Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bukanlah hal yang terjadi begitu saja namun terlaksana secara sadar dan dilakukan secara sengaja dan terencana. Seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan upaya manusia dalam memperoleh pengetahuan sehingga akan terbentuk nilai, sikap dan perilaku. Pendidikan pada hakekatnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Namun di Indonesia sekarang ini dunia pendidikan sedang mengalami sakit, seperti yang tertulis pada edusia.kompasiana.com, kondisi 75 sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan, belum lagi indeks kompetensi guru hanya 44,5 dari 75 standar kompetensi guru. Indonesia kini berada pada peringkat 40 dari 40 negara yang berkaitan dengan kualitas pendidikan berdasarkan dirilisnya The Learning Curve. Wajar saja pendidikan Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara menurut Programme for International Study Assessment PISA pada tahun 2012 lalu . Pendidikan yang bermutu dapat dimulai dari pendidikan dengan lingkup yang kecil yaitu mulai dari pendidikan di keluarga dan pendidikan di kelas. Pendidikan di setiap jenjang pendidikan berbeda-beda. Pendidikan yang bermutu berawal dari pembelajaran di kelas. Namun di Indonesia masih terkendala dalam 2 meningkatkan mutu pendidikannya di antaranya adalah keterbatasan akses pendidikan, jumlah guru yang tidak merata, serta kualitas guru sendiri yang dinilai masih kurang seperti yang tertulis di prestasi-iief.org. Suatu pembelajaran dikatakan berkualitas jika proses pembelajarannya berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan Radno Harsanto 2007: 9. Tak lepas dari pembelajaran yang menarik, guru berperan penting dalam menyajikan pembelajaran yang berkualitas melalui teknik dan penyajian materi yang memang harus dikuasai setiap guru. Pembelajaran di kelas khususnya di sekolah dasar menjadi hal yang perlu diperhatikan. Sayangnya dalam pembelajaran di kelas masih banyak guru yang belum dapat menerapkan teknik dan penyajian yang belum maksimal. Peneliti melakukan observasi di SD N Gedongkiwo khususnya kelas V pada pembelajaran IPA, di kelas tersebut guru yang menyampaikan materi belum menggunakan teknik yang menarik dan menantang siswa. Dalam pembelajarannya di kelas guru hanya menggunakan metode tanya jawab dari materi yang disampaikan sebelumnya sampai siswa terlihat paham atas materi yang disampaikan dengan menjawab benar pertanyaan yang diberikan gurunya. Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan isinya Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis 1992: 3. Pada dasarnya tujuan pembelajaran IPA di SD adalah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan keterampilan proses, mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menimbulkan 3 rasa kagum terhadap Penciptanya, mengembangkan nilai dan sikap, mengembangkan minat siswa terhadap IPA, serta mengembangkan konsep-konsep IPA sederhana yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Hendro Darmodjo 1992: 108. Dari pernyataan para ahli yang dikemukakan diatas, IPA sejatinya untuk membuat siswa SD untuk mengembangkan konsep yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari, namun kenyataanya siswa SD masih banyak yang belum dapat mengembangkan konsep IPA. Dari hasil wawancara dengan para siswa kelas V SD N Gedongkiwo para siswa masih kebingungan terhadap materi IPA yang disampaikan dari gurunya, kebanyakan menjawab bahwa IPA itu sulit, peneliti memberikan pertanyaan sederhana tentang contoh gaya dalam kehidupan sehari- hari namun 4 dari 7 siswa yang diwawancarai oleh peneliti belum dapat menjawab pertanyaan tentang contoh gaya tersebut. Model pembelajaran yang inovatif akan menciptakan proses pembelajaran yang menarik dengan menuntut siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran inovatif sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA di SD agar para siswa mampu menerima konsep yang diberikan guru dan dapat diterapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Namun tak jarang para guru di kelas masih kurang memperhatikan penggunaan model pembelajaran yang inovatif dan hanya menggunakan model pembelajaran yang hanya mengandalkan penjelasan atas materi dan dilanjutkan dengan tanya jawab. Hal itu terus menerus tanpa menggunakan media pembelajaran dan model pembelajaran yang membuat siswa aktif di dalam kelas sehingga membuat siswa merasa bosan dengan pembelajaran 4 yang dilaksanakan di kelas. Sebagai contoh di SD N Gedongkiwo yang sebelumnya peneliti observasi, guru di kelas V masih jarang menggunakan model pembelajaran yang inovatif, alhasil dari wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa mereka merasa bosan dengan pembelajaran yang seperti itu saja sehingga minat untuk belajar IPA mereka sangat rendah. Minat belajar dalam proses pembelajaran IPA kelas V SD N Gedongkiwo masih tergolong rendah. Dilihat dari minat siswa dalam proses pembelajaran, masih banyak siswa yang kurang memperhatikan apa yang dijelaskan guru di depan kelas, akibatnya ketika guru memberikan pertanyaan para siswa banyak yang tidak dapat menjawab. Guru juga kurang memperhatikan minat siswa dalam proses pembelajaran IPA di kelas tersebut, sehingga sering terjadi pengulangan penyampaian materi yang terus menerus sehingga pembelajaran kurang optimal. Sedangkan menurut Slameto 2003: 57, “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Oleh karena itu minat siswa akan berpengaruh dalam proses pembelajaran, sebagai guru seharusnya juga memperhatikan minat siswa dalam pembelajaran di kelas agar nantinya pembelajaran lebih optimal. Proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V SD N Gedongkiwo kurang optimal dikarenakan minat belajar IPA di kelas tersebut masih rendah dan guru juga kurang memperhatikan minat siswa dalam belajar IPA karena guru tidak menggunakan model pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa merasa bosan dan pembelajaran yang diberikan menjadi kurang bermakna bagi siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan guru agar tidak monoton dan 5 menarik adalah model pembelajaran Quantum Teaching di mana dalam model pembelajaran ini terdapat prinsip TANDUR “Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan” yang akan mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan. Dengan model pembelajaran Quantum Teaching siswa akan senang dan berperan aktif sehingga keluhan seperti bosan dalam pembelajaran IPA dapat teratasi. Model pembelajaran Quantum Teaching juga akan membentuk anak berhasil dalam keterampilan yang nantinya siswa akan tumbuh minat dengan kepuasan mengetahui manfaat belajar IPA bagi kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengangkat judul “Meningkatkan minat belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching di kelas V SD N Gedongkiwo”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS (Quasi Experiment di SMP Negeri 178 Jakarta)

1 13 287

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 106162 MEDAN ESTATE KAB. DELI SERDANG T.A 2016/2017.

0 2 19

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL AND TEACHING LEARNING ( CTL ) DI KELAS V SD N 038093 SIBAGINDAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 2 23

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD NEGERI 200120 LOSUNGBATU KEC. PADANGSIDIMPUAN UTARA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 25

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 132412 TANJUNGBALAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 2 18

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SD SWASTA GKPS JALAN MAPILINDO MEDAN T.A 2012/2013.

0 3 22

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangbangun Tahun 2011/

0 3 13

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Bagi Siswa Kelas III SD Muhammadiyah Sambon Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 15

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD

0 0 12