Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagi seorang investor maupun manajer investasi yang bergelut di pasar saham, membuat keputusan investasi yang tepat adalah hal yang sangat penting. Keputusan investasi yang salah akan menyebabkan hilangnya sejumlah modal capital loss yang bisa jadi sangat besar sedangkan keputusan investasi yang tepat akan mendatangkan deviden dan menambah capital gain dari investasi yang dilakukan. Mengalami kerugian dalam berinvestasi bagi seorang investor adalah hal yang biasa, itu sebabnya mengapa investor yang piawai akan melakukan investasi jangka panjang dan menyebar investasinya kedalam beberapa perusahaan prospektif untuk meminimalisir tingkat kerugian yang mungkin akan diderita. Dalam investasi saham, ada 2 metode yang lazim digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan memprediksi pergerakan harga dari sebuah saham dimasa mendatang, yaitu analisis fundamental dan analisis tehnikal . Analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham 1 . Karenanya, analisis fundamental lebih sesuai untuk investasi jangka panjang. Seorang analis fundamental sejati biasanya tak cuma sekadar menganalisis data keuangan saja, tetapi juga datang ke perusahaan yang diincar, berbicara dengan manajemen dan pemiliknya, melihat visi-misi dan rencana stratejik ke depan, dan sebagainya. Tak jarang seorang analis fundamental sejati sampai terbang ke seantero dunia demi mengorek informasi langsung dari perusahaan. 1 Tjiptono Darmadji, Hendi M. Fakhrudin, Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta,Salemba Empat, h 189. Sementara itu, analisis tehnikal menilai harga saham berdasarkan refleksi harga dimasa lalu dengan membaca sentimen, tren, dan proyeksi yang mungkin terjadi dimasa depan kemudian memperkirakan arah pergerakan harga, membuat batas-batas pergerakan dalam kondisi tertentu, serta menunjukkan target arah beserta risikonya. Analisis tehnikal lazimnya dilakukan dengan bantuan program aplikasi dan banyak mengeksploitasi grafik chart. Karena sifat dan karakternya, analisis tehnikal lebih cocok untuk trading spekulasi dalam jangka pendek atau perlindungan hedging. Peneliti tidak akan membahas analisis tehnikal lebih lanjut sebab salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mencoba membudayakan sikap menolak untuk aksi spekulasi dipasar modal dan meningkatkan jumlah investasi jangka panjang, meskipun beberapa analis percaya bahwa analisa fundamental dan tehnikal dapat saling bersinergi dan dapat digunakan untuk investasi jangka panjang. Namun analisis fundamental tetap lebih ideal untuk analisis investasi jangka panjang. Dalam Analisis fundamental ada dua cara atau gaya yang umum dilakukan oleh investor yaitu Value Investing berdasarkan nilai dan Growth Investing berdasarkan pertumbuhan. Dalam Value Investing investor akan melakukan analisa dengan menghitung nilai intrinsik dari saham tersebut, sedangkan dalam growth investing yang dihitung adalah laju pertumbuhan dari laba emiten penerbit saham tersebut. Value investing sudah dikenal sejak tahun 1930-an, namun metode ini menjadi sangat populer setelah Warren Buffet diketahui menggunakan cara ini 2 . Ada dua cara yang umum digunakan oleh investor dan manajer investasi untuk menemukan nilai dari suatu saham, yang pertama adalah Deviden Discount Model, dan 2 Investing in JSX now?. No I’m not that fool, another 22 strategi and technik. Jaka E. Cahyono, Elex Media Komputindo, h 113 Net Asset Value. Tehnik valuasi relatif juga digunakan untuk mencari nilai dari sebuah saham, yaitu dengan mengukur Price to Book Value Ratio dan Price to Earning Ratio. Selain itu ada dua ukuran sederhana yang mendapat pengakuan dari seluruh dunia beberapa tahun terakhir, yaitu Market Value Added MVA dan Economic Value Added EVA. Pada akhir tahun 1980-an Stern Stewart Co terutama George Bennet Stewart III menemukan bahwa