56
Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Van deventer yang meliputi:
Irigasi pengairan, membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian
Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan
Banyak pihak menghubungkan kebijakan baru politik Belanda ini dengan pemikiran dan tulisan-tulsian Van Deventer yang diterbitkan beberapa waktu
sebelumnya, sehingga Van Deventer kemudian dikenal sebagai pencetus Politik Etis.
Kebijakan pertama dan kedua disalahgunakan oleh Pemerintah Belanda dengan membangun irigasi untuk perkebunan-perkebunan Belanda dan emigrasi
dilakukan dengan memindahkan penduduk ke daerah perkebunan Belanda untuk dijadikan pekerja rodi. Hanya pendidikan yang berarti bagi bangsa Indonesia.
Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat berperan sekali dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan
pengajaran di Hindia Belanda. Salah seorang dari kelompok etis yang sangat berjasa dalam bidang ini adalah Mr. J.H. Abendanon 1852-1925 sebagai Menteri
Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan selama lima tahun 1900-1905. Sejak tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa
yang hampir merata di daerah-daerah.
57
Sementara itu, dalam masyarakat telah terjadi semacam pertukaran mental antara orang-orang Belanda dan orang-orang pribumi. Kalangan pendukung
politik etis merasa prihatin terhadap pribumi yang mendapatkan diskriminasi sosial-budaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka berusaha menyadarkan
kaum pribumi agar melepaskan diri dari belenggu feodal dan mengembangkan diri menurut model negeri Barat, yang mencakup proses emansipasi dan menuntut
pendidikan ke arah swadaya.
B. Demografi Masyarakat Kota Jakarta
Demografi atau ilmu kependudukan merupakan ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia, yang meliputi ukuran, struktur, distribusi
penduduk, dan bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi serta penuaan. Namun analisis kependudukan bisa
merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasari kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama dan etnis.
15
Jadi demografi adalah studi ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah,
struktur dan perkembangannya.
16
Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam tercapainya pembangunan di suatu wilayah adalah penduduk di wilayah itu
sendiri. Selain itu aspek kependudukan juga berkaitan dengan masalah pembangunan, karena tujuan dari pembangunan adalah meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
15
http:id.wikipedia.orgwikiDemografi . Diakses pada 23 November 2013.
16
Said Rusli, Pengantar Ilmu Kependudukan Jakarta, LP3ES, 2012, 2.
58
Namun disini Penulis hanya akan memaparkan mengenai agama, etnis dan pendidikan yang berkaitan dengan perilaku politik masyarakat Jakarta dalam rana
pilkada. Dengan luas sekitar 661,52 km2 lautan: 6.977,5 km2, berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI
pada tahun 2012, jumlah penduduk Jakarta 9.756.944 jiwa. Jakarta yang merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia, dapat di ibaratkan sebagai
miniatur Indonesia yang lengkap dengan kemajemukan masyarakatnya. Hal ini disebabkan karena Jakarta dijadikan pusat pemerintahan dan perekonomian yang
menjadikannya salah satu daya tarik penduduk daerah lain untuk datang mengadu nasib dan sekaligus menetap di DKI Jakarta.
1. Agama
Tabel III.A. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan, Provinsi DKI Jakarta,
Tahun 2012.
Agama dan Kepercayaan
Jakarta Pusat
Jakarta Utara
Jakarta Barat
Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Kep. Seribu
DKI Jakarta
ISLAM 857.609 1.262.516 1.643.734 1.869.682
2.434.612 23.115 8.091.268
82,93 PROTESTAN
105.354 174.340
233.211 110.310
229.275 12
852.502 8,74
KATHOLIK 50.219
81.525 136.592
56.096 78.437
1 402.870
4,13 HINDU
3.632 4.119
2.794 3.831
5.416 1
19.793 0,20
BUDHA 43.684
121.490 197.005
11.691 15.717
389.587 3,99
KHONGHUCU 78
181 279
60 150
748 0,01
KEPERCAYAAN 31
9 21
34 81
176 0,00
JUMLAH 1.060.607 1.644.180 2.213.636 2.051.704
2.763.688 23.129 9.756.944 100,00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.
59
Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam. Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2012, komposisi penganut agama di kota ini adalah
Islam 82,93 , Kristen Protestan 8,74 , Katolik 4,13 , Hindu 0,20 , dan Buddha 3,99 dan Konghucu 0,01 . Angka ini tidak jauh berbeda
dengan keadaan pada tahun 2005, dimana umat Islam berjumlah 84,4; diikuti oleh Protestan 6,2 , Katolik 5,7 , Hindu 1,2 dan Buddha 3,5 ,
Jumlah umat Buddha terlihat lebih sedikit meski ummat Konghucu juga ikut tercakup di dalamnya. Sejak tahun 1980, sensus penduduk tidak mencatat agama
yang dianut selain keenam agama yang diakui pemerintah.
