Bentuk - Bentuk Dakwah Unsur – Unsur Dakwah

umat Islam yang ada menjadi jahat? mengapa umat Islam melakukan kawin-cerai, kawin-cerai, kawin?. 16 Objek dakwah dapat juga disebut sebgai mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu manapun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan baik yang sudah beragama Islam maupun telah beragama Islam. Dalam hal ini secara umum Al-Quran menjelaskan ada tiga tipe mad’u yaitu mukmin, kafir, dan munafik. Kemudia Muhammad Abduh membagai mad’u menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berfikir secara keritis, dan cepat dapat menangkap persoalan. 2. Golongan awam, yaitu orang yang kebanyakan belum dapat berfikire secara keritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi. 3. Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batasan tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam. Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri dari aspek profesi, ekonomi, pendidikan, tingkat usia, pengetahuan, sosial dan sebagainya. 17 16 Wardi Bolhitar, Metodologi Penelitian dakwah, Jakarta: Legoso Wacana Ilmu, 1997, cet. 1, hal. 35 17 Muhammmd Munir, Menejemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009, h. 23 Maka dari pernyataan diatas tentang pengertian objek dakwah maka peneliti menyimpulkan bahwa objek dakwah merupakan sekelompok manusia yang terdiri dari beberapa golongan kasta yang berbeda dalam masyarakat. 3 Metode Dakwah َﻲِھ ﻲِﺘَّﻟﺎِﺑ ْﻢُﮭْﻟِدﺎَﺟَو ِﺔَﻨَﺴَﺤْﻟا ِﺔَﻈِﻋْﻮَﻤْﻟاَو ِﺔَﻤْﻜِﺤْﻟﺎِﺑ َﻚِّﺑَر ِﻞﯿِﺒَﺳ ﻰَﻟِإ ُعْدا َﻦﯾِﺪَﺘْﮭُﻤْﻟﺎِﺑ ُﻢَﻠْﻋَأ َﻮُھَو ِﮫِﻠﯿِﺒَﺳ ْﻦَﻋ َّﻞَﺿ ْﻦَﻤِﺑ ُﻢَﻠْﻋَأ َﻮُھ َﻚَّﺑَر َّنِإ ُﻦَﺴْﺣَأ “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”an-Nahl: 125 Dari ayat tersebut dapat di ambil pemahaman bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan yaitu: a. Al-hikmah Kata “hikmah” dalam Al-Quran disebut sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk madrasnya adalah “hukman” yang diartikan secara makna asalnya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah kezoliman, dan jika di kaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan dakwah. Al-hikmah juga berarti pengetahuan yang dikembangkan dengan tepat sehingga menjadi sempurna. Menurut pendapat ini, al hikmah termenifestasikan dalam empat hal yaitu, kecakapan manajerial, kecermatan, kejernihan pemikiran dan ketajaman pemikiran. Sebagaimana yang telah di kutip oleh M. Munir dalam bukunya Metode Dakwah, menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud An- Nasafi, dikutip dari At Tafsirul Qoyyim karangan Ibnu Qoyyim yaitu: “ Dakwah bil hikmah” adalah dakwah dengan mengguanakan perkataan yang benar dan pasti, yaitu yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan. 18 Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana, akal budi mulia, dada lapang, hati yang bersih, dan menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Terkait hal itu maka al-hikmah dapat di fahami sebagai kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan tehnik dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Dimana kemampuan da’i menjelaskan pemahaman-pemahaman Islam serta realitas yang ada dengan argumen logis dan bahasa komunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah. : ة ﺮﻘﺒﻟا... اًﺮﯿِﺜَﻛ اًﺮْﯿَﺧ َﻲِﺗوُأ ْﺪَﻘَﻓ َﺔَﻤْﻜِﺤْﻟا َتْﺆُﯾ ْﻦَﻣَو ُءﺎَﺸَﯾ ْﻦَﻣ َﺔَﻤْﻜِﺤْﻟا ﻲِﺗْﺆُﯾ 269 “ Allah menganugrahkan al hikmah kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah.” QS. Al-Baqarah: 269 Ayat tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya menjadikan hikmah sebagai sifat dan bagian yang menyatu dalam metode dakwah mengikuti langkah- langkah yang mengundang hikmah. Ayat diatas mengandung arti mengajak 18 M. Munir, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006, h. 10 manusia kepada jalan yang benar dan mengajak manusia untuk menerima dan mengikuti petunjuk agama dan akidah yang benar. 