Tanya: Bagaimana dengan kegiatan dan target yang dilakukan dan juga
                                                                                Nama : Ibu Sinta Nuriyah Wahid Status : Aktivis pejuang perempuan
  Pandangan serta tanggapan dan awal perjuangan Ibu Sinta Nuriyah Wahid dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yaitu:
Perempuan  dan  laki-laki  memiliki  hak  yang  sama,  dan  agama  Islam  itu
agama rahmatan’lilallamin yang mengayomi semua orang. Selama saya mulai menulis tesis, saya sering menjumpai masalah-masalah
tentang  perempuan.  Ketidak  adilan  terhadap  perempuan,  kekerasan  serta subordinasi  dan  marjinalisasi. Tesis  saya  itu  juga  menyangkutkan  dengan
masalah agama dari situ. Dari situ sayawaktu itu saya menggunakan kitab uqud  al-lujjayn  sebagai  bandingan  tentang  perlakuan  terhadap perempuan
itu. di situ banyak sekali hal yang sangat-sangat menindas perempuan. Nahh  itu  kan  tidak  adil  bagi  perempuan  ketika  harus  tau  mayoritas
masyarakat  Indonesia  adalah  agama  Islam  untuk  menata  kehidupan mereka, kitab-kitab yang dibaca itu sebagai pegangan adalah kitab kuning
semuanya ada di pesantren dan semuanya itu masih sangat pasrial hal, dan untuk  itu  kita  harus  punya  senjata  untuk  bisa  menerobos  masuk  kedalam
pesantren senjata  itu adalah mereraid mengkaji ulang  kitab kelasik  yang masih patrial hal.
Dalam  kitab  Uqud  al-Lujjayn  yang  ditulis  oleh  Syaikh  Nawawi, mengatakan  bahwa  perempuan  itu  kedudukannya  di  hadapan  suaminya
bagaikan budak terhadap tuannya. Saya  itu  mulai  menjadi  aktivis  tidak  pada  saat  saya  menjadi  ibu  negara,
tapi  saya  menjadi  aktivis  jauh  sebelum  itu  saya  sudah  menjadi  aktivis. Perjuangan saya tidak akan berhenti, karena tidak adanya bapa..perjuangan
tetap,  perjuangan  saya  tidak  berhenti  karena  saya  berada  di  kursi  roda semua  itu  bukian  hambatan  untuk  berjuang.  Berjuang  sampai  titik  darah
penghabisan. Yang  kita  harapkan  adalah  perempuan-perempuan  bisa  mendapatkan
perlakuan-perlakuan  yang  adil,  yang  layak,  yang  sama  berjuang  dengan laki-laki  baik  dalam  keluarga,  masyarakat,  maupun  negara.  Bukan  untuk
saya saja tapi untuk seluruh perempuan.
Nama: Benny Susetyo Catholic Priest
  Tanggapan mengenai Ibu Sinta Nuriyah dan yayasan Puan Amal Hayati dalam memperjuangkan hak-hak perempuan:
Kalau  Gus  Dur  itu  menawarkan  cara  berfikir  bahwa  agama  itu  memiliki kebebasan melindungi minoritas, Gus Dur juga memberikan tempat bagi semua
orang. Sekarang peran itu diambil oleh Ibu Sinta.
                                            
                