2,875 0.026 November 5,350 4,625 0.157 November 10,500 9,650 Desember

4,900 2,950 0.661 Desember 6,600 5,350 0.234 Desember 10,650 10,500 Jumlah

2.614 Jumlah 0.525 Jumlah

Tabel 7.18 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

1,650 1,525 0.082 January 1,960 1,800 0.089 January 3,125 3,525 Februari

1,660 1,650 0.006 Februari 2,050 1,960 0.046 Februari 3,300 3,125 Maret

1,520 1,660 (0.084) Maret 2,050 2,050 - Maret 3,450 3,300 April

1,550 1,520 0.020 April 3,000 2,050 0.463 April 3,900 3,450 Mei

1,560 1,550 0.006 Mei 3,350 3,000 0.117 Mei 5,250 3,900 Juni

1,590 1,560 0.019 Juni 3,150 3,350 (0.060) Juni 6,550 5,250 Juli

1,570 1,590 (0.013) Juli 3,275 3,150 0.040 Juli 6,650 6,550

2005 2006 2007

Agustus

1,740 1,570 0.108 Agustus 3,400 3,275 0.038 Agustus 5,750 6,650 September

1,630 1,740 (0.063) September 3,375 3,400 (0.007) September 6,550 5,750 Oktober

1,780 1,630 0.092 Oktober 3,450 3,375 0.022 Oktober 9,050 6,550 November

1,690 1,780 (0.051) November 3,250 3,450 (0.058) November 12,100 9,050 Desember

1,800 1,690 0.065 Desember 3,525 3,250 0.085 Desember 12,000 12,100 Jumlah

0.188 Jumlah 0.775 Jumlah

Tabel 7.19 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT UNITED TRACTORS tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

2,850 2,275 0.253 January 3,825 3,675 0.041 January 6,750 6,550 Februari

3,025 2,850 0.061 Februari 3,975 3,825 0.039 Februari 6,950 6,750 Maret

2,875 3,025 (0.050) Maret 4,500 3,975 0.132 Maret 7,400 6,950 April

2,950 2,875 0.026 April 5,450 4,500 0.211 April 7,900 7,400 Mei

3,275 2,950 0.110 Mei 5,400 5,450 (0.009) Mei 7,550 7,900 Juni

3,725 3,275 0.137 Juni 5,400 5,400 - Juni 8,250 7,550 Juli

4,450 3,725 0.195 Juli 5,600 5,400 0.037 Juli 8,600 8,250 Agustus

3,875 4,450 (0.129) Agustus 5,750 5,600 0.027 Agustus 8,100 8,600 September

3,875 3,875 - September 6,050 5,750 0.052 September 8,200 8,100 Oktober

3,700 3,875 (0.045) Oktober 6,550 6,050 0.083 Oktober 10,950 8,200 November

3,600 3,700 (0.027) November 6,450 6,550 (0.015) November 11,250 10,950 Desember

3,675 3,600 0.021 Desember 6,550 6,450 0.016 Desember 10,900 11,250 Jumlah


(6)

Tabel 7.20 PERHITUNGAN RETURN SAHAM PT UNILEVER INDONESIA tbk

2005 2006 2007

Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1 Ri Bulan Pt Pt-1

January

3,500 3,300 0.061 January 4,300 4,275 0.006 January 5,850 6,600 Februari

3,550 3,500 0.014 Februari 4,275 4,300 (0.006) Februari 5,600 5,850 Maret

3,825 3,550 0.077 Maret - 4,275 (1.000) Maret 5,700 5,600 April

3,750 3,825 (0.020) April 4,575 - - April 5,650 5,700 Mei

4,575 3,750 0.220 Mei 4,025 4,575 (0.120) Mei 6,300 5,650 Juni

4,075 4,575 (0.109) Juni 4,125 4,025 0.025 Juni 6,700 6,300 Juli

4,350 4,075 0.067 Juli 4,225 4,125 0.024 Juli 7,550 6,700 Agustus

4,225 4,350 (0.029) Agustus 4,475 4,225 0.059 Agustus 6,800 7,550 September

4,075 4,225 (0.036) September 4,600 4,475 0.028 September 6,800 6,800 Oktober

4,375 4,075 0.074 Oktober 4,800 4,600 0.043 Oktober 6,650 6,800 November

4,325 4,375 (0.011) November 6,000 4,800 0.250 November 6,650 6,650 Desember

4,275 4,325 (0.012) Desember 6,600 6,000 0.100 Desember 6,750 6,650 Jumlah


Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Souci Indoprima

12 71 81

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Saham Tiga Emiten Terbaik 2008

2 31 89

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) Dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Sumbetri Megah

30 128 84

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) Pada Tiga Emiten Terbaik 2006

14 91 86

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92