Tahap Input .1 Matriks Analisis Strategi Keunggulan Bersaing Kacang Garing Martabe

4.2 Analisis Strategi Keunggulan Bersaing Kacang Garing Martabe

Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara secara mendalam dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung dilapangan yang kemudian peneliti analisis. Analisis ini sendiri terfokus pada pihak yang memiliki kemampuan dan wewenang dalam merumuskan kebijakan perusahaan termasuk merumuskan strategi pemasaran pada Kacang Garing Martabe. Agar penelitian ini lebih objektif dan akurat, peneliti mencari informasi- informasi tambahan dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan lainnya diluar dari pihak Kacang Garing Martabe, yaitu para konsumen yang kebetulan sedang mengunjungi toko Kacang Garing Martabe. 4.2.1 Tahap Input 4.2.1.1 Matriks Internal Factor Evaluation IFE Dalam pembobotan baik untuk analisa eksternal maupun analisis internal, jumlah pembobotan di dalam matriks harus sama dengan 1. Berdasarkan matriks IFE, faktor-faktor internal Kacang Garing Martabe, adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Matriks Internal Factor Evaluation IFE Kacang Garing Martabe Faktor Kunci Internal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Program Kerja Kekuatan Lokasi yang strategis 0,1 3 0,3 Mengelola tempat usaha sehingga lebih menarik lagi seperti melakukan pengecetan ulang Memproduksi kacang garing dengan menggongseng menjaga keaslian kacang garing 0,2 4 0,8 Mempertahankan keaslian pengolahan kacang garing Modal yang lebih besar daripada pesaing 0,05 3 0,15 Melakukan perputaran modal secara tepat guna sehingga mendapatkan laba yang lebih besar lagi Memiliki hak paten merek 0,15 4 0,6 Menciptakan ekuitas merek Memiliki izin dinas kesehatan 0,15 4 0,6 Menjaga keamanan mengkonsumsi kacang garing 0,65 Total 2,45 Kelemahan Penglolaan keuangan masih belum profesional 0,1 2 0,2 Membuat catatan keuangan secara profesional, memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi. Universitas Sumatera Utara Belum melakukan promosi dan periklanan kepada masyarakat luas melalui internet atau media sosial 0,1 1 0,1 Memperkenalkan kacang garing martabe melalui internet dan media sosial Masyarakat luas khususnya masyarakat diluar Silangkitang masih lebih mengenal Kacang Garing Sihobuk 0,1 1 0,1 Menciptakan brand image di benak konsumen serta menjalin hubungan yang positif dengan pelanggan. Kualitas produk pada hari-hari besar rendah 0,05 1 0,05 Meningkatkan kualitas SDM 0,35 Total 0,45 Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015 Dari matriks IFE diatas diperoleh total skor 2,9 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan tergolong kuat. Keterangan Hasil Analisis Matriks IFE dari sisi Kekuatan: 1. Faktor kekuatan tertinggi sekaligus kekuatan utama Kacang Garing Martabe ada pada faktor memproduksi kacang garing dengan menggongseng menjaga keaslian kacang garing dengan bobot 0,2 tinggi atau kuat dan rating 4 respon perusahaan superior dan skor 0,8. Kekuatan Kacang Garing Martabe jika dibandingkan dengan pesaing yaitu, dimana Kacang Garing Martabe konsisten mengolah kacang dengan cara manual yaitu, proses penggongsengan dengan tenaga kerja manusia. Menurut informan, memang kalau dihitung dari biaya produksi antara manual dengan bantuan mesin untuk menggongseng kacang, jauh lebih besar biaya manual. Namun, pihak Universitas Sumatera Utara Kacang Garing Martabe akan berupaya untuk tetap melakukan penggongsengan manual, guna menghasilkan rasa yang tetap terjaga dan diminati pasar. Program kerja yang perlu dilakukan adalah mempertahankan keaslian pengolahan kacang garing 2. Faktor kekuatan berikutnya yaitu memiliki hak paten merek dengan bobot 0,15 di atas rata-rata dengan rating 4 respon Kacang Garing Martabe superior. Para pengusaha kacang garing di silangkitang Tapanuli Utara masih menggunakan merek Kacang Garing Sihobuk di kemasan produk, dan belum mendapatkan hak paten tersendiri dengan merek tersebut. Sementara Kacang Garing Martabe sudah mendapatkan hak paten merek. 