Basis kas menuju akrual Basis akrual Single Entry Double Entry

pajak pada laporan keuangan Wajib Pajak. Selanjutnya, DJP akan melakukan tindakan penagihan terhadap piutang pajak tersebut bila dalam tempo yang telah ditentukan Wajib Pajak belum melakukan pembayaran. Terhadap kelima macam ketetapan pajak diatas, wajib pajak juga dapat melakukan upaya hukum bila merasa penetapan pajak yang dilakukan DJP tidak benar. Upaya hukum tersebut adalah permohonan pembetulan, pengurangan, atau pembatalan sanksi, keberatan, banding, dan peninjauan kembali.

2.4.5 Pengakuan Pendapatan Pajak

Pendapatan pajak dapat diakui berdasarkan basis kas menuju akrual dan basis akrual.

a. Basis kas menuju akrual

Pengakuan pendapatan pajak dengan basis kas menuju akrual adalah sesuai dengan PP 71 tahun 2010 tentang pendapatan LRA, yaitu pada saat pembayaran pajak diterima pada Rekening Kas Umum Negara.

b. Basis akrual

Pengakuan pendapatan pajak dengan basis akrual adalah sesuai dengan PP 71 tahun 2010 tentang pendapatan LO, yaitu ketika saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi berupa masuknya kas ke rekening kas umum Negara.

2.4.6 Pencatatan Pendapatan Pajak

Menurut Rusmana 2012,7 dalam tulisan Konversi LK Basis CTA ke Basis Akrual sebelum adanya reformasi keuangan, pencatatan dalam istilah akuntansi saat ini disamakan dengan pembukuan. Hal ini tidak tepat karena Universitas Sumatera Utara pembukuan hanya menggunakan sistem pencatatan single entry, sedangkan akuntansi dapat menggunakan sistem pencatatan single entry, double entry, dan tryple entry. Menurut Halim 2007:43 dalam tulisan Oman Rusmana 2012,7 ketiga macam sistem pencatatan ini dapat diterapkan dalam akuntansi keuangan daerah. Menurut penulis ketiga sistem pencatatan ini juga dapat diterapkan dalam akuntansi keuangan pemerintah pusat. Berikut ini adalah penjelasan tentang ketiga sistem pencatatan tersebut:

a. Single Entry

Halim 2008;43 menyatakan Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan tata buku tunggal atau tata buku. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi Penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi Pengeluaran.”

b. Double Entry

Halim 2008;45 menyatakan Sistem pencatatan double entry sering disebut dengan sistem tata buku berpasangan. Menurut sistem ini pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut sisi Debit berada di sebelah kiri dan Kredit di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi.

c. Triple Entry