Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisa Data

30 Semasa kecilnya, Jokowi tidak semestinya seperti anak-anak pada usianya yang mempunyai banyak waktu untuk bermain. Dia lebih sering pergi ke pasar tradisional untuk berdagang apa saja ataupun menjadi kuli panggul. Dan disaat hujan datang, tak jarang ia menjadi ojek payung, baginya pekerjaan apapun itu asalkan halal dan bisa meringankan beban orangtuanya untuk membiayai sekolahnya akan ia kerjakan. Hingga akhirnya Jokowi dapat mengenyam pendidikan di SDN 111 Tirtoyoso Solo, SMPN 1 Solo, SMAN 6 Solo, Fakultas Kehutanan Universitas Gadja Mada UGM Yogyakarta dan lulusan pada tahun 1985. Pria dengan postur tubuh kurus ini sejak remaja tidak hanya menyukai nasi kucing dan musik dengan genre Rock tetapi ia juga suka mendaki gunung. Hobi ini disebutnya sebagai kegiatan “mbois” dan dimulai saat ia menjadi anggota Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Kehutanan UGM Silvagama. Beberapa gunung di Jawa dan luar Jawa pernah didaki bersama teman-temannya di Silvagama. Jokowi menikah dengan Ny. Hj. Iriana dan dikaruniai 2 orang putra putri yang bernama Gibran Rakabuming Raka dan Kahiyang Ayu Kaesang Pangarep. Ia adalah seorang pengusaha mebel rumah dan taman yang memiliki prestasi dalam karirnya yaitu sebagai Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo 1990, Ketua Bidang Pertambangan Energi Kamar Dagang dan Industri Surakarta 1992-1996, dan Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta 2002-2007. 31 Julukan Jokowi sendiri ia dapat dari pembelinya di Prancis. Kata dia, “begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar negeri bingung untuk membedakan, Joko yang ini apa Joko yang itu. Makanya, saya terus diberi nama khusus, yaitu Jokowi. Panggilan itu kemudian melekat sampai sekarang. ” Di kartu namanya pun dia pun tertulis, Jokowi, Wali Kota Solo. Dia juga pernah mengecek, di Solo yang namanya persis Joko Widodo ada 16 orang. 3 Setelah sukses di dunia bisnis dan memiliki teman-teman dekat di Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Asmindo, Jokowi didorong untuk masuk ke dalam dunia politik. Dari teman-temannya ini, Jokowi dibantu untuk memutuskan maju atau tidaknya ia dalam pencalonan walikota Solo. Saat memutuskan untuk maju, Jokowi pada saat itu belum berafiliasi dengan partai politik dan bersama dengan teman-temannya di Asmindo ia menimbang-nimbang partai mana yang akan dia rangkul untuk maju dalam pencalonan itu. Dalam penjajakannya, Jokowi mempertimbangkan dua kemungkinan. Pertama, melalui PDIP dengan alasan basis konstituen PDIP di Solo banyak. Kedua, dengan koalisi partai politik agar suaranya bisa mengimbangi PDIP di Solo. Dan akhirnya, Jokowi dipertemukan dengan ketua dewan pimpinan cabang PDIP DPC F Hadi Rudyatmo. Jokowi merasa memiliki kesamaan visi dan misi dengan politisi PDIP itu. 4 3 http:jokowirisingstar.wordpress.com20121026profil-lengkap-dan-riwayat-hidup- jokowi . Diakses pada 27 Oktober 2013. 4 Nugroho dan Nugroho, Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan, 9-10.