3. Faktor kekuatan memperoleh izin kesehatan memperoleh bobot dan rating yang sama dengan memperoleh hak paten merek, yaitu dengan bobot 0,15 di atas rata-rata dan rating 4 respon superior. Izin kesehatan ini tertera pada kemasan Kacang Garing Martabe, sementara pada produk kacang garing pesaing tidak tertera izin kesehatan. Menurut Kacang Garing Martabe, memperoleh izin kesehatan merupakan hal yang sangat penting karena dengan memperoleh izin kesehatan, berarti produk yang diperjual belikan Kacang Garing Martabe aman dikonsumsi masyarakat. 4. Faktor kekuatan Lokasi Kacang Garing Martabe memperoleh bobot 0,1 Rata-rata dan rating 3 respon diatas rata-rata. Menurut Kacang Garing Martabe, lokasi usaha penting. Hampir tidak ada para Universitas Sumatera Utara pengusaha kacang garing yang berlokasi di tempat yang tidak strategis di tempat yang sulit dijangkau. Lokasi Kacang Garing Martabe tergolong strategis karena lokasi Kacang Garing Martabe dekat dengan lokasi transportasi, sehingga mudah dijangkau dengan menggunakan transportasi darat apapun. 5. Faktor keunggulan modal yang lebih besar daripada pesaing memperoleh bobot 0,05 di bawah rata-rata dan rating 3 respon di atas rata-rata. Kacang Garing Martabe memiliki modal yang lebih besar dengan pesaing, dimana gedung usaha Kacang Garing Martabe lebih besar daripada pesaing, juga persediaan Kacang garing dan produk tambahan di Kacang Garing Martabe lebih banyak. Keterangan Hasil Analisis Matriks IFE dari sisi Kelemahan: 1. Faktor kelemahan penglolaan keuangan masih belum profesional memperoleh bobot 0,1 rata-rata dengan rating 2 rata-rata. Pengelolaan keuangan Kacang Garing Martabe masih tradisional, bahkan belum memiliki mesin kasir. Sehingga sering sekali keuangan usaha bercampur dengan keuangan pribadi, hal tersebut akan mempersulit untuk menghitung keuntungan bersih yang diperoleh serta biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pihak mereka. 2. Faktor kelemahan belum melakukan promosi dan periklanan kepada masyarakat luas melalui internet atau media sosial memperoleh bobot 0,1 rata-rata dan rating 1 di bawah rata-rata. Kacang Universitas Sumatera Utara Garing Martabe tidak memanfaatkan internet dan media sosial untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat luas. Walapun Kacang Garing Martabe memiliki akun facebook, namun akun tersebut tidak pernah lagi dioperasikan. Padahal jika pihak Kacang Garing martabe mempromosikan dan mengiklankan produknya melalui internet dan media sosial, masyarakat luas akan penasaran untuk berkunjung dan mencoba Kacang Garing Martabe jika sedang berkunjung ke Tapanuli Utara. 3. Faktor kelemahan masyarakat luas khususnya masyarakat diluar Silangkitang masih lebih mengenal Kacang Garing Sihobuk memperoleh bobot 0,1 rata-rata dan rating 1 di bawah rata-rata. Pada umumnya, masyarakat luas masih hanya mengenal Kacang Garing Sihobuk sebagai oleh-oleh dari Tapanuli Utara. Walaupun konsumen membeli kacang garing dari Kacang Garing Martabe, masyarakat menyebutnya kacang garing sihobuk. 4. Faktor Kualitas produk pada hari-hari besar rendah memperoleh bobot 0,05 rata-rata dan rating 1 di bawah rata-rata. Pada hari- hari besar seperti natal dan tahn baru, idul fitri dan hari besar lainnya, permintaan terhadap kacang garing meningkat, sementara proses pengolahan kacang garing membutuhkan waktu + 2 hari, hal tersebut menyebabkan kualitas produk tidak maksimal tidak sama dengan hari-hari biasa. Universitas Sumatera Utara

