Visi dan Misi Yayasan Puan Amal Hayati

Bentuk aktivitas dakwah selanjutnya yang dilakukan oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yaitu dengan cara ceramah- ceramah di majelis ta’limatau secara tatap muka face to face,mengisi kajian di radio serta acara seminar-seminar lain yang berkaitan dengan perjuangan hak-hak perempuan, kemudian ibu Sinta Nuriyah Wahid melakukan acara khusus setiap satu tahun sekali yaitu pada bulan puasa. Ibu Sinta Nuriyah Wahid melakukan roodshow dari satu negara atau kota satu ke kota lain yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Tujuannya adalah agar terciptanya hubungan baik dan harmonis antara pemeluk agama Islam dengan agama lain dan saling menghargai satu sama lain. 5 Pada tahun 2010 kemarin telah berhasil merealisasikan sejumlah program berkenaan dengan pemberdayaan perempuan dan penanggulangan KBG Kekerasan Berbasis Gender. Di antara program yang sudah dilakukan adalah penyelenggaran acara talkshow dengan tema: “Say No to Violence Againts Women Children”, dengan dukungan kementrian pemberdayaan Perempuan dan UNFPA, acara ini disiarkan secara on-air oleh radio Kayu Manis 99,5 FM RKM- Ciputat, setiap senin dan kamis, 24 Juni- 08 Juli 2010, pukul 17 .00- 18- .00 WIB, yang di sampaikan oleh ibu Sinta Nuriyah secara langsung. 6 Beliau sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keadilan jender. Melakukan pengkajian mendalam terkait hadits dalam kitab-kitab klasik yang tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman dan sangat bias jender. Melakukan advokasi secara meyeluruh guna membangun martabat kaum wanita 5 Dari wawancara dengan Andrei Husain pada tanggal 26 November 2013 6 Puan Amal Hayati, Majalah Tantri, Jakarta: Yayasan Puan Amal Hyati, 2011, hal. 6 dan meluruskan apa yang selam ini menjadi pandangan orang-orang bahwa kaum wanita adalah kaum yang sangat rendah kedudukannya dihadapan kaum laki-laki yang sangat diskriminatif juga bias jender. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pondok pesantren adalah tempat yang sangat efektif bagi pendidik untuk merelisasikan dan menginplementasikan apa yang selama ini di pelajari oleh santri perlu di luruskan kembali.Selain itu pondok pesantren juga merupakan lembaga pendidikan yang cukup lama di Indonesia, dan masyarakat Indonesia sangat mengenalnya. Ada banyak kitab kuning dan kitab-kitab klasiklainnya yang diajarkan di pesantren yang sangat mendukung dinasti perempuan. Oleh sebab itu Ibu Sinta Nuriyah melakukan diskusi-diskusiserta melakukan pengkajian kembali bersama kiyai dan para aktivis perempuan lainnya dibawah lembaga yayasan Puan Amal Hayati, dengan mensosialisasikan dan mengimplementasikannya dalam buku. Selain itu yang menjadi agenda rutin setiap tahunnya yang dilakukan oleh ibu Sinta Nuriyah dan yayasan puan amal hayati dalam dakwahnya agar tetap keadilan jender selalu bergaung di seluruh penjuru dunia yaitu agenda sahur keliling. Acara ini di ikuti oleh beberapa tokoh lintas agama yang datang untuk ikut sahur bersama dan memberikan penghormatan atas datangnya bulan suci Ramadhan. Jadi bentuk aktivitas dakwah ibu Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan disini mencangkup pada dua bentuk aktivitas dakwah yaitu dakwah bil al-lisan, dimana hal itu dilakukan dengan dakwah lisan, seperti ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain