32
air dingin dan air panas Palar, 1994 dalam Ardyanto, 2005. Hal-hal tersebut membuat lipstik yang mengandung timbal menjadi tahan oksidasi dan tahan air.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kandungan logam berat timbal pada lipstik. Salah satunya adalah uji kandungan logam berat timbal
pada lipstik yang beredar di Jakarta Selatan. Sebanyak 6 sampel lipstik yang diuji seluruhnya mengandung timbal melebihi persyaratan yang ditetapkan oleh BPOM
yaitu melebihi 20 mgkg. Rentang kadar timbal dalam sampel lipstik yang berasal dari luar negeri impor adalah 189,9-202,1 mgkg dan yang berasal dari dalam
negeri adalah 183,3-196 mgkg Vida et.al. 2012. Penelitian juga telah dilakukan oleh Ziarati et al 2012. Dari penelitian tersebut diperoleh bahwa kadar timbal
tertinggi terdapat pada lipstik warna merah muda yaitu +40 mgkg. Lipstik yang mengandung timbal dapat kita cek sendiri yaitu dengan cara
menggoreskan lipstik beberapa kali ke tangan. Lalu, cincin emas 18 karat disapukan di atas lapisan lipstik. Jika warna lipstik berubah menjadi kusam atau
kehitam-hitaman, kemungkinan besar lipstik mengandung timbal berlebihan Utomo, 2005.
2.6 Cara Pengendalian Paparan Timbal pada Lipstik
Cara pengendalian dapat dilakukan sebelum dan sesudah terjadi paparan timbal pada lipstik di dalam tubuh. Berikut ini adalah beberapa upaya
pengendalian yang dapat dilakukan sebelum terjadi paparan timbal pada lipstik di dalam tubuh:
1. Cermat memilih dan membeli lipstik sesuai kebutuhan sehingga tidak
terpengaruh promosi yang berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
33
2. Cermat dalam menggunakan lipstik.
a. Jika konsumen sedang hamil, konsultasikan pemilihan lipstik yang aman ke
dokter kandungan atau dokter kulit. b.
Tidak sembarangan memakai lipstik milik orang lain. 3.
Cermat membaca informasi yang tercantum dalam lipstik. a.
Konsumen memperhatikan informasi yang tersedia pada label seperti cara penggunaan, kegunaan, komposisi, tanggal kadaluarsa atau peringatan lain
bila ada. b.
Untuk lipstik yang teregistrasi diwajibkan mencantumkan nomor izin edar. Sedangkan produk yang ternotifikasi pencantuman nomor notifikasi tidak
diwajibkan, namun nama dan alamat produsen harus tercantum dengan jelas pada label.
c. Daftar lipstik yang ternotifikasiteregistrasi oleh Badan POM dapat dicek
melalui website Badan POM BPOM RI, 2014. 4.
Cek sendiri keberadaan timbal pada lipstik yaitu dengan cara menggoreskan lipstik beberapa kali ke tangan. Lalu, cincin emas 18 karat disapukan di atas
lapisan lipstik. Jika warna lipstik berubah menjadi kusam atau kehitam- hitaman, kemungkinan besar lipstik mengandung timbal berlebihan Utomo,
2005. Berikut ini adalah beberapa upaya pengendalian yang dapat dilakukan
setelah terjadi paparan timbal pada lipstik di dalam tubuh: 1.
Menghentikan penambahan paparan timbal yang memasuki tubuh penderita Ardyanto, 2005.
Universitas Sumatera Utara
34
2. Konsumsi suplemen kalsium
Menurut Hasan 2012, pemberian kalsium dengan dosis 3 kali 500 mg sehari selama 12 minggu dapat menurunkan kadar timbal dalam darah dari
10,35±3,36 μgdL secara bermakna menjadi 3,2±1,58 μgdL. Absorbsi timbal dari saluran pencernaan dapat diganggu oleh kehadiran ion kalsium karena ion
kalsium dan timbal saling berkompetisi. Kalsium mengganggu ikatan timbal dengan hemoglobin darah dengan adanya kompetisi antara ion Ca dan Pb
sewaktu berikatan dengan hemoglobin darah. Ikatan timbal dalam tulang sama prosesnya seperti ikatan kalsium dalam tulang. Faktor yang mengganggu
terhadap distribusi kalsium dalam darah juga mengganggu distribusi timbal dalam darah Hardman et. al. 2001 dalam Hasan, 2012.
3. Konsumsi buah Apel.
Pektin serat larut dalam apel dapat mengikat logam berat, seperti timbal dan merkuri, dan mengeluarkannya dari tubuh. Mekanismenya melalui
pencegahan konstipasi sulit buang air besar sehingga substansi toksik dapat segera dikeluarkan melalui feses Shandy, 2011
4. Melakukan pengobatan dengan ethylendiaminetetraacetic EDTA intravenous.
Ethylendiaminetetraacetic akan mengikat kation Pb dalam tulang dan jaringan lunak yang kemudian akan dikeluarkan melalui urin Ardyanto, 2005.
2.7 Tingkat Pengetahuan