4.2.1.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE

Berdasarkan matriks EFE, faktor-faktor enternal Kacang Garing Martabe, adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Matriks Eksternal Factor Evaluation EFE Kacang Garing Martabe Faktor Kunci Eksternal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Program Kerja Peluang Memiliki Pelanggan yang loyal 0,1 3 0,45 Menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan, menjaga kualitas dan pelayanan Ketersediaan bahan baku yang cukup 0,15 3 0,3 Menjaga hubungan yang baik dengan pemasok kacang tanah Penggunaan media sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas 0,1 1 0,1 Melakukan promosi melalui media sosial Meningkatnya jumlah mahasiswa pendatang di lingkungan usaha 0,05 2 0,1 Membuat persediaan produk yang lebih banyak terutama pada hari-hari besar libur Produk tambahan dengan bahan baku kacang garing 0,1 2 0,2 Membuat produk tambahan seperti kue- kuean dengan menggunakan kacang garing Layanan pembayaran menggunakan kartu kredit 0,05 2 0,1 Menyediakan layanan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit 0,55 Total 1,25 Ancaman Banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis 0,15 3 0,45 Meningkatkan kualitas produk, pelayanan dan menciptakan strategi bersaing yang tepat Tingkat daya beli masyarakat setempat masih rendah 0,1 2 0,2 Melakukan inovasi produk Universitas Sumatera Utara Pendatang Baru 0,1 2 0,2 Meningkatkan kualitas pelayanan, kualitas produk dan melakukan inovasi produk Ketergantungan dengan pemasok kacang tanah 0,05 2 0,1 Menjaga hubungan yang baik dengan pemasok terutama para petani kacang tanah. Adanya produk subsitusi 0,05 2 0,1 Menjaga keaslian kacang garing yang membedakannya dengan produk subsitusi 0,45 Total 1,05 Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015 Dari matriks EFE diatas diperoleh total skor 2,3 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada di bawah rata-rata dari keseluruhan posisi strategisnya dalam usaha untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman yang mungkin akan timbul. Atau dengan kata lain bahwa Kacang Garing Martabe secara eksternal belum merespon peluang-peluang yang ada dengan baik dan respon terhadap ancaman-ancaman yang mungkin akan dihadapi di masa yang akan datang masih lemah. Keterangan Hasil Analisis Matriks EFE dari sisi Peluang ada 6 poin: 1. Peluang dengan score tertinggi berikutnya adalah ketersediaan bahan baku yang cukup dengan bobot 0,15 di atas rata-rata dan rating 3 respon perusahaan di atas rata-rata dengan skor 0,45. Menurut Kacang Garing Martabe, bahan baku kacang tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam memproduksi kacang garing, karena tanpa Universitas Sumatera Utara bahan baku, Kacang Garing Martabe akan kesulitan dalam melakukan persediaan kacang garing serta memenuhi permintaan konsumen. Di Silangkitang dan di daerah-daerah lain yang dekat dengan Silangkitang banyak petani yang menanam kacang tanah seperti di Kecamatan Tarutung, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Pahae dan dari beberapa kecamatan lagi di Tapanuli Utara. Untuk itu, Kacang Garing Martabe harus memanfaatkan peluang ini dengan menjaga hubungan yang baik dengan pemasok kacang tanah dari berbagai daerah. Mengingat bahwa kacang garing hanya dapat diproduksi dengan menggunakan kacang tanah sebagai bahan baku, oleh karena itu ketersediaan kacang tanah sangatlah penting. 2. Peluang dengan score tertinggi kedua adalah memiliki pelanggan yang loyal, bobot 0,1 rata-rata dan rating 3 respon perusahaan di atas rata- rata dengan skor 0,3. Setiap usaha tentu menginginkan pelanggan yang loyal. Sama halnya pada Kacang Garing Martabe, pelanggan yang loyal sangat penting bagi mereka. Walaupun frekuensi pembelian kacang garing martabe tidak tinggi, namun Kacang Garing Martabe menganggap bahwa pelanggan yang loyal sangat penting. Dengan demikian, Kacang Garing Martabe harus bisa menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan, menjaga kualitas dan pelayanan sehingga pelanggan akan melakukan pembelian ulang. 3. Produk tambahan dengan bahan dasar kacang garing memiliki 0,2 dengan bobot 0,1 rata-rata dan rating 2 rata-rata. Menurut Kacang Universitas Sumatera Utara Garing Martabe, membuat produk tambahan dengan bahan dasar kacang garing memiliki tingkat kepentingan rata-rata. Namun respon Kacang Garing Martabe masih rata-rata karena Kacang Garing Martabe masih lebih fokus untuk memproduksi kacang garing, juga pihak Kacang Garing Martabe membutuhkan orang yang memiliki keahlian dalam memproduksi produk lain seperti kue kering dengan bahan dasar kacang garing. 4. Penggunaan Media Sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas memiliki bobot 0,1 rata-rata dan rating 1 dibawah rata-rata. Menurut Kacang Garing Martabe, penggunaan Media sosial untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas memiliki tingkat kepentingan yang rata-rata. Namun rating kacang garing martabe terhadap peluang tersebut masih dibawah rata-rata, karena Kacang Garing Martabe lebih memilih untuk meningkatkan kualitas produk dibandingkan dengan melakukan promosi melaui media sosial. Kacang Garing Martabe lebih mengutamakan kualitas produk. 5. Meningkatnya jumlah mahasiswa pendatang di lingkungan usaha memiliki bobot 0,05 dibawah rata-rata dan rating 1 dibawah rata- rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepentingan terhadap peluang tersebut masih di bawah rata-rata, karena menurut Kacang Garing Martabe, pelanggan utamanya bukanlah masyarakat setempat atau mahasiswa yang kuliah di daerah Kacang Garing Martabe beroperasi. Namun, yang menjadi pelanggan utamanya adalah Universitas Sumatera Utara paraperantau dan orang yang melakukan perjalanan ke Tapanuli Utara dan hendak kembali ke tempat asal. 6. Layanan pembayaran menggunakan kartu kredit memiliki bobot 0,05 dibawah rata-rata dengan rating 1 dibawah rata-rata. Hal tersebut menunjkkan bahwa layanan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit memiliki tingkat kepentingan di bawah rata-rata dan rating juga di bawah rata-rata. Karena menurut Kacang Garing Martabe, sejauh ini belum ada pelanggan yang meminta untuk menyediakan layanan pembayaran dengan menggunakan kredit. Keterangan Hasil Analisis Matriks EFE dari sisi Ancaman ada 5 poin: 1. Faktor ancaman tertinggi yaitu banyaknya pesaing dalam industri yang sejenis dengan bobot 0,15 di atas rata-rata dan rating 3 di atas rata- rata. Ancaman paling kuat akan datang dari pesaing dalam industri yang sama, yaitu usaha yang sama-sama memproduksi kacang garing. Mengingat bahwa tingkat persaingan kacang garing di Silangkitang Tapanuuli Utara, Kacang Garing menganggap bahwa ancaman tersebut memiliki tingkat kepentingan diatas rata-rata. Oleh karena itu, untuk menghadapi persaingan tersebut Kacang Garing Martabe perlu meningkatkan kualitas produk, pelayanan dan menciptakan strategi bersaing yang tepat. 