economic value added EVA yang berhasil diciptakan oleh perusahaan adalah faktor yang paling relevan dalam menentukan pembentukan nilai perusahaan 3 . Berdasarkan penelitian mereka di amerika serikat, economic value added dianggap paling memiliki korelasi dengan perubahan dan penciptaan nilai saham dipasar modal. Economic value added digunakan untuk mengukur nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan operasionalnya. Perusahaan yang berhasil menciptakan pendapatan di atas biaya modalnya, berarti sudah menciptakan nilai tambah. Sebaliknya, bila pendapatan lebih rendah dibandingkan biaya modal, berarti telah terjadi penghancuran nilai di perusahaan tersebut. Maka, economic value added disebut sebagai metrik kinerja performance metric, sedangkan market value added lebih merupakan metrik kekayaan wealth metric yang mengukur nilai perusahaan dari waktu ke waktu. Market value added adalah cerminan dari seberapa besar kemampuan manajemen dalam menciptakan kekayaan wealth yang diakumulasi perusahaan dari waktu ke waktu untuk pemegang saham 4 . Angka market value added diperoleh dengan menghitung nilai perusahaan companyenterprise value, penjumlahan harga pasar seluruh saham, surat utang dan surat berharga lainnya yang dimaksudkan untuk memobilisasi kapital, 3 Saiful M. Ruky, Menilai Penyertaan Dalamm Perusahaan, Jakarta, Gramedia, h 344 4 Ibid h 352 dikurangi nilai buku book value atau modal yang diinvestasikan. Market value added merupakan nilai bersih sekarang net present value dari seluruh economic value added yang akan datang. Dengan kata lain market value added adalah jumlah dari seluruh economic value added dimasa depan yang didiskon kemasa sekarang 5 . Penghitungan economic value added sangat dirasakan signifikansinya dalam mengukur kinerja manajemen perusahaan, sebab bagi emiten modal ekuiti yang diperoleh dari investor terlihat seperti uang bebas, karena emiten tidak harus membayar kembali sebagaimana kalau modal tersebut berasal dari pinjaman. Akan tetapi pada kondisi yang real, bagaimanapun juga pemodal mengiinginkan hasil dari equitas yang mereka tanamkan. Oleh karena itu emiten harus memperoleh hasil paling tidak sama dengan hasil yang dapat diperoleh pemodal dari investasi lain dengan risiko yang sama. Jika laba operasi yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan lebih besar dari biaya modal yang digunakan, maka emiten tersebut telah menambahkan nilai kepada pemodal ekuitas. Inilah mengapa dalam membuat keputusan investasi, investor harus menganalisa kemampuan pihak manjemen perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bagi para pemodalnya. Maraknya pemain saham yang berspekulasi di pasar saham telah mendorong peneliti untuk mencoba menelaah dan menggali kembali beberapa metode yang di gunakan dalam analisa fundamental yang notabene mempersyaratkan investasi dengan jangka waktu yang panjang. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengangkat metode analisa dalam mengukur nilai dari sebuah saham dengan analisis Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA dengan sampel penelitian saham-saham syariah yang terdapat dalam Jakarta Islamic Index JII. 5 Opcit h 117 Judul penelitian ini adalah “ANALISA ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED SEBAGAI ALAT UKUR PENILAIAN KINERJA EMITEN SYARIAH Studi Kasus Pada Saham Syariah di Jakarta Islamic Index JII”

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Souci Indoprima

12 71 81

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Saham Tiga Emiten Terbaik 2008

2 31 89

Analisis Perbandingan Economic Value Added (EVA) Dan Financial Value Added (FVA) Sebagai Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Sumbetri Megah

30 128 84

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) Pada Tiga Emiten Terbaik 2006

14 91 86

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92