Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 mengungkapkan, pasangan Jokowi-Basuki tetap unggul atas pasangan Foke-Nara; LSI dengan 53,81:46,19, Indobarometer 54,11:45,89, Indonesian Network Election Survey 57,39:42,61, Jaringan Suara Indonesia 53,28:46,72, Saiful Mujani Research and Consulting 53,27:46,73, dan Lingkaran Survei Indonesia 53,68:46,32, Kompas 52,97:47,03. 9 Akhirnya hasil pilkada DKI Jakarta putaran 2 diumumkan oleh Ketua KPUD DKI Jakarta, Dahliah Umar pada Sabtu, 29 September 2012. Penetapan dilakukan sesuai dengan hasil rekapitulasi penghitungan suara di tingkat provinsi sehari sebelumnya. Pasangan Jokowi-Basuki meraih 2.472.130 53,82 suara, sedangkan Foke-Nara mendapatkan 2.120.815 46,18 suara. Dengan selisih 351.315 7,65 suara, Dahliah Umar pun menyatakan, Pasangan nomor urut 3 Jokowi-Basuki meraih suara terbanyak dalam putaran kedua. 10 Joko Widodo Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama Basuki yang hanya di dukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP dan Partai Gerakan Indonesia Raya Gerindra dapat unggul di tengah-tengah isu SARA oleh rivalnya yaitu Fauzi Bowo Foke dan Nachrowi Ramli Nara sebagai pasangan incumbent yang di dukung Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional PAN, Partai Hati Nurani Rakyat Hanura, Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Partai 9 http:id.wikipedia.orgwikiPemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_2012 . Diakses pada 25 September 2013. 10 http:id.wikipedia.orgwikiPemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_2012 . Diakses pada 25 September 2013. 6 Bulan Bintang PBB, Partai Matahari Bangsa PMB, Partai Kebangkitan Nasional Ulama PKNU dan juga sebagai putra daerah. Meskipun seringkali unsur etnis ataupun primordial dipandang eksis dan tetap berjalan dalam pilkada di Indonesia. Namun, khususnya untuk wilayah Jakarta yang memiliki penduduk yang heterogen dan memiliki tingkat kritisisme yang tinggi terhadap politik. Oleh karena itu, sebagai sebuah hipotesis awal penelitian untuk skripsi ini, peneliti melihat bahwa perilaku pemilih pada pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012, memberikan kesan bahwa pilihan rasional semakin tumbuh dikalangan masyarakat DKI Jakarta.

B. Pertanyaan Penelitian

Untuk membuat penelitian skripsi ini lebih terarah, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian berdasarkan masalah yang mendasar mengenai penelitian ini, yaitu: Bagaimana perubahan perilaku pemilih masyarakat Jakarta dalam Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku pemilih pada pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012, fokus ini mengarah pada Pilihan Rasional yang semakin tumbuh dikalangan masyarakat DKI Jakarta. Dari kemenangan pasangan Joko Widodo Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama Basuki dari rivalnya yaitu Fauzi Bowo Foke dan Nachrowi Ramli Nara yang merupakan pasangan incumbent dan putra daerah. 7 Sedangkan manfaat penelitian ini di bagi dua : a. Manfaat akademik Untuk memperkaya khazanah intelektual politik. Peneliti mengharapkan agar penelitian ini bermanfaat dan dapat memberikan arti akademis dalam menambah informasi dan memperkaya wawasan politik terutama dalam mengamati dan menganalisa Perilaku Pemilih yang berperan penting dalam pemilihan umum di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta. b. Manfaat tehnis Semoga penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Pemda DKI Jakarta, Partai Politik atau pun calon-calon pejabat publik mendatang bagaimana dalam menampung aspirasi politik masyarakat untuk kemudian mencari strategi menarik minat masyarakat agar layak dipilih dan memenangkan pemilu meski berada pada situasi yang tadinya di anggap kental akan etnisitasnya dan berhadapan dengan rival yang memiliki kekuatan massa.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, ada literatur yang penulis jadikan sebagai acuan dan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menemukan sisi menarik atau sisi lain dan kegunaan dari penelitian skripsi yang sedang penulis teliti. Adanya tinjauan pustaka yang penulis temukan sebagai instrumen perbandingan dalam melakukan penelitian mengenai Perilaku Pemilih : Dinamika Pilihan 8 Rasional Dalam Kemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama Pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012, diantaranya: Skripsi yang berjudul Tokoh Masyarakat Dan Perilaku Pemilih: Studi Kasus Tentang Perilaku Pemilih Tokoh Masyarakat Pada Pilkada Gubernur 2006 Di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, oleh: Maspanur, Mahasiswa Universitas Hasanuddin, Program studi ilmu politik, jurusan politik pemerintahan, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. Dalam skripsi ini membahas tentang Etnisitas pada perilaku pemilih menjadi hal sangat mendasar dalam tingkah laku memilih tokoh masyarakat pada Pilkada Gubernur tahun 2006 yang berlangsung di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Kuatnya ikatan kekerabatan darah dan kekeluargaan dan kesamaan kesukuan, agama, bahasa, dan adat-istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang membentuk perilaku memilih masyarakat. Hal tersebut yang mengindikasikan bahwa perilaku memilih tokoh masyarakat di Kabupaten Mamuju, masih tergolong sektarian dan dapat menghambat proses demokratisasi di tingkat lokal. Tanggal 24 juli 2006 hasil perolehan suara pada pilkada Gubernur 2006 di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, terpilihlah Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2006-2011 yakni Anwar Adnan Saleh dan Amri Sanusi. Alasan masyarakat memilih pasangan tersebut karena adanya ikatan primordial kesukuan sehingga masyarakat Mamuju lebih dominan memilih pasangan Anwar Adnan Saleh dan Amri Sanusi karena masyarakat menganggap bahwa putera daerahlah yang seharusnya yang menjadi pemimpin didaerahnya 9 sendiri. Dan Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan cara deskriptif yaitu menggambarkan secara sistematis dan mendalam.

E. Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Perilaku Pemilih sebagai landasan teori. Teori ini menempatkan perilaku politik sebagai variabel yang ditentukan atau dipengaruhi oleh sosiologis, psikologis dan pilihan rasional. Untuk itu pada bagian ini penulis menggunakan teori tersebut untuk menjelaskan Dinamika Pilihan Rasional Dalam Kemenangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama pada Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta 2012.

1. Definisi Perilaku Pemilih

“Perilaku adalah sifat alamiah manusia yang dapat membedakan manusia dengan manusia lainnya, dan menjadi ciri khas individu dengan individu yang lain. Dalam konteks politik, perilaku dikategorikan sebagai interaksi antara pemerintah dan masyarakat, lembaga-lembaga pemerintah, dan diantara kelompok dan individu dalam masyarakat dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakkan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku politik. Memilih adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang merupakan proses menentukan sesuatu yang dianggap cocok dan sesuai dengan keinginan seseorang atau kelompok, baik yang bersifat eksklusif maupun yang inklusif. Memilih merupakan aktifitas menentukan keputusan secara langsung maupun tidak la ngsung”. 11 Di dalam masyarakat, individu berperilaku dan berinteraksi, sebagian dari perilaku dan interaksi dapat dilihat dari perilaku politik, yaitu perilaku yang bersangkut paut dengan proses politik. Sebagian lainnya berupa perilaku ekonomi, 11 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik Jakarta: PT.Grasindo, 1992, 15. 10 keluarga, agama, dan budaya. Sebagai contoh, yang termasuk kedalam kategori ekonomi, yaitu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, menjual dan membeli barang dan jasa, mengkonsumsi barang dan jasa, menukar, menanam, dan menspekulasikan modal. Namun, hendaklah diketahui pula tidak semua individu ataupun kelompok masyarakat mengerjakan kegiatan politik. Menurut Ramlan Surbakti, menilai perilaku memilih ialah keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan, yaitu apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum. 12 Perilaku pemilih merupakan realitas sosial politik yang tidak terlepas dari pengaruh faktor eksternal dan internal. Secara eksternal perilaku politik merupakan hasil dari sosialisasi nilai-nilai dari lingkungannya, sedangkan secara internal merupakan tindakan yang didasarkan atas rasionalitas berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pemilih. Misalnya saja isu-isu dan kebijakan politik, Tapi ada juga sekelompok orang yang memilih kandidat karena dianggap representatif dengan agama atau keyakinannya, sementara kelompok lainnya memilih kandidat politik tertentu karena dianggap representatif dengan kelas sosialnya, bahkan ada juga kelompok yang memilih sebagai ekspresi dari sikap loyal pada ketokohan figur tertentu. Sehingga yang paling mendasar dalam mempengaruhi perilaku pemilih antara lain pengaruh elit, identifikasi kepartaian sistem sosial,media massa dan aliran politik. 12 Surbakti, Memahami Ilmu Politik, 145.