2. Faktor ancaman berikutnya adalah Tingkat daya beli masyarakat setempat masih rendah, dengan tingkat kepentingan 0,1 rata-rata dan rating 2 rata-rata. Mayoritas pengunjung Kacang Garing Martabe Universitas Sumatera Utara adalah masyarakat yang tidak menetap di sekitar Kacang Garing Martabe. Walaupun ada penduduk silangkitang membeli kacang garing di Kacang Garing Martabe, namun kacang garing tersebut bukanlah untuk di konsumsi di rumah, namun untuk dibawa ke kota tujuan jika hendak bepergian atau ingin menjamu tamu yang datang dari luar Tapanuli Utara. Jika tingkat daya beli atau tingkat konsumsi masyarakat terhadap kacang garing sekitar secara terus menerus rendah, hal tersebut akan merugikan Kacang Garing Martabe, karena tingkat keuntungan akan berkurang. Untuk itu, Kacang Garing Martabe harus melakukan inovasi produk sehingga dapat meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat sekitar 3. Faktor ancaman berikutnya adalah pendatang baru dengan bobot 0,1 rata-rata dan rating 2 rata-rata. Walaupun Kacang Garing Martabe berpendapat bahwa pendatang baru memiliki tingkat kepentingan yang rata-rata, namun menurut Kacang Garing Martabe, dengan mempertahankan kualitas maupun keaslian kacang garing, Kacang Garing Martabe tidak perlu terlalu takut dengan pendatang baru oleh karena itu, Kacang Garing Martabe perlu meningkatkan kualitas pelayanan, kualitas produk dan melakukan inovasi produk. 4. Faktor ancaman Ketergantungan dengan pemasok kacang tanah memperoleh bobot 0,05 di bawah rata-rata dan rating 2 rata-rata. Menurut Kacang Garing Martabe tingkat kepentingan faktor ancaman Universitas Sumatera Utara ini dibawah rata-rata, karena jika Kacang Garing Martabe memiliki hubungan yang baik dengan para petani kacang tanah pemasok, ancaman ini bisa diatasi. Oleh karena itu Kacang Garing Martabe harus menjaga hubungan yang baik dengan pemasok terutama para petani kacang tanah. 5. Adanya produk subsitusi dengan bobot 0,05 di bawah rata-rata dan rating 2 rata-rata. Menurut Kacang Garing Martabe, tidak perlu takut dengan Ancaman produk subsitusi seperti Kacang Atom, Kacang dua kelinci, dan kacang lainnya,karena masing produk tersebut memiliki keistimewaan atau kekhasan tersendiri. Untuk itu, Kacang Garing Martabe harus menjaga keaslian kacang garing yang diproduksi yang membedakannya dengan produk subsitusi

4.2.1.3 Matriks CPM

Dengan menggunakan matriks CPM, dihasilkan informasi untuk Kacang Garing Martabe seperti berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Matriks Profil Kompetitif Kacang Garing Martabe Faktor Penentu Keberhasilan Bobot Kacang Garing Martabe Kacang Garing Sihobuk Exson Kacang Garing Sihobuk Ancim Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai Daya saing harga 0,05 2 0,1 2 0,1 2 0,1 Kualitas Produk 0,2 4 0,8 3 0,6 3 0,6 Inovasi produk 0,15 4 0,6 3 0,45 3 0,45 Pengalaman bisnis 0,1 3 0,3 3 0,3 2 0,2 Tempat usaha Lokasi 0,1 3 0,3 4 0,4 3 0,3 Biaya operasional 0,1 3 0,3 3 0,3 2 0,2 Struktur organisasi 0,1 3 0,3 3 0,3 2 0,2 Kualitas Pelayanan 0,2 3 0,6 3 0,6 3 0,6 Total 1,00 3,3 3,05 2,65 Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015 Dari Matriks CPM diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor kualitas produk, inovasi produk dan kualitas pelayanan memiliki peranan yang penting bagi keberhasilan usaha kacang garing. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner. Faktor daya saing harga memperoleh bobot 0,05 atau 5 dibawah rata-rata karena faktor harga tidak memiliki pengaruh yang kuat pada Kacang Garing Martabe, karena baik pada Kacang Garing Martabe maupun pada pesaing menawarkan harga kacang garing yang sama. Universitas Sumatera Utara Pada faktor kualitas produk Kacang Garing Martabe memperoleh peringkat 4, dimana Kacang Garing Martabe masih menjaga keaslian dalam memproduksi kacang garingnya. Pengunjung dapat melihat secara langsung tempat penggongsengan kacang garing, karena Kacang Garing Martabe memiliki lokasi penggongsengan tepat di seberang toko Kacang Garing Martabe. Pada faktor inovasi produk, Kacang Garing juga memperoleh peringkat 4, karena selain produk utama yairu kacang garing, Kacang Garing Martabe juga memiliki produk tambahan yang lebih banyak dibandingkan pesaing, baik aneka makanan maupun aneka minuman. Sedangkan pada faktor tempat usaha atau yang disebut juga lokasi, Kacang Garing Sihobuk Ekson memperoleh peringkat 4, karena lokasi Kacang Garing Sihobuk Ekson memiliki lokasi yang lebih strategis jika dibandingkan dengan pesaing lainnya, yaitu terletak di persimpangan simpang 3 dan juga merupakan tempat banyak orang menunggu angkutan umum jika hendak bepergian. Selain menjual kacang garing, Kacang Garing Sihobuk Ekson juga memiliki warung tempat dimana orang banyak menunggu bus atau angkutan umum jika ingin bepergian. Sedangkan lokasi Kacang Garing Martabe berseberangan dengan lokasi Kacang Garing Sihobuk Ancim dan sama-sama berlokasi di pinggir jalan raya. Dari Analisis CPM juga diketahui faktor-faktor kunci strategis yang menjadi keunggulan bersaing Kacang Garing Martabe yairu kualitas Universitas Sumatera Utara produk, sedangkan untuk Kacang Garing Sihobuk Ekson, keunggulan bersaingnya terletak pada lokasi Berdasarkan hasil perhitungan EFE dan IFE di atas, menunjukkan bahwa: a. Dari segi internal : Strenght Weakness b. Dari segi eksternal : Opprtunity Threats Tabel 4.5 Strategi Berdasarkan Perhitungan EFE dan IFE Internal Eksternal Strategi S W O T Strategi AGRESIF PENETRASI PASAR 2,45 0,45 1,25 1,05 Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015 Keterangan untuk strategi Agresif Penetrasi Pasar: Nilai internal untuk kekuatan adalah 2,45 sedangkan nilai untuk kelemahan 0,45 maka kekuatan Kacang Garing Martabe memiliki skor lebih tinggi dari kelemahan. Nilai eksternal untuk peluang 1,25 sedangkan nilai untuk ancaman 1,05 jadi peluang Kacang Garing Martabe berada pada strategi agresif dan yang tepat berdasarkan strategi agresif adalah penetrasi pasar karena Kacang Garing Martabe memiliki banyak kekuatan yang belum dioptimalkan dan banyak peluang yang belum dimanfaatkan. Karena strategi Agresif penetrasi pasar yaitu dimana perusahaan meningkatkan penjualannya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih agresif. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Diagram Analisis SWOT Kacang Garing Martabe 3. mendukung strategi 1. Mendukung strategi Turnaround agresif KACANG GARING MARTABE 4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi Defensif diversifikasi Sumber: Data primer yang telah diolah, 2015 Pada gambar di atas, diketahui bahwa Kacang Garing Martabe berada di Kuadran I, dimana perusahaan yang berada di kuadran I memiliki situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth Oriented strategy. Dalam Husein Umar 2005: 233 dikatakan bahwa jika arah panah suatu perusahaan teretak pada kuadran aggresive, maka BERBAGAI PELUANG KEKUATAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN INTERNAL Universitas Sumatera Utara perusahaan berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan kekuatan internalnya untuk: 1. Memanfaatkan kesempatan-kesempatan, 2. Mengatasi masalah intern, dan 3. Menghindari ancaman-ancaman. 4.2.2 Tahap Pencocokan 4.2.2.1 Matriks IE