8
2.2.2 Penggunaan Logam Timbal
Dalam kehidupan sehari-hari, timbal banyak digunakan dalam industri logam, baterai, cat, kabel, karet, mainan anak-anak, dan bahan tambahan dalam
bensin Sartono, 2002. Timbal juga digunakan untuk produk-produk logam seperti amunisi, pelapis kabel, bahan kimia, pewarna, pipa dan solder. Timbal
dapat digunakan sebagai campuran dalam pembuatan pelapis keramik yang disebut-glaze silika dengan okside lainnya-yaitu merupakan lapisan tipis gelas
yang menyerap ke dalam permukaan tanah liat yang digunakan untuk membuat keramik. Komponen timbal PbO ditambahkan ke dalam glaze untuk membentuk
sifat yang mengkilap yang tidak dibentuk okside lainnya Sunu, 2001. Timah hitam digunakan pula sebagai zat warna yaitu Pb karbonat dan Pb
sulfat sebagai zat warna putih dan Pb kromat sebagai krom kuning, krom jingga, krom merah dan krom hijau Palar, 1994 dalam Ardyanto,2005.
2.2.3 Keracunan Logam Timbal
Keracunan yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam Pb dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh. Proses masuknya
Pb dapat melalui beberapa cara yaitu melaui pernafasan, oral melalui makanan dan minuman dan penetrasi pada lapisan kulit Palar, 2008. Penyerapan lewat
pernafasan akan masuk ke dalam pembuluh darah paru-paru. Logam timbal yang masuk ke paru-paru melalui pernafasan akan terserap dan berikatan dengan darah
paru-paru untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh Palar, 2008. Penyerapan lewat oral akan masuk ke saluran pencernaan dan masuk ke
Universitas Sumatera Utara
9
dalam darah Fardiaz, 2001 dalam Naria, 2005. Penyerapan lewat kulit dapat terjadi karena timbal dapat larut dalam minyak dan lemak Palar, 2008.
Tidak semua senyawa timbal dapat diserap oleh tubuh melainkan hanya sekitar 5-10 dari jumlah Pb yang masuk melalui oral yang akan diserap tubuh.
Dari jumlah yang terserap itu, hanya 15 yang akan mengendap pada jaringan tubuh, dan sisanya akan turut terbuang bersama bahan sisa metabolisme seperti
urin dan feces. Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit, logam ini sangat berbahaya. Hal itu disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan
efek racun terhadap banyak fungsi organ yang terdapat dalam tubuh. Keracunan yang disebabkan oleh keberadaan logam timbal berpengaruh terhadap sistem
syaraf, sistem ginjal, sistem reproduksi, sistem endokrin, dan jantung Palar, 2008.
Unsur Pb yang terserap masuk ke dalam tubuh perlu waktu yang cukup lama untuk hilang keluar dari tubuh Akhadi, 2009. Batas kandungan logam
timbal yang direkomendasikan untuk konsumsi menurut ketentuan FAOWHO JECFA= Joint Expert Comitte On Food Additives adalah sebesar 0,05 mgkg
berat badan Darmono, 2001. Pada jaringan atau organ tubuh, logam timbal akan terakumulasi pada tulang karena logam ini dalam membentuk ion Pb
2+
mampu menggantikan ion Ca
2+
kalsium yang terdapat dalam jaringan tulang Palar, 2008. Sebagian timbal kemudian akan diekskresikan melalui urin atau feses
Widowati et. al. 2008. Timbulnya gejala keracunan yang diakibatkan oleh kandungan timbal di
dalam darah untuk orang dewasa pada umumnya sekitar 60-100 mikrogram per
Universitas Sumatera Utara
10
100 ml darah. Semakin tinggi kandungan Pb dalam darah, maka semakin berbahaya bagi kesehatan tubuh. Daya racun timbal yang berada di dalam tubuh
antara lain disebabkan oleh penghambatan kerja enzim oleh ion-ion Pb Sunu, 2001.
Berikut ini adalah skema akumulasi paparan timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia:
Gambar 2.1 Akumulasi timbal pada tubuh manusia Sumber : Depkes RI, 2001 dalam Naria, 2005
Akumulasi timbal dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan akut dan kronis, bahkan kematian. Efek keracunan timbal secara akut sangat khas,
berkaitan dengan paparan dosis yang relatif tinggi, waktu paparan yang relatif singkat, baik dalam hitungan hari atau bulan. Efek keracunan timbal secara akut
juga dapat terjadi secara dramatis, kematian yang tiba-tiba, kram perut yang Timbal
Pb 1.
Pernafasan 2.
Oral 3.
Kulit Jaringan Lunak :
1. Hati
2. Ginjal
3. syaraf
Darah Jaringan Mineral:
1. Tulang
2. Gigi
Sekreta: 1.
Urin 2.
Faeces 3.
keringat
Universitas Sumatera Utara
11
parah, anemia, perubahan perilaku, dan kehilangan nafsu makan. Pada kejadian keracunan timbal, tidak semua efek yang telah dipaparkan muncul secara lengkap,
tetapi hanya sebagian efek saja yang teramati dengan jelas. Efek keracunan timbal kronis terjadi sebagai akibat paparan timbal yang
sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama, dapat terjadi pada kurun waktu bulanan hingga tahunan. Efek keracunan timbal kronis biasanya
menimbulkan gejala yang tidak spesifik pada hampir semua sistem tubuh. Efek negatif keracunan timbal kronis pada manusia menurut laporan penelitian Pokras
dan Kneeland 2009 terdiri atas penurunan libido dan kesuburan jantan dan betina, keguguran dan kelahiran prematur, masalah kecerdasan, hipertensi,
kardiovaskuler, lebih agresif, serta gangguan fungsi ginjal Mustika et.al. 2014. Besarnya tingkat keracunan timbal menurut WHO 1977 dalam Naria
2005 dipengaruhi oleh: 1. Umur. Anak-anak mengabsorbsi timbal lebih banyak dari orang dewasa. Anak
anak juga lebih rentan sehingga dapat terjadi efek keracunan pada kandungan timbal yang rendah dalam darah.
2. Jenis kelamin. Wanita lebih rentan dibandingkan dengan pria. 3. Musim panas akan meningkatkan daya racun timbal.
4. Peningkatan asam lambung akan meningkatkan absorbsi timbal. 5. Peminum alkohol lebih rentan terhadap timbal.
2.2.4 Dampak Timbal Terhadap Kesehatan