d Strategi WT kelemahan-ancaman Strategi WT menghasilkan 4 strategi, yaitu Strategi Promosi Strategi
Pengelolaan keuangan, Strategi peningkatan kualitas produk dan Strategi peningkatan kualitas SDM. Dimana keempat strategi tersebut
sudah dijelaskan sebelumnya. Keempat strategi tersebut dapat membantu Kacang Garing Martabe dalam mengurangi kelemahan-
kelemahan yang dimiliki serta mengurangi dampak ancaman yang mungkin akan muncul yang dapat menyerang Kacang Garing
Martabe kapan saja.
4.2.3 Tahap Keputusan .
Di luar strategi-strategi pemeringkatan untuk mendapatkan daftar prioritas, hanya ada satu teknik analitis dalam literaur yang dirancang untuk
menentukan daya tarik relatif dari berbagai tindakan alternatif, yaitu Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix
– QSPM . QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi
untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasikan
sebelumnya. Jadi, secara koseptual, tujuan QSPM adalah untuk menerapkan kemenarikan relatif relative attractiveness dari strategi-strategi yang
bervariasi yang telah dipiiih untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan Husein Umar, 2005:245.
Universitas Sumatera Utara
Berikut merupakan tabel matriks perencanaan strategis kuantitatif QSPM Kacang Garing Martabe.
Tabel 4.7 Matriks Quantitative Strategies Planning Kacang Garing Martabe
NO Faktor Kunci
Bobot Alternatif Strategi
Penetrasi Pasar
Pengembang an Produk
AS TAS
AS TAS
Kekuatan
1 Lokasi yang strategis
0,1 2
0,2 2
0,2
2
Memproduksi kacang garing dengan menggongseng menjaga keaslian kacang
garing 0,2
4 0,8
4 0,8
3 Modal yang lebih besar daripada pesaing
0,05 4
0,2 4
0,2
4
Memiliki hak paten merek 0,15
4 0,6
3 0,45
5 Memiliki izin dinas kesehatan
0,15 4
0,6 3
0,45
Kelemahan 6
Penglolaan keuangan masih belum profesional
0,1 2
0,2 2
0,2
7
Belum melakukan promosi dan periklanan kepada masyarakat luas
melalui internet atau media sosial 0,1
4 0,4
3 0,3
8
Masyarakat luas khususnya masyarakat diluar Silangkitang masih lebih
mengenal Kacang Garing Sihobuk 0,1
4 0,4
3 0,3
9
Kualitas produk rendah pada hari-hari besar
0,05 3
0,15 4 0,2
Peluang 10
Memiliki Pelanggan yang loyal 0,1
3 0,3
3 0,3
11 Ketersediaan Bahan baku yang cukup
0,15 3
0,45 3 0,45
12
Penggunaan Media Sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat
luas 0,1
4 0,4
2 0,2
13
Meningkatnya jumlah mahasiswa pendatang di lingkungan usaha
0,05 3
0,15 3 0,15
14
Produk tambahan dengan bahan dasar kacang garing
0,1 2
0,2 4
0,4
15
Layanan pembayaran menggunakan kartu kredit
0,05 2
0,1 2
0,1
Universitas Sumatera Utara
Ancaman 16
Banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis
0,15 3
0,45 3 0,45
17
Tingkat daya beli masyarakat setempat masih rendah
0,1 4
0,4 4
0,4
18 Pendatang Baru
0,1 4
0,4 4
0,4
19
Ketergantungan dengan pemasok kacang tanah
0,05 3
0,15 3 0,15
20
Adanya produk subsitusi 0,05
2 0,1
3 0,15
TOTAL 6,65
6,25
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015 Matriks Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM merupakan tahap
akhir dari analisis formulasi strategi berupa pemilihan alternatif terbaik. Berdasarkan matriks QSPM pada tabel di atas, maka strategi yang
direkomendasikan adalah strategi penetrasi pasar. Penetrasi pasar yaitu dimana perusahaan meningkatkan penjualannya atas produk dan pasar yang telah tersedia
melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih agresif seperti membina hubungan yang baik dengan pemasok sehingga bahan baku yang berkualitas tetap tersedia.
Juga untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan dan untuk meningkatkan tingkat pembelian, Kacang Garing Martabe harus melakukan promosi yang lebih
agresif lagi, terutama memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi ke masyarakat luas sehingga ketika masyarakat luas berkunjung ke Tapanuli Utara
atau mengingat Tapanuli Utara, maka ole-ole yang ada dibenak masyarakat adalah Kacang Garing Martabe. Kacang Garing Martabe memiliki kekuatan yang
harus digunakan dengan optimal untuk memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal sehingga Kacang Garing Martabe bisa bersaing dan lebih unggul
dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan menerapkan strategi keunggulan
Universitas Sumatera Utara
bersaing ini, Kacang Garing Martabe akan lebih dikenal lebih banyak orang terutama masyarakat diluar Tapanuli Utara.
Berdasarkan konsep Fred R David dalam Umar 2001:249, dengan menggunakan analisis perumusan strategi tiga tahap yaitu tahap input, tahap
pencocokan dan tahap keputusan, maka dapat diperoleh strategi yang tepat untuk diterapkan pada suatu usaha yang diteliti. Dengan menggunakan konsep tersebut
maka penulis dapat memperoleh strategi yang tepat untuk Kacang Garing Martabe. Dengan demikian, teori dan penelitian terdahulu yang digunakan pada
penelitian ini mendukung hasil penelitian penulis. Karena penulis melakukan penelitian berdasarkan teori dan menggunakan penelitian terdahulu sebagai
landasan dan pembanding dalam pelaksanaan penelitian sehingga pada akhirnya penulis dapat memperoleh hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah atau
tujuan dari penelitian ini. .
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN