Etetika. Pencegahan Primordial Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder

3. Etetika.

Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.

4. Bahasa.

Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

2.1.6. Sistem Sosial Budaya

Pengertian sistem menurut Tatang M. Amirin “Sistem berasal dari bahasa Yunani yang berarti : a. Suatu hubungan yang tersusun atas sebagian bagian. b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen komponen secara teratur. Jadi, systema itu mengandung arti Sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan Ranjabar, 2006. Universitas Sumatera Utara Sosial berarti segala sesuatu yang beralian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyaakat dari orang atau sekelompok orang yang di dalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nila-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya. Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya tercakup pula segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materil maupun yang psikologis, adil, dan spiritual. Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep serta keyakinan. Dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih sering disebut sebagai adat istiadat Koentjoaraningrat, 2010. Dalam arti lain, sistem sosial budaya merupakan konsep untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, sistem sosial budaya yaitu merupakan keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai,tata sosial dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan masing-masing unsur bekerja secara mandiri setra bersama-sama satu sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat Muhammad, 2008.

2.1.7. Konsep Sosial Budaya

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat-istiadat menurut EB. Tylor. Sedangkan Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemadi adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat yang berfungsi sebagai : a. Tempat berlindung. Universitas Sumatera Utara b. Kebutuhan makan dan minum. c. Pakaian dan perhiasan. Serta mempunyai kepribadian yaitu organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosialisasi yang mendasari perilaku individu Syafrudin, 2009.

2.1.8. Persepsi Budaya dan Makanan

Dalam catatan antopologi peradaban manusia dibedakan berdasarkan mata pencahariaan masyarakat. Tahap pertama gelombang hidup pertama ditandai dengan adanya peradaban manusia yang didominasi oleh tradisi memburu dan meramu. Pola mengkonsumsi manusia pada masa itu dengan makan makana hasil ramuan bahan tumbuhan yang dikumpulkan dari hutan dan atau memakan hasil hutan hewan atau tumbuhan yang diburu dan kemudian di bakar. Setelah berevolusi mata pencaharian manusia sudah bukan lagi berburu dan meramu,melaikan sudah bercocok tanam. Setiap masyarakat memiliki persepsi yang berbeda mengenai benda yang di konsumsi. Perbedaan persepsi ini, sangat dipengaruhi oleh nilai dan budaya yang berlaku di masyarakat. Pola makan masyarakat modern cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji fast food. Hal ini mereka lakukan karena tingginya jam kerja atau tingginya kompetensi hidup yang membutuhkan kerja keras. Padahal dibalik pola makan tersebut, misalnya hasil olahan siap santap, memiliki kadungan garam yang sangat tinggi dan lemak Sudarma, 2008.

2.2. Definisi Diabetes mellitus

Diabetes mellitus adalah suatu gangguan dari pankreas, organ yang biasanya menghasilkan insulin. Penyakit diabetes timbul karena pankreas tidak Universitas Sumatera Utara menghasilkan atau terlalu sedikit memproduksi insulin atau bila kerja insulin tidak normal. Kecenderungan untuk menderita diabetes tergantung faktor keturunan tersebut, maka makan terlalu banyak zat gula, kelebihan berat badan, tekanan batin, dan bahkan kehamilan bisa menjadi faktor pencetus timbulnya diabetes. Diabetes tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikontrol dengan pengobatan seumur hidup. Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Dalam lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen dasarnya, termasuk salah satunya adalah jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat gula, maka pankreas menghasilkan insulin, yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel- sel tubuh. Kemudian gula tersebut dapat diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi. Ketika seseorang menderita diabetes maka pankeas orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Hal inilah yang menyebabkan kadar gula dalam menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh dapat memanfaatkan insulin dengan baik Saftarini, 2014.