19 b. Al-Mau’idza Al-Hasana Teriminologi mau’izhah hasanah dalam presfektif dakwah sangat populer, Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’izhah dan kasanah. Kata mau’izhah berasal dari kata wa’adzaya’idzu-wa’dzan—idzhah yang berarti nasehat, bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan. Adapun pengertian secara istilah, Sebagaimana yang telah dikutip oleh Abdul Hamid al-Bilali dalam buku Fiqh al-Dakwah fi ingkar al-Munkar, ada beberapa pendapat salah satunya pendapat Abd. Hamid al-Bilali al-Mau’izhah al- Hasanah, mengistilahkannya sebagai salah satu manhaj metode dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasehat atau membimbing dengan lamah lembut agar mereka mau berbuat baik. Selain itu juga mau’izhah hasana dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan pendidikan, pengajaran, kisah-kisah gembira, peringatan, pendidikan, pesan-pesan positif wasiyat yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. 20 Jadi kesimpulan dari pengertian mau’idzatul hasanah, akan mengundang arti kata-kata yang masuk dalam dalam kalbu dengan penuh kasih sayang. Dan kedalam perasaan denga penuh kelembutan, tidak membongkar atau 19 M. Munir, Metode Dakwah, h. 13 20 M. Munir, Metode Dakwah, h. 16 membeberkan kesalahan orang lain, karena lemah lebut dalam menasehati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman. 21 c. Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan Dari segi triminologi bahasa lafaz mujadalah terambil dari kata “Jadala” yang bermaknah memintal, melilit. Apabila di tambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan Faa ala, “jaa dala” dapat bermakna berdebat bagaikan menarik dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan. Ali al-Jarisyah dalam kitabnya Adab al Hiwar wa almunadzara, mengartikan bahwa “al-jidal” secara bahasa dapat bermakna pula “Datang untuk memilih kebenaran” dan apabila berbentuk isim “al-jadlu” maka berarti “pertentangan atau perseturuan yang tajam.” Sedangkan dari segi istilah terimonologi terdapat beberapa pengertian al-Mujadalah al-Hiwar. Al- Mujadalah al-Hiwar berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan atau oleh dua pihak secara sinergis, tanpa ada suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan daiantara keduannya. 22 Oleh karena itu peneliti menyimpulakan bahwa metode dakwah merupakan cara atau sarana untuk lebih terpusat dan terarah dalam pencapaian sebuah maksud maupun tujuan yang telah ditetapkan untuk hasil yang lebih sempurna. 21 M. Munir, Metode Dakwah, h. 15-17 22 M. Munir, Metode Dakwah, h. 18 4 Materi Dakwah Pengertian materi dakwah Maddah Ad-Da’wah adalah pesan-pesan dakwah Islam atau segala sesuatu yang harus subjek kepada objek dakwah yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek dakwah adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam. Sedangkan dalam istilah komuniasi, materi dakwah atau Maddah Ad-Da’wah disebut dengan Istilah messege pesan. Keseluruhan materi dakwah maaddah al- Dakwah ini yang meliputi bidang akidah, syariah ibadah dan muamalah dan Akhlak, dari kesemua materi ini bersumber pada dua pokok ajaran Islam juga hasil ijhtihad para ulama, sejarah perdaban Islam. Kedua sumber ajaran Islam itu adalah: 1. Al-Quran Al-Quran merupakan sumber petunjuk bagi landasan Islam, yang menganut ajaran kitab Allah yaitu agama Islam. Al-quran merupakan materi utama dan sumber utama dalam berdakwah. Dalam, hal ini seorang da’i harus menguasai Al- quran, baik dalam hal membacanya maupun penguasaan terhadap isi kandungan Al-Quran. 2. Hadist Hadist merupakan sumber kedua dalam ajaran Islam. Dengan menguasai materi hadist maka seorang da’i telah memiliki bekal dalam menyampaikan tugas dakwahnya. Hadist yang merupakan penjelasan-penjelasan dari Nabi dalam merealisikan kehidupan berdasarkan Al-Quran. Bagi para juru dakwah penguasaan hadis sangat penting untuk diinterpretasikan melalui sabda-sabda nabi yang tertuang dalam hadits. 