berbasis kas, tapi juga pada sumber daya lain yang berpotensi memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Hanya saja, di negara-negara lain terutama
Negara anggota OECD Organisation for Economic Co-operation and Development penggunaan basis akrual lebih banyak diterima untuk pelaporan
keuangan dari pada untuk tujuan penganggaran.
2.2.6 Isu Penerapan Akuntansi Akrual Di Dunia Internasional
Dalam proses transisi menuju basis akrual bagi lingkungan pemerintahan, Khan dan Meyes dalam studi Transition to Accrual Accounting telah
mengumpulkan beberapa isu sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan akuntansi
Basis kas relatif mudah dioperasikan, namun basis kas gagal untuk memberikan informasi penting tentang transaksi non kas. Akuntansi akrual adalah
sistem akuntansi yang lebih komprehensif dan membutuhkan sistem pencatatan yang lebih terintegrasi. Pengakuan dan pengukuran nilai dari transaksi yang
kompleks seperti sewa guna usaha, partnership pemerintah dan swasta, dan transaksi pada aset tak berwujud seringkali membutuhkan persyaratan
kemampuan teknis dan pertimbangan yang lebih tinggi karena mengandung risiko kesalahan dan salah saji yang tinggi. Salah satu isu terpenting adalah pemerintah
harus menentukan pada pengaplikasian kebijakan akuntansi yang cocok dan konsisten dengan standar akuntansi yang relevan. Ketika standar yang sudah ada
tidak bisa mengakomodir kondisi khusus, pertimbangan harus dilakukan untuk memilih kebijakan akuntansi mana yang akan menghasilkan informasi keuangan
yang relevan dan andal.
Universitas Sumatera Utara
b. Adanya gap dengan Standar Akuntansi Internasional
International Public Sektor Accounting Standards Board IPSASB, merupakan bagian dari International Federation of Accountants IFAC, adalah
lembaga yang bertanggung jawab mengeluarkan International Public Sektor Accounting Standards IPSAS yang merupakan standar internasional untuk
akuntansi sektor publik. Saat ini telah terdapat sekitar dua puluh standar yang dapat diaplikasikan untuk akuntansi berbasis akrual. Standar yang telah
dikeluarkan IPSAS telah di desain untuk memfasilitasi generalisasi bentuk laporan keuangan pemerintah yang berkualitas dengan tingkat keterbandingan
secara internasional. Hanya saja masih ada gap celah antara standar akuntansi sektor publik
internasional dengan standar yang diterapkan pemerintah suatu Negara, misalnya dalam hal pengakuan dan pengukuran pendapatan non pertukaran misal pajak
dan transfer, pengakuan dan pengukuran akuntansi untuk kebijakan sosial, aset bersejarah, dan partnership pemerintah-swasta. Untuk itu, pemerintah suatu
negara perlu memformulasikan standar atau pedoman akuntansinya sendiri pada aspek tertentu.
c. Informasi kas dalam kerangka kerja akrual