2.2.1 Jenis-jenis Diabetes mellitus

Diabetes mellitus Tipe I Diabetes tipe I biasanya mengenai anak-anak dan remaja, Diabetes mellitus tipe I adalah hasil dari kegagalan tubuh dalam memproduksi insulin. Diperkirakan ada sekitar 5 hingga 10 penderita diabetes didiangnosa menderita diabetes tipe I, hampir semua penderita diabetes tipe I harus melakukan pengobatan dengan metode suntik insulin. Hingga saat ini, diabetes tipe I masih Universitas Sumatera Utara masuk dalam kategori penyakit yang tidak dapat dicegah, termasuk dengan cara diet atau olah raga. Saat ini, diabetes tipe I hanya dapat diobati dengan metode suntik insulin dan memantau tingkat glukosa dengan ketat menggunakan alat monitor penguji darah Sutanto, 2010. Faktor penyebab diabetes tipe I adalah infeksi virus atau reaksi auto-imun rusaknya sistem kekebalan tubuh yang merusak sel-sel penghasil insulin, yaitu sel-B pada pankreas, secara menyeluruh. Oleh karena itu, pada tipe ini pancreas sama sekali tidak dapat mengahasilkan insulin. Biasanya, gejala dan tanda-tanda pada diabetes tipe I muncul secara mendadak. Tiba-tiba cepat mereka haus, sering kencing anak-anak jadi sering ngompol, badan mengurus, dan lemah. Apabila insulin tidak segera diberika, penderita bisa cepat tidak sadarkan diri, disebut juga dengan koma ketoasidosis atau koma diebetik. kurniadi, 2014. Perawatan Diabetes mellitus tipe I harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal bila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalanka. Tingkat glukosa rata-rata untuk pasien Diabetes mellitus tipe I harus sedekat mungkin ke angka normal80-120 mgdL, 4-6 mmolL Susilo,2011. Diabetes Tipe II Dari seluruh penderita diabetes, jumlah penderita diabetes tipe 2 adalah yang paling banyak, yaitu sekitar 90-99. Diabetes tipe 2 juga bisa disebut diabetes life style karena selain faktor keturunan, juga disebut gaya hidup yang tidak sehat. Biasanya, tipe ini mengenai orang dewasa. Diabetes tipe 2 Universitas Sumatera Utara berkembang sangat lambat, biasanya sampai bertahun-tahun. Oleh karena itu, gejala dan tanda-tandanya seringkali tidak jelas . penderita diabetes tipe 2 biasanya memiliki riwayat keturunan diabetes kurniadi, 2014. Diabetes mellitus adalah suatu kondisi, dimana kadar gula di dalam darah lebih tinggi dari biasanormal normal: 60 mgdl sampai dengan 145 mgdl, ini disebabkan tidak dapatnya gula memasuki sel-sel. Ini terjadi karena tidak terdapat atau kekurangan atau resisten terhadap insulin.

2.2.2 Gejala Diabetes mellitus

Gejala umum Diabetes mellitus adalah poliuria atau sering buang air kecil dan polidipsia atau meningkatkan rasa haus sehingga mengakibatkan pada menigkatan asupan cairan. Gejala dapat berkembang dengan cepat, dalam beberapa minggu atau bulan pada biabetes tipe 1, terutama pada anak-anak. Sementara gejala diabetes tipe 2 biaanya berkembang jauh lebih lambat. Diabetes tipe 1 juga dapat menyebakan berat badan menurun meski tidak begitu signifikan dan tidak menimbulkan kelelahan mental. Semua gejala diatas, kecuali penuruna berat badan juga dapat terjadi pada diabetes tipe 2. Pada pasien diabetes yang tidak mengkontrol kadar gula darah dengan baik, penuruna berat badan yang signifikan mungkin dialami pada tahap awal serangan diabetes. Langkah deteksi akhir gejala Diabetes mellitus adalah dengan melakukan tes kadar gula darah. Pada awalnya, penderita diabetes tipe 1 akan mengalami kondisi ketoasidosis DKA, yaitu suatu keadaan ekstrim yang ditandai dengan aroma aseton pada napas penderita. Hal tersebut dikenal dengan pernapasan kussmaul, poliuria, mual, muntah, dan sakit perut. Kondisi tersebut mempengaruhi Universitas Sumatera Utara kesadaran dan memberi efek lesu pada penderita. Kasus DKA yang parah bisa menyebabkan koma dan tidak menutup kemungkinan akan berujung pada kematian. Anda perlu mengetahui bahwa kondisi ketoasidosis diabetikum merupakan suatu keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera di rumah sakit sutanto,2010.

