DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
Halaman 2.1
Timeline strategi penerapan SAP berbasis akrual 12
2.2
Basis Akuntansi di Berbagai Negara 20
2.3 Jenis Pajak Penghasilan
47
2.4 Daftar Penelitian Terdahulu
59
4.1 R
R e
e a
a l
l i
i s
s a
a s
s i
i P
P e
e n
n d
d a
a p
p a
a t
t a
a n
n M
M e
e n
n u
u r
r u
u t
t J
J e
e n
n i
i s
s P
P e
e n
n d
d a
a p
p a
a t
t a
a n
n y
y a
a n
n g
g b
b e
e r
r a
a k
k h
h i
i r
r 3
3 1
1 D
D e
e s
s e
e m
m b
b e
e r
r 2
2 1
1 1
1 80
4.2
P P
e e
n n
g g
a a
k k
u u
a a
n n
P P
e e
n n
d d
a a
p p
a a
t t
a a
n n
P P
e e
r r
p p
a a
j j
a a
k k
a a
n n
I I
n n
d d
o o
n n
e e
s s
i i
a a
D D
e e
n n
g g
a a
n n
M M
e e
n n
g g
a a
d d
o o
p p
s s
i i
I I
P P
S S
A A
S S
87
4.3 R
R e
e a
a l
l i
i s
s a
a s
s i
i P
P e
e n
n e
e r
r i
i m
m a
a a
a n
n P
P e
e r
r p
p a
a j
j a
a k
k a
a n
n D
D a
a l
l a
a m
m N
N e
e g
g e
e r
r i
i y
y a
a n
n g
g b
b e
e r
r a
a k
k h
h i
i r
r 3
3 1
1 D
D e
e s
s e
e m
m b
b e
e r
r 2
2 1
1 1
1 118
4.4 Penyesuaian Pendapatan Perpajakan Akrual Berdasarkan
PER-62PB2009 122
4.5 Laporan Operasional Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai
Dengan 31 Desember 2010 dan 2011 123
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul
Halaman 4.1
Diagram Alur Pengakuan Pendapatan Perpajakan Melalui MPN
79
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
Halaman 1.
Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis
Akrual 135
2. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Kota
140
3.
Format Laporan Realisasi Anggaran Berdasarkan PP 71 Tahun 2010
141
4. Format Laporan Operasional Berdasarkan PP 71 Tahun
2010 143
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK ANALISIS AKUNTANSI PENDAPATAN PERPAJAKAN DALAM RANGKA
PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL STUDI KASUS : KPP PRATAMA MEDAN KOTA
Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan tentang posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas dalam lingkungan pemerintahan selama satu periode pelaporan. Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah diterapkan prinsip
prinsip akuntansi yang disebut Standar Akuntansi Pemerintahan yang diatur dalam PP 71 tahun 2010. Salah satu poin utama dalam PP 71 tahun 2010 adalah
penerapan basis akrual di lingkungan akuntansi pemerintahan. Penerapan basis akrual terutama akan berpengaruh pada akuntansi pendapatan dan belanja
pemerintah. Pendapatan dari sektor perpajakan merupakan komponen penyumbang pendapatan yang memiliki porsi terbesar dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara APBN Republik Indonesia. Oleh sebab itu implementasi tentang kebijakan, sistem, dan prosedur akuntansi pendapatan
perpajakan merupakan hal yang sangat penting dan material dalam penyusunan Laporan keuangan pemerintah.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proyeksi penerapan basis akrual pada akuntansi pendapatan perpajakan berdasarkan PP 71
tahun 2010 dan dengan mempertimbangkan standar akuntansi sektor publik internasional.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter dan data kuantitatif dengan menggunakan
sumber data primer dan sekunder. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Adapun teknik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi.
Hasil penelitian setelah dilakukan simulasi penerapan basis akrual pada akuntansi pendapatan perpajakan adalah pendapatan perpajakan diakui ketika
munculnya hak pemerintah atas pendapatan perpajakan atau masuknya penerimaan kas di Rekening Kas Umum Negara yang harus didasarkan pada
dokumen pendukung sesuai aturan yang berlaku. Untuk itu diperlukan aturan yang lebih detail terkait titik pengakuan pendapatan perpajakan berbasis akrual.
Penelitian ini juga berkesimpulan dalam pencatatan pendapatan perpajakan dengan basis akrual, akan dibutuhkan sistem pencatatan triple entry untuk
mengakomodir keperluan pencatatan pendapatan perpajakan berbasis akrual sekaligus realisasi penerimaan perpajakan.
