Pengertian Gender I HARTA BERSAM A DAN GENDER

melahirkan kesetaraan gender80. 25 Namun pada mulanya gender adalah suatu klasifikasi gramatikal untuk benda-benda menurut jenis kelaminya terutama dalam bahasa-bahasa Eropa, kemudian Ivan Illich sebagimana dikutip oleh Ruhainah menggunakanya untuk membedakan segala sesuatu di dalam masyarakat vernacular seperti bahasa, tingkah laku, pikiran, makanan, ruang dan waktu, harta milik, tahu, alat-alat produksi, dan lain-lainya. 26 Istilah gender di Indonesia lazim digunakan dengan memakai ejaan „„jender‟‟, diartikan dengan interpretasi mental dan cultural terhadap perbedaan kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. 27 Walaupun kata „„gender‟‟ telah digunakan sejak tahun 1960, namun pengertian yang tepat mengenai kata „„gender‟‟ tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kata „„gender‟‟ berasal dari bahasa Inggris gender yang diberi arti „„jenis kelamin‟‟. 28 Senada dengan definisi di atas adalah definisi yang mengatakan bahwa gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan didasari pada faktor biologis dan jenis kelamin sebagai kodrat tuhan yang secara permanen memang berbeda. Gender adalah behavorial differences antara laki- laki dan perempuan yang socially constructed, yaitu perbedaan yang diciptakan melalui proses sosial dan budaya yang panjang. 29 25 Rasyidah Dkk, Potret kesetaraan Gender di Kampus, Aceh: PSW Ar-Raniry, 2008, h. 11 26 Siti Ruhainah Dzuhayatin “Gender dalam Perspektif Islam” dalam Mansour Fakih ed, Membincang Feminisme Diskursus Gender perspektif Islam, Surabaya: Risalah Gusti, 2000, h. 231 27 Tim Penyusun, Buku III: Pengantar Tehnik Analisa Gender, Jakarta: Kantor Menteri Negara Urusan Perempuan, 2002, h. 2 28 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2003,, h. 265 29 Rasyidah Dkk, Potret kesetaraan Gender di Kampus, Aceh: PSW Ar-Raniry, 2008, h. 9 Istilah gender juga sering diartikan dengan seks, yang secara biologis didefinisikan dalam kategori pria dan perempuan. Gender secara harfiah bisa juga berarti perbedaan antara maskulin dan feminine. Secara umum keduanya dapat dietrjemahkan sebagai „„jenis kelamin‟‟. Namun konotasi keduanya berbeda. Seks lebih merujuk pada pengertian biologis. Sedangkan gender pada makna sosial. 30 Menurut Nasaruddin Umar mengutip dari Webster’s New Word Dictionary, Gender diartikan sebagai „„perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai tingkah laku ‟‟. 31 Wome’s Studies Encyclopedia, memberikan penjelasan tentang pengertian gender yang dikutip oleh Umar yaitu „„suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan distinction dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat ‟‟. 32 Tidak jauh dengan apa yang dikemukakan Umar, istilah gender yang dipakai dalam buku Tafsir, sang penulis mengatakan bahwa gender adalah sebuah konsep yang mengacu pada sistem peran dalam hubungan antara laki- laki dan perempuan yang didasarkan kepada sosial budaya, lingkungan, agama dan sebagainya, bukan pada perbedaan biologis mereka. 33 Sedangkan Lips sebagaimana yang dikutip Mufidah Ch, mengartikan gender dengan cultural expectation for women and man atau harapan-harapan 30 Adam Kuper dan Jessica Kuper, Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, Edisi Kedua, jilid I, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, h. 391 31 Nasaruddin Umar, Op Cit,. 33 32 Helen Tierney ed, Women’s Studies Encyclopedia, Vol 1,New York: Green Wood Press, h. 153. 33 Mustabsyirah Dkk. Tafsir, Aceh: Bandar Publishing, 2009, h. 259-260 budaya terhadap laki-laki dan perempuan. 34 Dari paparan pengertian gender di atas terdapat benang merah bahwa gender adalah perbedaan peran yang terjadi dalam masyarakat akibat disosialisasikan, diperkuat, dibentuk, bahkan dikonstruksi secara sosial dan kultural, melalui ajaran agama maupun negara. Semisal, penyebutan bahwa perempuan itu lemah lembut, laki-laki kuat perkasa, ini merupakan nilai yang dibangun di masyarakat yang dapat dipertukarkan. Makna gender lebih diperluas lagi dengan meninjau beberapa aspek seperti: gender sebagai istilah asing, gender sebagai fenomena sosial budaya, gender sebagi sebuah kesadaran sosial, gender sebagai persoalan sosial, gender sebagai prespektif. 35 Eline Sholwater 1989 berpendapat bahwa wacana gender mulai berkembang pada tahun 1977, ketika kelompok feminis London meninggalkan isu-isu lama yang disebut dengan patriarchal kemudian menggantikanya dengan isu gender. Sejak saat itu konsep gender memasuki bahasan dalam berbagai seminar, diskusi maupun tulisan di seputar perubahan sosial dan pembangunan dunia ketiga. 36

