b. Pemberian penguatan itu dapat berupa penguatan sosial senyuman, pujian,
penguatan aktivitas pemberian mainan dan penguatan simbolik uang, nilai;
c. Hukuman punishment dapat digunakan sebagai alat pembelajaran, tetapi
perlu hati-hati. Hukuman dapat dipikirkan sebagai alat pendidikan terakhir setelah anak melakukan kenakalan dan kemalasan. Hanya dalam
pelaksanaannya guru tidak boleh sambil marah atau karena dendam; d.
Kesegeraan konsekuensi, salah satu prinsip dalam teori perilaku belajar yang segera diikuti konsekuensi akan lebih berpengaruh dari perilaku yang disertai
konsekuensi yang lambat. Maka hendaknya dalam pembelajaran terutama untuk siswa sekolah dasar guru segera memberikan pujian atau teguran
setelah siswa berhasil atau tidak berhasil dalam pembelajaran; e.
Pembentukan, dalam upaya mencapai tujuan guru hendaknya memberikan penguatan, sehingga keterampilan yang diharapkan dapat terwujud.
Dari teori belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori belajar behavioristik adalah pembelajaran perilaku, hal ini berkaitan dengan sikap taat
dan patuh siswa terhadap tata tertib kedisiplinan yang dimilikinya, sehingga akan terjadi perubahan perilaku dari negatif menjadi positif dan bersifat permanen.
2.1.2 Pengertian Disiplin
Wiyani 2013:159 Kata disiplin berasal dari bahasa Latin, yaitu disciplina dan discipulus yang berarti perintah dan siswa, Jadi disiplin dapat dikatakan
bahwa disiplin merupakan perintah dari seorang guru kepada siswanya yang mencerminkan rasa ketaatan dan kepatuhan. Sejalan dengan hal tersebut.
Ekosiswoyo dan Rachman 2002:97 mengungkapkan disiplin merupakan kesadaran yang bermakna dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk
aturan yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian
tujuan dan hasil belajar. Sementara itu, Daryanto 2013:49 berpendapat disiplin pada dasarnya adalah kontrol diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh
diri sendiri maupun di dalam keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, maupun beragama.
Disiplin merujuk pada kebebasan individu untuk tidak bergantung pada orang lain dalam memilih, membuat keputusan, tujuan, melakukan perubahan
perilaku, pikiran maupun emosi sesuai dengan prinsip yang diyakini dari aturan moral yang dianut. Dalam perspektif umum disiplin adalah perilaku sosial yang
bertanggungjawab dan fungsi kemandirian yang optimis dalam suatu relasi sosial yang berkembang atas dasar kemampuan mengendalikan, memotivasi dan
idependensi diri. Sementara itu, Tu’u 2004:31 juga berpendapat bahwa disiplin
merupakan sesuatu yang menyatu didalam diri sesorang. Bahkan disiplin menjadi bagian dalam hidup seseorang, yang muncul dalam pola tingkah lakunya sehari-
hari. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan dampak proses pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari dalam keluarga dan berlanjut dalam
pendidikan di sekolah. karena pada dasarnya keluarga dan sekolah menjadi tempat penting bagi pengembangan disiplin seseorang.
Adapun Menurut Hurlock 2013:82 disiplin berasal dari kata yang sama dengan disciple yakni seseorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti
pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan siswa merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan
bahagia. Jadi disiplin merupakan cara masyarakat mengajar siswa perilaku moral yang disetujui secara bersama oleh kelompoknya. Hal tersebut diperkuat oleh
Wiyani 2013:159 mengungkapkan bahwa disiplin sebagai suatu keadaan tertib yang mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada
peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati. Adapun Sofyan 2012:155 mengungkapkan kedisiplinan siswa menyangkut giatnya usaha dan
memenuhi target serta waktu yang tepat dalam bekerja dan berdisiplin waktu. Orang yang tidak disiplin, membuang-buang waktu, dan hasilnya tidak
memuaskan. Sedangkan Ekosiswoyo dan Rachman 2002:97 menyatakan disiplin yang dilakukan oleh seseorang adalah tindakan untuk mematuhi tuntutan nilai
tertentu, nilai idil dan nilai subjektif. Kaitannya dengan aspek kedisiplinan di sekolah dan di kelas, perilaku yang diharapkan adalah yang mencerminkan
kepatuhan dari berbagai nilai yang disepakati oleh semua, baik siswa, guru, maupun karyawan yang tertuang dalam tata tertib di sekolah dan di kelas.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku seseorang yang taat dan patuh terhadap peraturan yang ada dan
dilakukan karena adanya kesadaran diri yang timbul pada diri seseorang sehingga terciptalah ketertiban dan keteraturan dalam bersikap. Kedisiplinan memang erat
hubungannya dengan perilaku seseorang, dengan disiplin seseorang akan mudah mencapai tujuan yang ingin dicapai. Semakin tinggi tingkat kedisiplinan yang
dimiliki seseorang maka semakin baik pula sikap dan perilakunya. Begitu pula
dengan siswa, kedisiplinan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dalam belajar yaitu mencapai hasil belajar yang optimal.
2.1.3 Fungsi Disiplin