dan kesehatan. Selanjtnya adalah faktor eksternal yang meliputi keluarga, sekolah
dan masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat berasal dari dalam dan luar. Sehingga untuk
mendapatkan hasil belajar yang baik maka guru, orang tua dan siswa harus memperhatikan adanya faktor-faktor tersebut.
2.1.7.5 Domain Hasil Belajar
Belajar merupakan sebuah proses. Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang ingin dicapai seorang individu. Purwanto 2014:48
mendefinisikan domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Ranah hasil belajar meliputi tiga ranah seperti
yang disebutkan Bloom dalam rifa’I dan Anni 2012:70 bahwa hasil belajar
meliputi tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Masing-masing ranah atau domain ini dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan lefel
of competence. Rincian ini dapat disebutkan sebagai berikut:
a Ranah Kognitif Cognitive Domain
Menurut Sardiman 2012:26 hasil belajar kognitif ditandai dengan kemampuan berpikir. Pengetahuan dan kemampuan berpikir tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan
memperkaya pengetahuan.
Menurut Siregar 2011:9-10 terdapat dua kategori dalam kawasan ranah kognitif, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Ada
enam jenjang tujuan belajar dalam dimensi proses kognitif, yaitu: 1.
Mengingat; meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan.
2. Memahami; mampu membangun arti dari pesan pembelajaran, termasuk
komunikasi lisan, tulisan, maupun grafis. 3.
Mengaplikasikan; menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan mapun memecahkan masalah.
4. Menganalisis; memecah bahan-bahan kedalam unsur-unsur pokoknya dan
menentukan bagaimana bagian-bagian saling berhubungan satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur.
5. Mengevaluasi; membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar
teetentu. 6.
Mencipta; membuat suatu produk yang baru dengan mengatur kembali unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu pola atau struktur yang
belum pernah ada sebelumnya. Sedangkan pada dimensi pengetahuan, ada empat kategori, yaitu sebagai
berikut: 1.
Pengetahuan faktual; pengetahuan tentang terminologi, pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur.
2. Pengetahuan konseptual; pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori,
pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
3. Pengetahuan prosedural; pengetahuan tentang keterampilan khusus yang
berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan algoritma, pengetahuan tentang teknik dan metode, pengetahuan tentang kriteria
penggunaan suatu prosedur. 4.
Pengetahuan metakognitif, pengetahuan strategik, pengetahuan tentang operasi kognitif, pengetahuan tentang diri sendiri.
b Ranah Afektif Affective Domain
Poerwanti 2008:1-24 menyatakan secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah yang
terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam
membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai,
transfer of values . Oleh karena itu, guru tidak sekadar “pengajar”, tetapi betul-
betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada siswa didiknya Sardiman, 2011:28. Terdapat lima jenjang ranah afektif yaitu:
1. Penerimaan receiving; meliputi kesadaran akan adanya suatu sistem nilai,
ingin menerima nilai, dan memperhatikan nilai tersebut, misalnya siswa menerima sikap jujur sebagai sesuatu yang diperlukan.
2. Pemberian respons; meliputi sikap ingin merespon terhadap sistem, puas
dalam memberi respon, misalnya bersikap jujur dalam setiap tindakannya. 3.
Pemberian nilai atau penghargaan valuing; meliputi penerimaan terhadap suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang disukai dan memberikan
komitmen untuk menggunakan sistem nilai tertentu, misalnya jika seseorang telah menerima sikap jujur, ia akan selalu komitmen dengan kejujuran,
menghargai orang-orang yang bersikap jujur dan ia juga berperilaku jujur. 4.
Pengorganisasian organization; meliputi memilah dan menghimpun sistem nilai yang akan digunakan, misalnya berperilaku jujur ternyata berhubungan
dengan nilai-nilai yang lain seperti kedisiplinan, kemandirian, keterbukaan, dan lain-lain.
5. Karakterisasi characterization; meliputi perilaku secara terus menerus
sesuai dengan sistem nilai yang telah diorganisasikannya, misalnya karakter dan gaya hidup seseorang, sehingga ia dikenal sebagai pribadi yang jujur,
keteraturan pribadi, sosial dan emosi seseorang sehingga dikenal sebagai orang bijaksana.
c Ranah Psikomotor Psychomotor Domain
Ranah psikomotor berkaitan dengan gerak tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks Poerwanti, 2008:1-25.
Gerak tubuh yang dimaksud berupa keterampilan. Keterampilan ini dapat bersifat jasmani maupun rohani Sardiman, 2011:27.
Adapun lima jenjang tujuan belajar pada ranah psikomotor, yaitu: 1.
Meniru; kemampuan mengamati suatu gerakan agar dapat merespon.
2. Menerapkan; kemampuan mengikuti pengarahan, gerakan pilihan dan
pendukung dengan membayangkan gerakan orang lain. 3.
Memantapkan; kemampuan memberikan respon yang terkoreksi atau respon dengan kesalahan-kesalahan terbatas atau minimal.
4. Merangkai; koordinasi rangkaian gerak dengan membuat aturan yang tepat.
Menurut Thobroni 2011:23 menegaskan hasil belajar mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Informasi Verbal
Informasi verbal merupakan pengungkapan pengetahuan baik berbentuk lisan ataupun tertulis dalam bentuk bahasa. Kemampuan merespons terhadap
rangsangan spesifik. 2.
Keterampilan Intelektual Keterampilan intelektual adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam
mempresentasikan lambang dan konsep. Keterampilan intelektual ini merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas.
3. Strategi Kognitif
Strategi kognitif memiliki arti, yaitu suatu kecakapan dalam mengarahkan serta menyalurkan aktivitas kognitif. Strategi kognitif mencakup penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4.
Keterampilan Motorik Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
melakukan beberapa gerakan jasmani untuk mewujudkan otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap
Sikap adalah kemampuan dalam menolak ataupun menerima objek berdasarkan penilaian objek tersebut. Sikap memiliki kemampuan yang dapat
menjadikan nilai-nilai menjadi standar perilaku. Berdasarkan uraian pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
domain hasil belajar dibagi menjadi tiga, yaitu kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Ketiga kemampuan tersebut memiliki tingkatan-tingkatan
tersendiri, dimana ketiganya berhubungan erat dan dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Adapun hasil belajar dalam penelitian ini dapat dilihat pada
lampiran 3.
2.1.8 Hubungan Kedisiplinan dengan Hasil Belajar