23 Oleh sebab itu untuk dapat memahami hadits pendakwah perlu melakukan pengamatan dan pemahaman secara menyeluruh terhadap hadits yang akan di kaji. Secara konseptual pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak di capai. Namun, secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu: a. Masalah keimanan aqidah Aqidah adalah pokok kepercayaan dalam agama Islam. Aqidah Islam tersebut tauhid dan merupakan inti dari kepercayaan. Tauhid adalah salah satu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam, aqidah merupakan I’tiqad batiniyyah yang mencangkup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah bukan hanya tertuju pada masalah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah juga meliputi masalah yang dilarang seperti syirik, dan ingkar adanya tuhan. b. Masalah Keislaman syariat Sayariat merupakan seluruh hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam Islam baik yang hubungan manusia dengan tuhannya, maupun antar manusia sendiri. Syariat ini berhubungan erat dengan amal lahir nyata. Pada intinya pengertian syariah menmpunyai dua aspek hubungan yaitu hubungan 23 Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah Jakarta: Amzah, 2009, h. 88 antara manusia dengan manusia dengan tuhan vartikal yang disebut ibadah, dan hubungan antara manusia dengan sesama manusia Horizontal yang disebut muamalt. c. Masalah Budi Pekerti Akhlaqul Karimah Akhlak dalam aktivitas dakwah merupakan pelengkap keimanan dan keislaman seseorang. Selain itu akhlak pun merupakan penyempurna ke islaman dan keimanan seseoranag sebab rosulullah sendiri pernah bersabda: sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia al-hadis. Dengan demikian ajaran akhlak dalam islam termasuk kedalam dakwah yang penting yang harus disampaikan kepada masyarakat sebagai penerima dakwah. 24 5 Media Dakwah Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah, pada zaman moderen upayanya yaitu seperti televisi, video, kaset rekaman, majalah surat kabar, termasuk melalui berbagai macam upaya mencari nafkah dalam berbagai sektor kehidupan. Pada mediapun masalah penelitian bisa diperolah, misalnya bagaimana efek pentas drama terhadap prilaku keagamaan masyarakat tertentu yang menonton drama itu, bagaimana dampak dan hikmahnya. 25 Selain itu, kata media berasal dari bahasa latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur 24 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, h. 89- 25 Wardi Bachtiar, metodologi penelitian dakwah, Jakarta: Logoso wacana ilmu: 1997 cet.1 hal 35 Schramm mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Maka yang dimaksud dengan media adalah alat-alat yang fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video, kaset, slide, dan sebagainnya. Adapun yang dimasud dengan media dakwah, adalah peralatan yang diperguanakan untuk menyampaikan materi dakwah pada penerima dakwah. Di zaman modern seperti ini, seprti televisi, video, kaset rekaman, majalah, dan surat kabar. 26 Maka penulis mendefinisikan media dakwah merupakana sarana atau alat untuk menyampaikan pesan dakwah, agar maksud dan tujuan dakwah tersebut tersampaikan pada khalayak. Sehubung dengan media seperti apa yang akan digunakan oleh seorang da’i tersebut, itu semua di kembalikan lagi pada maksud dan tujuan dakwah tersebut agar sesuai dengan sasaran dakwah sehingga pesan tersampaikan dengan baik. 6 Tujuan Dakwah Tujuan dakwah, harus diketahui oleh setiap juru dakwah atau da’i. Karena seseorang yang melakukan aktivitas dakwah pada dasarnya harus mengetahui tujuan apa yang dilakukannya itu. Tanpa mengetahi tujuan dari aktivitas dakwah tersebut, maka dakwah tidak mempunyai maknah apa-apa. Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan akhirat yang diridhai oleh Allah. Adapun tujuan dakwah dibedakan menjadi dua macam tujuan yaitu: 26 Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amazah, 2009 hal 113 1. Tujuan umum dakwah Tujuan utama dakwah adalah nilai-nilai hasil akhir yang dicapai atau di peroleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk tercapainnya tujuan utama maka semua penyusunan rencana tindakan dakwah harus mengarah kesana. Tujuan diatas masih bersifat global oleh karena itu masih memerlukan perumusan-perumusan secra terperinci pada bagian lain. Sebab tujuan utama itu dakwah kepada seluruh umat manusia. Sedangkan yang berkewajiban berdakwah keseluruh umat adalah Rasulullah dan utusan-utusan yang lain, sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran dikatakan: ْﻐَّﻠَﺑ ﺎَﻤَﻓ ْﻞَﻌْﻔَﺗ ْﻢَﻟ ْنِإَو َﻚِّﺑَر ْﻦِﻣ َﻚْﯿَﻟِإ َلِﺰْﻧُأ ﺎَﻣ ْﻎِّﻠَﺑ ُلﻮُﺳَّﺮﻟا ﺎَﮭُّﯾَأ ﺎَﯾ َﺖ َﻦﯾِﺮِﻓﺎَﻜْﻟا َمْﻮَﻘْﻟا يِﺪْﮭَﯾ ﻻ َﮫَّﻠﻟا َّنِإ ِسﺎَّﻨﻟا َﻦِﻣ َﻚُﻤِﺼْﻌَﯾ ُﮫَّﻠﻟاَو ُﮫَﺘَﻟﺎَﺳِر Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan apa yang diperintahkan itu, berarti kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.QS. Al-Maidah 5: 67 Kebahagian di dunia maupun di akhirat merupakan titik akumulasi tujuan hidup manusia, begitu juga dengan tujuan dakwah. Sebab hidup bahagia dunia dan akhirat tidaklah semuadah yang di ucapkan dan di inginkan, tidak cukup dengan berdo’a tetapi perlu disertai dengan berbagai usaha. Ini berarti usaha dakwah, baik dalm bentuk menyeru atau mengajak umat manusia agar bersedia menerima dan memeluk Islam, maupun dalam bentuk ma’ruf dan nahi munkar, tujuannya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. Manusia memiliki akal dan nafsu, akal senantiasa mengajak ke arah yang menyesatkan. Disinilah dakwah berfungsi memberikan pengertian kepadannya, agar kesejajaran hidup di dunia dan akhirat tercpai itulah cita-cita sesungguhnya dari dakwah Islam. 2. Tujuan Khusus Dakwah Tujuan khusus merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari tujuan umum dakwah. Maksud dari tujuan ini agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat diketahui kemana arahanya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak di kerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan sebagainya, sehingga tidak terjadi overlapping antara juru dakwah yang satu dengan yang lainnya hanya karena masih umumnya tujuan yang hendak di capai. 27 Sedangkan secara metodologi menurut Andy Dermawan dalam bukunya Metodologi Ilmu Dakwah menjelaskan bahwa tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia agar mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga dapat menyelamatkan orang dari kesesatan dan kebodohan menjadi orang baik. 28 27 Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah Jakarta: Amzah, 2009, h. 59 28 Andy Dermawan, Metodologi Ilmu Dakwah, Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 2002. h. 8

5. Pengertian Aktivitas Dakwah

Aktivitas dakwah adalah segala bentuk kegiatan bentuk kegiatan yang berkesinambungan yang mengundang nilai-nilai yang mendorong manusia agar berbuat kebaikan berdasarkan Al-qur’an dan as-sunnah. Pengertian lain dari aktivitas dakwah yaitu suatu kegiatan, kesibukan, atau suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan Allah dan secara bertahap menuju peri kehidupan Islam. Suatu proses yang berkesinambungan merupakan suatu proses yang bukan insidental atau kebetulan, melainkan bener-bener direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terus menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka mengebuah prilaku sasaran dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. 29 Sedangkan penulis menyimpulkan pengertian aktivitas dakwah adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang muslim untuk mengajak manusia lainnya pada jalan kebenaran sesuai dengan tuntunan al-quran dan hadist dalam bingkai Islam, agar menadapatkan kebahagian dunia dan akhirat. Penegrtian perjuangan atau dalam bahasa arabnya “mujahidin” yaitu pejuang. Secara bahasa perjuangan adalah perbuatan atau tindakan. 30 Menurut Susanto Tirtoprojo perjuangan 29 Siti Soleha,” Aktivitas Dakwah K.H, Drs Saifuddin Amir dalam Mensosialisasikan Konsep Keluarga Qurany di Yayasan Terpadu Shibgatullah Jakarta Timur” Sekripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, 2008, h. 9 30 Kamus Bahsa Indonesia Online. http:www.babla.co.idbahasa-indonesia-bahasa- inggrisperjuangankk , diakses pada 28 Oktober 2013. merupakan suatu usaha untuk meraih suatu yang diharapkan demi mendapatkan kemualiaan dan kebaikan. 