D. Gender M enurut Hukum I slam

Segala tindak tanduk seorang dalam suatu komunitas banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat tersebut. Baik nilai-nilai tersebut berupa kearifan local, atau budaya yang sudah lahir, maupun 34 Mufidah CH,. Psikologi Keluarga Berwawasan Gender, Malang: UIN Press, 2008, h. 2. 35 Umi Sumbullah dkk. Spektrum Gender, Malang: UIN Press, 2008, h. 8 36 Mufidah Ch, Psikologi Keluarga Islam, Berwawasan Gender, Malang: UIN Press, 2008, h.1 nilai itu lahir dari keyakinan yang mereka anut agama, pada realitanya agama menempati urutan lebih tinggi dari pada nilai-nilai local yang mereka lestarikan. 37 Indonesia sebagai negara yang mayoritas rakyatnya memeluk agama Islam menempati urutan pertama negara yang pemeluk agama Islam terbanyak di dunia. Islam sebagai agama mayoritas di bumi pertiwi ini, telah menawarkan konsep gender dengan meletakan perempuan dan laki-laki dalam partnership da keberadaanya diakui sederajat dengan hak dan kewajibanya masing-masing. Hal ini terlihat jelas dalam ungkapan Al- Qur‟an Surat Al-Ahzab ayat 35 sebagai berikut: إ نيملْسمْلا ا ملْسمْلا و نينمْ مْلا و ا نمْ مْلا و نيتنا قْلا و ا تنا قْلا و نيقدا صلا و صلا و ا قدا نيربا صلا و ا ربا صلا و نيعشا ْلا و ا عشا ْلا و نيقِ ص تمْلا و ا قِ ص تمْلا و نيمئا صلا و ا مئا صلا و نيظفا حْلا و ْھ جورف ا ظفا حْلا و نيركا لا و َ ه اًريث ك ا ركا لا و ع أ َّه ْھ ل رفْغ م اًرْج أ و اًميظ ع Artinya: „„Sesungghunya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatanya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusuk, laki- laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar, ’’ 38 . Kemitrasejajaran laki-laki dan perempuan merupakan konsep hubungan yang meletakan laki-laki dan perempuan sebagai relasi yang dapat saling mempengaruhi secara positif. Kemitrasejajaran juga dapat berarti persamaan status mereka dalam masyarakat yang tercemin dalam sikap saling menghargai, menghormati, mengisi, dan membantu, yang antara lain terwujud dalam 37 Mufidah Ch, Psikologi Keluarga Islam, Berwawasan Gender, h.2 38 Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta Proyek Pengadaan Kitab Suci AL- Qur‟an, Depag R.I., 2005 h.. 422

Dokumen yang terkait

Analisis Terhadap Keabsahan Putusan Perceraian Dan Pembagian Harta Bersama Yang Dikeluarkan Oleh Hakim Dari Negara Lain (Singapura) Terhadap Warga Negara Indonesia (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 612 K/Pdt/2003), 2012

5 77 142

Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama Setelah Terjadinya Perceraian Menurut...

1 25 5

Kajian Yuridis Pembagian Harta Bersama Akibat Perceraian (Putusan Mahkamah Agung Nomor : 255 K/Ag/2012)

0 6 10

Pembagian Harta Waris Bagi Penderita Cacat Mental Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif (Analisis Putusan Perkara No. 94/Pdt.P/2008/Pn.Jkt.Sel)

9 103 74

Permohonan Sita Marital (Marital Beslag) Terhadap Harta Bersama Di Luar Gugatan Perceraian (Analisis Putusan Nomor 549/Pdt.G/2007/Pa.Jp)

1 29 86

Penerapan Asas Contra Legem Dalam Pembagian Harta Bersama (Analisis Putusan Perkara Nomor : 1048/Pdt.G/2009/Pa.Bbs Di Pengadilan Agama Brebes

2 23 110

Penyelesaian Harta Bersama Dalam Perceraian (Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Agama Jakarta Perkara No: 126/Pdt.G/2013/PTA.JK)

2 18 0

Pembagian Harta Bersama Ditinjau Dari Persepektif Gender (Analisis Putusan Perkara Nomor 278/Pdt.G/2012/PA Rks)

1 12 0

Analisis Terhadap Keabsahan Putusan Perceraian Dan Pembagian Harta Bersama Yang Dikeluarkan Oleh Hakim Dari Negara Lain (Singapura) Terhadap Warga Negara Indonesia (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 612 K/Pdt/2003), 2012

0 0 23

Analisis Terhadap Keabsahan Putusan Perceraian Dan Pembagian Harta Bersama Yang Dikeluarkan Oleh Hakim Dari Negara Lain (Singapura) Terhadap Warga Negara Indonesia (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 612 K/Pdt/2003), 2012

0 0 14