2.2.3 Penyebab Diabetes mellitus

Diabetes mellitus yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan metabolisme yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan sintoma berupa hiperglisemia kronis yang gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai berikut: 1. Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya. 2. Defisiensi transporter glukosa. 3. Atau keduanya.

a. Penyebab diabetes tipe 1

Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin, karena kekurangan insulin menyebabkan glukosa tetap ada di dalam aliran darah dan tidak dapat digunakan sebagai energi. Penyebab terbanyak dari kehilanagan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh. Berikut beberapa penyebab pankeas tidak dapat menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena: 1. Faktor keturunan atau genetika Universitas Sumatera Utara 2. Autoimunitas. adanya virus atau zat kimia

b. Penyebab diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 disebabkan karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk mengekspresikan disfusi sel B, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi glut10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Terjadinya diabetes tipe 2 karena insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi untuk mengikat gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Berikut ini beberapa penyebab utama diabetes tipe 2 1. Faktor keturunan 2. Kurang berolahraga 3. Kegemukan atau obesitas 4. Kurangya aktifitas fisik 5. Umur 6. Gaya hidup 7. Pola makan 8. Adanya virus atau bakteri human coxsackievirus 9. Adanya penyakit lain seperti hipertensi 10. Merokok Universitas Sumatera Utara 11. Kurang tidur yang menyebakan metabolisme tubuh terganggu Pada umunya, penyebab diabtes tipe 2 karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga membuat insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat diserap oleh lemak yang ada dalam tubuh. Sehingga pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat bisa membuat tubuh kekurangan insulin Saptarini, 2014.

2.2.4 Faktor-faktor Penyebab Diabetes mellitus

Ada banyak faktor yang memicu terjadinya diabetes. Semakin cepat kondisi diabetes diketahui dan ditangani akan mencegah komplikasi yang terjadi Nabil, 2009. Faktor-faktor yang dapat dianggap sebagai penyebab diabetes antara lain kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin. Faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain adanya infeksi, pola diet, umur, obesitas, kegemukan, kehamilan, gangguan sistem imunitas, kelainan insulin.

2.3. Upaya Pencegahan Diabetes mellitus

Jumlah penderita diabetes mellitus tiap tahun semakin meningkat prevalensinya menunjukkan peningkatan per tahun dan besarnya biaya pengobatan serta perawatan penderita diabetes mellitus, terutama akibat-akibat yang ditimbulkannya. Jika telah terjadi komplikasi, usaha untuk menyembuhkan keadaan tersebut ke arah normal sangat sulit, kerusakan yang terjadi umumnya akan menetap, maka upaya pencegahan sangat bermanfaat baik dari segi ekonomi maupun terhadap kesehatan masyarakat Soegondo, 2009. Universitas Sumatera Utara Usaha pencegahan pada penyakit diabetes mellitus terdiri dari : pencegahan primordial yaitu pencegahan kepada orang-orang yang masih sehat agar tidak memilki faktor resiko untuk terjadinya diabetes mellitus, pencegahan primer yaitu pencegahan kepada mereka yang belum terkena diabetes mellitus namun memiliki faktor resiko yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya diabetes mellitus agar tidak timbul penyakit diabetes mellitus, pencegahan sekunder yaitu mencegah agar tidak terjadi komplikasi walaupun sudah terjadi penyakit, dan pencegahan tersier yaitu usaha mencegah agar tidak terjadi kecacatan lebih lanjut walaupun sudah terjadi komplikasi Soegondo, 2009.

1. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor predisposisiresiko terhadap penyakit diabetes mellitus. Sasaran dari pencegahan primordial adalah orang-orang yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit diaetes mellitus. Edukasi sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pengaturan gaya hidup, pentingnya kegiatan jasmani teratur, pola makan sehat, menjaga badan agar tidak terlalu gemuk dan menghindari obat yang bersifat diabetagenik PERKENI, 2002.

2. Pencegahan Primer

Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok resiko tinggi, yakni mereka yang belum terkena diaetes mellitus, tetapi berpotensi untuk mendapatkan penyakit diaetes mellitus. Pada pencegahan primer Universitas Sumatera Utara ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya diaetes mellitus dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor tersebut PERKENI, 2002. Pada pengelolaan diaetes mellitus, penyuluhan menjadi sangat penting fungsinya untuk mencapai tujuan tersebut. Materi penyuluhan dapat berupa : apa itu diaetes mellitus, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya diaetes mellitus, usaha untuk mengurangi faktor-faktor tersebut, penatalaksanaan diaetes mellitus berupa edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis Hiswani dan Bahri, 2005.

3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini diabetes mellitus serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit Noer, 1996. Memberikan pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi menahun. Edukasi dan pengelolaan diabetes mellitus memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat PERKENI, 2002.

4. Pencegahan Tersier