31 Selain itu pengertian perjuangan dimana manusia harus kerja keras untuk mewujudkan cita-citanya, manusia harus berkerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat sebagai manusia, mahluk yang selalu dinamis hidupnya. Tanpa usaha atau perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, iapun harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak yaitu dengan berfikir dan ilmu atau jasmani yaitu dengan tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak dan ilmu yang ia ketahui dibandingkan dengan jasmani atau tenaganya. Sebaliknya seorang buruh bekerja keras dengan jasmaninya yaitu tenaga dibandingkan dengan otaknya. Seorang manusia yang berkerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat seorang manusia itu sendiri. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Itulah yang dinamakan perjuangan dalam mempertahankan hidup. Oleh karena itu tidak boleh bermalas-malasan, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia yang mengaturnya. Islam mengajarkan untuk berkerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang 31 Yadi Setianto.”Konsep Perjuangan Dalam Dimensi Sejarah Nasional Indonesia”, http:asosiasiwipknips.wordpress.com20111024konsep-perjuangan-dalam-dimensi-sejarah- nasional-indonesia . di akses pada 13 September 2013 ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”. Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. 32 Dari definisi dan pemaparan mengenai perjuanagan maka penulis mendefinisikan arti perjuangan itu sendiri yaitu suatu tindakan untuk melakukan sesuatu pengorbanan yang nyata untuk merahi suatu tujuan yang diharapkan, agar mendapatkan kebaikan dan kemuliaan demi kemaslahatan juga kesejahteraan bersama.

B. Hak-Hak Perempuan

Bebicara mengenai hak-hak perempuan, seorang perempuan terkadang mendapatkan diskriminasi dalam kehidupan pekerjaan, bermasyarakat maupun lingkup keluarga antara suami dan istri. Dengan adanya diskriminasi maka kemudian banyak pihak terutama perempuan menyadari pentingnya perlindungan dan pembelaan terhadap kaum perempuan sehingga hak perempuan sebagai salah satu hak asisi manusia yang harus dapat di perjuangkan dan diakui juga dijamin perjuangannya Hak asasi perempuan, adalah hak yang dimiliki oleh seorang perempuan, baik karena ia seorang manusia maupun sebagai seorang perempuan, dalam khasanah hukum hak asasi manusia dapat ditemui pengaturannya dalam berbagai 32 Sukmawati Horios, http:harissoekamti.blogspot.com201206usahaperjuangan-adalah- kerja-keras.htmlixzz2ekbfZh00 , diakses 13 September2013 sistem hukum tentang hak asasi manusia. Dalam pengertian tersebut dijelaskan bahwa pengaturan mengenai pengakuan atas hak seorang perempuan terdapat dalam berbagai sistem hukum tentang hak asasi manusia. System hukum tentang hak asasi manusia yang dimaksud adalah system hukum hak asasi manusia baik yang terdapat dalam ranah internasional maupun nasional. Khusus mengenai hak-hak perempuan yang terdapat dalam sistem hukum tentang hak asasi manusia dapat ditemukan baik secara eksplisit maupun implisit. Dengan penggunaan kata-kata yang umum terkadang membuat pengaturan tersebut menjadi berlaku pula untuk kepentingan perempuan. Dalam hal ini dapat dijadikan dasar sebagai perlindungan dan pengakuan atas hak-hak perempuan. 33 Oleh karena itu maka penulis mendefinisikan bahwa hak-hak perempuan yaitu, merupakan suatu kepemilikan atau pembelaan yang harus dipertahankan dan diperjuangkan oleh kaum perempuan. Seperti halnya kekerasan atau diskriminasi, ketidak adilan yang terjadi di masyarakat maupun keluarga diamana perlidungannya dibawah system hukum yang berlaku terhadap hak asasi manusia serta mendapatkan pengakuan hukum dalam ranah nasiaonal maupun internasional. 33 Muzaqir, Akbar. “Hak-hak Perempuan”, http:akbarmuzaqir.blogspot.com201304hak-hak-perempuan.html . di akses pada 13 September 2013.