5
atau di sekolah. Ada juga beberapa siswa yang seirng membolos sekolah tanpa ada alasan yang jelas.
Permasalahan-permasalahan mengenai kecenderungan melindungi diri yang salah itu sebagian kecil telah teridentifikasi oleh pihak sekolah, tetapi tidak ada
tanggapan serius dari pihak sekolah. Siswa juga mengalami permasalahan interpersonal, baik antar siswa di sekolah tersebut maupun dengan siswa di
sekolah lain. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengungkap kecenderungan melindungi harga diri seperti apa yang sering dilakukan oleh siswa di SMA
Negeri 1 Piyungan. Penelitian ini juga memberikan kontribusi dalam layanan bimbingan dan konseling terutama dalam layanan sosial. Manfaat penelitian ini
bagi diri siswa sendiri, yaitu mampu membantu siswa untuk membentuk gaya hidup yang baik dan didasari oleh harga diri dan minat sosial yang positif pula.
Ketika siswa sudah mampu mengembangkan hal tersebut, maka dampaknya terhadap lingkungan sosial yaitu mereka mampu lebih menerima keberadaan
masyarakat dengan baik dan tidak menganggap individu lain sebagai musuh mereka yang harus mereka kalahkan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dilakukan, maka peneliti mengidentifikasikan permasalahan yang ada sebagai berikut:
1. Adanya cara melindungi harga diri yang negatif pada siswa seperti perilaku
agresi.
6
2. Adanya permasalahan interpersonal yang dialami oleh siswa seperti masalah
yang dialami dengan teman sebaya maupun dengan perangkat sekolah yang lain.
3. Belum terlihatnya intervensi khusus dalam area Bimbingan dan Konseling
untuk menangani permasalahan interpersonal pada siswa. 4.
Belum adanya penelitian mengenai kecenderungan untuk melindungi harga diri di sekolah tersebut.
C. Pembatasan Masalah
Mengetahui keterkaitan antara berbagai tipe gaya hidup dengan kecenderungan melindungi harga diri pada siswa SMA.
D. Rumusan Masalah
Apakah berbagai tipe gaya hidup akan berhubungan dengan adanya kecenderungan melindungi harga diri siswa?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji hubungan antara berbagai tipe gaya hidup dengan kecenderungan melindungi harga diri pada siswa SMA.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a Dapat menambah khasanah kajian ilmu psikodinamika khususnya
keterkaitan antara gaya hidup dan kecenderungan melindungi harga diri.
7
b Menambah wawasan pemahaman tentang berbagai macam gaya hidup
dan kecenderungan melindungi harga diri yang dilakukan oleh remaja. 2.
Manfaat Praktis a
Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling, penelitian ini mampu memberikan kontribusi ilmiah bagi
pengembangan orientasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah dan Perguruan
Tinggi, Teori dan Teknik Konseling, serta Perkembangan Peserta Didik.
b Bagi Guru BK, dengan adanya penelitian ini pihak sekolah mampu
memberikan penanganan khusus pada siswa yang mempunyai masalah dengan kecenderungan untuk melindungi harga diri.
c Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan wawasan sehingga
dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Teori Psikologi Individual Alfred Adler
1. Gaya Hidup
Style of Life
Alfred Adler merupakan seorang ahli psikodinamika yang menyumbangkan teori dalam perkembangan Psikologi yang diberi nama
Teori Psikologi Individual. Dalam teorinya, Adler berbicara bahwa pada dasarnya manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior yaitu suatu
kondisi yang mengakibatkan kita untuk menjadi tergantung pada orang lain Feist Feist, 2009:69. Setiap orang memulai hidupnya dari tubuh
yang lemah dan tidak berdaya, maka semua manusia memiliki keinginan untuk melawan perasaan inferioritas dengan menguasai kehidupan kita
yang sulit ini Ewen, 2003:93. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Adler mengatakan bahwa tidak ada satupun orang yang mampu bertahan dengan
perasaan inferior yang lama. Oleh karena itu, individu akan mencari cara untuk menghilangkan perasaan inferiornya dan menjadi superior atas
kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Perjuangan untuk memperoleh superioritas individu tidaklah selalu
dalam cara yang negatif. Perjuangan untuk mencapai superioritas mampu diungkapkan baik dalam hal yang positif maupun negatif. Seperti yang
diungkapkan oleh Adler dalam Ewen, 2003:93 bahwa perjungan untuk memperoleh superioritas yang sehat adalah perjuangan yang didasari pada
minat sosial, dan memberikan perhatian pada kesejahteraan banyak orang.
9
Sebaliknya, keinginan untuk mendominasi yang egois dan kepuasan pribadi merupakan hal yang menyimpang dan merupakan suatu hal yang
tidak sehat. Ketergantungan kita pada orang lain akhirnya akan membuat kita menumbuhkan minat sosial kita pada masyarakat. Manusia merupakan
makhuk sosial, maka minat sosial juga akan menentukan kesehatan psikologis dari tiap individu.
Minat sosial berkembang dalam tiga tahap: bakat, kemampuan, dan karakter dinamis sekunder Sharf, 2012:128. Hal itu berarti, seorang
individu memiliki kemampuan atau bakat untuk bekerjasama dan hidup secara sosial. Setelah bakat tersebut berkembang, maka individu mampu
mengembangkan kemampuannya dalam bekerjasama pada aktivitas sosial. Seiring dengan kemampuan yang berkembang, karakter dinamis sekunder
memberikan makna bagi diri mereka sendiri sebagai sikap dan minat di berbagai kegiatan yang pada akhirnya diartikan sebagai minat sosial.
Minat sosial yang dibangun oleh individu tidak semata-mata muncul begitu saja dari dalam diri individu itu sendiri melainkan juga adanya
pengaruh dari lingkungan yang juga ikut membentuk minat sosial dari seseorang. Hubungan yang dimiliki oleh seorang anak dengan ayah ibunya
sangat penting sehingga bisa mengalahkan cacat fisik yang dibawa sejak lahir Feist Feist, 2009:77. Dalam arti lain, pengaruh pola asuh orang
tua sangat menentukan minat sosial dari individu ketika beranjak dewasa. Tiap anak dilahirkan dengan potensi untuk mengembangkan minat sosial
itu dan dengan pengasuhan yang tepat, maka potensi itu akan berkembang