17
Di Jakarta berbagai tempat peribadatan agama-agama tersebut pun dapat dijumpai. Masjid dan mushola, sebagai rumah ibadah umat Islam, tersebar di
seluruh penjuru kota, bahkan hampir di setiap lingkungan. Masjid terbesar di Jakarta adalah masjid nasional, Masjid Istiqlal, yang terletak di Gambir. Sejumlah
masjid penting lain adalah Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Masjid At Tin di Taman Mini, dan Masjid Sunda Kelapa di Menteng.
Sedangkan gereja besar yang terdapat di Jakarta antara lain, Gereja Katedral Jakarta, Gereja Santa Theresia di Menteng, dan Gereja Santo Yakobus di Kelapa
Gading untuk umat Katolik. Masih dalam lingkungan di dekatnya, terdapat bangunan Gereja Immanuel yang terletak di seberang Stasiun Gambir bagi umat
Kristen Protestan. Selain itu, ada Gereja Koinonia di Jatinegara, Gereja Sion di Jakarta Kota, Gereja Kristen Toraja di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
17
http:id.wikipedia.orgwikiDaerah_Khusus_Ibukota_Jakarta . Diakses pada 5 Desember
2013.
60
Bagi umat Hindu yang bermukim di Jakarta dan sekitarnya, terdapat Pura Adhitya Jaya yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, dan Pura Segara di
Cilincing, Jakarta Utara. Rumah ibadah umat Buddha antara lain Vihara Dhammacakka Jaya di Sunter, Vihara Theravada Buddha Sasana di Kelapa
Gading, dan Vihara Silaparamitha di Cipinang Jaya. Sedangkan bagi penganut Konghucu terdapat Kelenteng Jin Tek Yin. Jakarta juga memiliki satu sinagoga
yang digunakan oleh pekerja asing Yahudi. Hampir tidak ada konflik agama yang terjadi di Jakarta. Hal tersebut
dikarenakan masyarakat Jakarta sudah terbiasa dari nenek moyangnya dengan keberagaman beragama sejak masa kolonial. Toleransi yang tinggi dalam
perbedaan beragama dapat terlihat dari tempat ibadah ummat Islam dengan ummat Kristen yang berhadap-hadapan, yaitu Masjid Istiqlal dengan Gereja
Katedral yang terletak di Gambir. Dengan begitu, Basuki yang memeluk agama Khonghucu memang mempunyai peluang menang dalam pilkada DKI Jakarta
2012.
2. Etnis
Pada tahun 1961, orang Betawi masih menjadi mayoritas di wilayah pinggiran seperti Cengkareng, Kebon Jeruk, Pasar Minggu, dan Pulo Gadung.
Namun pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur perkampungan etnis Betawi ke pinggiran kota.
61
Orang Cina biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah permukiman yang dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau Kampung Cina dapat dijumpai di
Glodok, Pinangsia, dan Jatinegara, selain perumahan-perumahan baru di wilayah Kelapa Gading, Pluit, dan Sunter. Mereka telah hadir di Jakarta sejak abad ke-17.
Orang Cina banyak yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang. Selain etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berdagang, di antaranya
perdagangan grosir dan eceran di pasar-pasar tradisional kota Jakarta. Masyarakat dari Indonesia Timur, terutama etnis Bugis, Makassar, dan Ambon, terkonsentrasi
di wilayah Tanjung Priok. Di wilayah ini pula, masih banyak terdapat masyarakat keturunan Portugis, serta orang-orang yang berasal dari Luzon, Filipina.
Komposisi etnis penduduk Jakarta pada tahun 2005 terdiri dari orang Jawa sebanyak 35,16, Betawi 27,65, Sunda 15,27, Cina 5,53, Batak
3,61, Minangkabau 3,18 dan Melayu 1,62.
18
Sementara jika melihat
18
http:id.wikipedia.orgwikiDaerah_Khusus_Ibukota_Jakarta . Diakses pada 5 Desember
2013.
Tabel.III.B. Jumlah Suku Bangsa Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2010.
Etnis Jakarta
Pusat Jakarta
Utara Jakarta
Barat Jakarta
Selatan Jakarta
Timur Kep.
Seribu DKI
Jakarta
JAWA 258.142
635.073 715.836
816.019 1.026.571 1.807 3.453.448 36.17
BETAWI 301.667
257.104 677.561
659.799 795.826
8.765 2.700.722 28.29 SUNDA
136.154 267.234
333.343 272.069
383.143 3.082 1.395.025 14.61
CINA 68.186
198.248 313.178
22.979 29.767
14 632.372
6.62 BATAK
21.031 46.322
56.450 56.350
146.433 59
326.645 3.42
MINANGKABAU 33.726
23.948 41.955
72.440 99.918
31 272.018
2.85 MELAYU
16.315 28.840
46.703 36.437
50.575 352
179.222 1.88
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS.