28 pembelajaran Quantum Teaching dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Seperti
yang dijelaskan dalam Jurnal Abdelkrim Hasni bahwa metode ataupun model pembelajaran sangat berpengaruh dalam minat belajar siswa didalam kelas.
Dari penelitian yang relevan di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar IPA sangat penting untuk ditingkatkan. Untuk meningkatkan minat belajar IPA
siswa dengan menggunakan metode ataupun model pembelajaran yang tepat. Banyak model ataupun metode pembelajaran yang dapat diterapkan agar dapat
meningkatkan minat belajar IPA siswa. Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang akan digunakan adalah
model pembelajaran Quantum Teaching. Kelebihan model pembelajaran ini adalah dimana siswa akan lebih aktif, mempunyai pemahaman yang tinggi dari materi
yang diajarkan karena menyangkut kehidupan sehari-hari dan memberikan kebebasan pada siswa untuk berfikir kreatif.
G. Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA hendaknya disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Minat dari diri siswa
sendiri juga meningkatkan kualitas proses belajar maupun hasil belajar siswa. Minat belajar muncul dari diri siswa jika didukung dengan hal yang menarik perhatian dan
membuat mereka mudah memahami pembelajaran yang disampaikan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Quantum
Teaching. Dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching yang mempunyai
kerangka belajar dengan akronim “TANDUR” yang berarti Tanamkan, Alami,
29 Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Dengan kerangka belajar tersebut
diharapkan siswa mampu menguasai materi ang disampaikan dengan mudah dan siswa akan dituntut aktif dalam pembelajaran. Hal ini akan menarik perhatian dan
antusias siswa dalam belajar dan dapat menimbulkan minat pada diri siswa untuk belajar. Dengan demikian model pembelajaran Quantum Teaching dapat dijadikan
alternatif untuk meningkatkan minat siswa.
H. Definisi Operasional
1. Minat belajar IPA adalah kecenderungan anak untuk belajar IPA dan kondisi
di mana anak tertarik untuk belajar IPA sehingga siswa senang dalam berpartisipasi aktif dalam pembelajaran IPA. Siswa yang memiliki minat untuk
belajar IPA akan berpartisipasi aktif dan antusias untuk memahami materi yang disampaikan, berpikir kreatif untuk memecahkan masalah terkait IPA dengan
kehidupan sehari-hari, mempunyai perhatian lebih terhadap materi yang diberikan, berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok, berani untuk
menyampaikan hasil kerja terkait materi IPA yang disampaikan. Dalam kegiatan belajar mengajar ini menggunakan model Quantum Teaching untuk
merangsang ketertarikan dan minat siswa dalam belajar IPA. 2.
Quantum Teaching adalah salah satu model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan minat belajar siswa. Dengan kerangka
belajar “TANDUR” yang terdapat dalam Quantum Teaching siswa akan mudah untuk memahami dan
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk berpikir kreatif dengan menanamkan kehidupan sehari-hari dan keterkaitannya dengan
materi IPA yang disampaikan. Siswa juga dituntut untuk berani menyampaikan
30 hasil kerjanya di depan kelas, dan adanya pengulangan akan mempermudah
siswa dalam memahami materi. Adapun perayaan dalam kerangka model pembelajaran Quantum Teaching adalah untuk memberikan apresiasi terhadap
hasil kerja siswa, di mana akan membuat siswa merasa bahwa dirinya memang bisa dan dihargai atas hasil kerjanya.
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
PTK adalah penelitian tindakan kelas Classroom Action Research yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas
Suharsimi Arikunto, dkk, 2010: 58. Jika dijelaskan lebih rinci penelitian tindakan kelas memiliki 4 tahap dalam satu siklus yang terdiri dari perencanaan planning,
tindakan acting, pengamatan observing, dan refleksi reflecting. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas
kolaboratif. Menurut Suhardjono 2007: 63, ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi kerja sama antara praktisi dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan
tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kerjasama action.
Kerjasama antara guru dengan peneliti diperlukan untuk mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi. Kegiatan kolaborasi dengan guru yang
dilakukan adalah untuk mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, menganalisis data, menyeminarkan hasil dan menyusun laporan akhir
Suhardjono, 2007: 63. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas V SD N Gedongkiwo yaitu ibu Ning Dwi Astuti.
B. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 160-161, subjek penelitian harus memuat banyak subjek tindakan yang akan ditingkatkan, kelas berapa dalam sebuah
satuan pendidikan apa, dan karakteristik kelompok tersebut. Yang dimaksud karakteristik kelompok itu sendiri adalah bagaimana kemampuan kelompok secara