Kata kunci : Standar Akuntansi pemerintahan basis akrual, akuntansi
pemerintahan berbasis akrual, akuntansi pendapatan perpajakan berbasis akrual
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT ANALYSIS OF TAX REVENUE ACCOUNTING IN ORDER TO ACRUAL BASIS
ACCOUNTING APPLICATION CASE STUDY : MEDAN KOTA SMALL TAX OFFICE
Government Financial Statement prepared to provide relevant information of financial position and whole transaction by one entity in governmental
environment for one reporting period. In preparing and presenting government financial statement, applied accounting principles referred to Government
Accounting Standard that regulated in PP 71 Tahun 2010. One of main point in PP 71 Tahun 2010 is the application of accrual basis in governmental
accounting. The application of accrual basis mainly will effect to governmental revenue and expenditure accounting. Revenue from taxation is the biggest
component in State Revenue portion as stated in Republik Indonesia’s State Revenue and Expenditure Budget APBN. Therefore the implementation of
policy, system, and accounting procedure related with Tax Revenue Accounting is one of the most important and material in preparing Government financial
statement.
The main purpose of this research was to know how the projection will be in applying accrual basis to tax revenue accounting based on PP 71 tahun 2010, and
also considering International Public Sector Accounting Standard. This research used descriptive method. The type of data used was
documentary and quantitative data by using primary and secondary data source. The technique for collecting data used documentation and interview technique.
The data analysis method used was descriptive analysis method.
The result of this research after making simulation of accrual basis in tax revenue accounting was tax revenue recognised when government’s right in tax
revenue raised or payment received by government that must be based on legal supporting document. Therefore it was needed detailed regulation related with
recognition point of accrual tax revenue. This research also result in recording tax revenue with accrual basis, will be needed triple entry system for
accomodating the need of recording accrual tax revenue and realisation of tax receipt at once.
Keyword
: Accrual basis governmental accounting standard, Accrual basis governmental accounting, Accrual basis tax revenue
accounting.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan tentang posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk
melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu
menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Tujuan umum penyajian informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Laporan keuangan pemerintah berperan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, karena itu komponen laporan yang disajikan setidak tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen informasi yang diharuskan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan. Selain itu, karena pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi
kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian. Kebutuhan informasi mengenai kegiatan operasional pemerintahan serta
posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan memadai jika didasarkan pada basis akrual, yaitu berdasarkan pengakuan munculnya hak
dan kewajiban, bukan berdasarkan pada arus kas semata. Namun, apabila terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan penyajian suatu
Universitas Sumatera Utara
laporan keuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan dimaksud wajib disajikan demikian.
Akuntansi berbasis akrual akan menghasilkan informasi yang lebih akuntabel, andal, dan transparan dibandingkan dengan akuntansi berbasis kas.
Akuntansi berbasis akrual dapat menyediakan pengukuran yang lebih baik, pengakuan yang tepat waktu, dan pengungkapan kewajiban di masa mendatang.
Informasi berbasis akrual dapat menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya ekonomi yang sebenarnya.
Dalam studi No 14 yang dikeluarkan oleh International Public Sector Accounting Standard Board IPSASB di Januari 2011, manfaat akuntansi
berbasis akrual dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Menilai akuntabilitas semua sumber daya yang dikendalikan entitas dan penyebaran sumber daya tersebut.
2. Menilai posisi keuangan,kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.
3. Pengambilan keputusan untuk menyediakan sumber daya untuk atau
melakukan bisnis dengan, suatu entitas. Untuk level yang lebih detail, pelaporan dengan basis akrual bermanfaat untuk:
1. Menunjukkan bagaimana suatu entitas membiayai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya. 2.
Membantu pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi keberlangsungan kemampuan pemerintah membiayai aktivitasnya dan
memenuhi kewajiban serta komitmennya.
Universitas Sumatera Utara
3. Menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan posisi keuangan
pemerintah. 4.
Memberikan kesempatan pada entitas untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan sumber daya yang dikelolanya.
5. Berguna untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya pelayanan,
efisiensi, dan pencapaian atau prestasi. Pendapatan dari sektor perpajakan merupakan komponen penyumbang
pendapatan yang memiliki porsi terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN Republik Indonesia. Berdasarkan alasan inilah implementasi
tentang kebijakan, sistem, dan prosedur akuntansi pendapatan perpajakan merupakan hal yang sangat penting. Pendapatan perpajakan di Indonesia meliputi
Pendapatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Bea Meterai.
Pemerintah memiliki andil besar terhadap kebijakan, sistem, serta prosedur akuntansi yang dipakai dalam mengakui pendapatan perpajakan dalam kaitannya
dalam menciptakan good governance. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di bidang pengakuan dan pelaporan pendapatan perpajakan
dalam rangka mencapai good governance adalah menerapkan akuntansi berbasis akrual dari yang semula menggunakan akuntansi berbasis kas menuju akrual
terhadap akuntansi pendapatan perpajakan. Selama ini pemerintah masih menggunakan Standar
Akuntansi Pemerintahan SAP berbasis Kas Menuju Akrual yang berlandaskan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Peraturan pemerintah ini mengatur
Universitas Sumatera Utara
bahwa pendapatan perpajakan diakui ketika kas masuk ke rekening negara. Penerapan basis kas ini memudahkan pencatatan dan pelaporan pendapatan pajak
karena hanya berdasarkan pada pendapatan pajak tahun fiskal tertentu tanpa memperhatikan kapan sebenarnya pendapatan tersebut dihasilkan. Namun, hal ini
menimbulkan kelemahan karena pendapatan yang dilaporkan menjadi kurang merepresentasikan keadaan sebenarnya sehingga pelaporannya menjadi kurang
andal dan akuntabel. Demi menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual,
pemerintah mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Ruang lingkup Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual boleh diterapkan
bagi entitas yang belum siap menerapkan SAP berbasis akrual dengan batas waktu empat tahun sejak tanggal ditetapkan.
Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penerapan basis akrual terdiri atas langkah teknis dan praktis. Langkah teknis berupa melakukan proyeksi
pendapatan dan belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran LRA yang berbasis kas ke dalam pendapatan dan beban dalam Laporan Operasional yang berbasis
akrual. Untuk melakukan proyeksi pendapatan perpajakan dalam Laporan Operasional dilakukan melalui pos penampung estimasi pajak yang secara
potensial akan diterima. Pos penampung tersebut adalah piutang pajak. Sedangkan langkah praktik ditempuh dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang
kompeten dalam lingkungan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pelaksanaan SAP berbasis akrual, khususnya dalam akuntansi pendapatan perpajakan tidaklah mudah karena terkendala oleh penerapan self
assessment dimana wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.
Kendala lain yang mungkin muncul adalah sulitnya melakukan estimasi pendapatan pajak yang akurat. Estimasi pendapatan pajak ini akan berhubungan
dengan cara pemungutan pajak di Indonesia yang menganut stelsel campuran gabungan stelsel fiktif dan stelsel nyata. Keberadaan stelsel fiktif yang
digunakan sebagai salah satu cara pemungutan pajak akan membutuhkan adanya estimasi terhadap pendapatan perpajakan. Keterbatasan sumber daya manusia dan
sistem informasi juga merupakan kendala dalam menerapkan basis akrual tersebut. Oleh karena itu penerapan di negara berkembang, dalam konteks ini
Indonesia, harus direncanakan secara praktis dan realistis sesuai dengan SDM dan kapasitas yang tersedia.
Penelitian yang dilatarbelakangi pengalaman negara-negara lain dalam menerapkan SAP berbasis akrual menyimpulkan bahwa keberhasilan penerapan
basis akrual didukung oleh strategi penerapan yang baik, pengkomunikasian tujuan secara jelas, SDM yang mumpuni,dan sistem informasi yang memadai.
Salah satu instansi pemerintah yang melakukan administrasi terhadap penerimaan perpajakan adalah Direktorat Jenderal Pajak DJP dan instansi
vertikal dibawahnya. Dalam hal ini, Kantor Pelayanan Pajak KPP merupakan unit terkecil yang melakukan administrasi terhadap penerimaan perpajakan.
Kantor Pelayanan Pajak juga merupakan entitas pelaporan sekaligus entitas
Universitas Sumatera Utara
akuntansi yang menyajikan laporan keuangan pemerintah yang terdiri atas Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Salah satu
kantor pelayanan pajak yang terdapat di Kota Medan adalah KPP Pratama Medan Kota. Kantor ini merupakan instansi vertikal DJP di bawah pembinaan Kantor
Wilayah DJP Sumatera Utara I. Pada tahun 2011, KPP Pratama Medan Kota telah menghimpun penerimaan
pajak sebesar Rp 543.370.109.038 dan apabila dengan memperhitungkan pengembalian penerimaan sebesar Rp 22.790.189.719 maka realisasi penerimaan
bersih sebesar Rp 520.579.919.319. Angka penerimaan pajak ini telah dituangkan dalam Laporan Realisasi Anggaran KPP Pratama Medan Kota tahun 2011.
Namun penyajian angka penerimaan pajak ini menggunakan basis kas yang masih diakomodir oleh PP 71 tahun 2010. Untuk melakukan konversi nilai penerimaan
pajak yang berbasis kas menjadi pendapatan perpajakan yang berbasis akrual dibutuhkan beberapa tahapan yang akan dijelaskan pada skripsi ini.
Dengan mempertimbangkan landasan teori akuntansi pendapatan berbasis akrual dalam PP 71 tahun 2010, penerapan akuntansi akrual dalam pengakuan,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan pendapatan perpajakan dibeberapa negara lain serta proyeksi penerapan SAP akrual di Indonesia, maka penulis tertarik
membahas lebih dalam penerapan SAP berbasis akrual pada pendapatan perpajakan di Indonesia beserta beberapa permasalahan yang mungkin dihadapi
dalam implementasinya. Berdasarkan apa yang diuraikan diatas, penulis tertarik
untuk menulis skripsi dan melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS AKUNTANSI PENDAPATAN PERPAJAKAN DALAM RANGKA
Universitas Sumatera Utara
PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL STUDI KASUS : KPP PRATAMA MEDAN KOTA”.
1.2 Perumusan Masalah