Impedansi gelombang dan reflektifitas

76 β 2. 65 dimana : 2. 66 2.67 Propagasi gelombang mikro dengan material penyerap akan menghasilkan nilai Z L yang bergantung pada konduktifitas, permitivitas dan permeabilitas. Nilai  o = 8.85 x 10 -12 Fm -1 dan  o = 1.26 x 10 -6 Hm -1 , sehingga Z = γ77 Ω. Persamaan 2.65 memperlihatkan bahwa material yang sangat konduktif akan menghasilkan nilai impedansi yang sangat kecil , akibatnya dan yang menunjukan bahwa seluruh gelombang mikro akan dipantulkan dengan beda fasa 180 o . Material penyerap gelombang mikro yang baik harus mempunyai nilai dan nilai , sehingga seluruh energi gelombang mikro akan diserap oleh material dan terjadi impedance matching atau Z L = Z = γ77 Ω. Kemampuan suatu material penyerap gelombang mikro diukur berdasarkan nilai reflektivitas pada persamaan 2.68 berikut: 77 β 2. 68 Material penyerap dengan nilai RL sebesar -20 dB akan menyerap 90 energi gelombang mikro yang mengenainya. Gambar 2.11 menunjukan hubungan antara RL dengan persentasi gelombang yang dipantulkan kembali oleh material. Gambar 2. 45 Reflection loss and reflectivity correlation Telah diolah kembali [51, 54] Karena material penyerap harus memiliki reflektivitas yang sangat kecil, maka persamaan 2.66 ditulis kembali menjadi persamaan 2.69 berikut [57] β 2.69 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -50 -45 -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -50 -45 -40 -35 -30 -25 -20 RL dB Reflection 78 sehingga: β 2. 70 dengan Z L sebagai impedansi sampel, Z sebagai impedansi udara, c sebagai kecepatan cahaya di udara, f sebagai frekuensi, d sebagai tebal sampel,  sebagai permeabilitas kompleks dan  sebagai permitivitas kompleks. Oleh karena nilai permeabilitas relatif dan permitivitas relatif sangat bergantung pada frekuensi, maka tujuan melakukan rekayasa material adalah untuk menghasilkan material penyerap gelombang mikro yang memiliki nilai RL sekecil mungkin dan jangkauan frekuensi serapan yang selebar mungkin. 79

BAB 3 METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yakni, pertama sintesis fasa tunggal system La 0.67 Ba 0.33 Mn 1-x Ti x O 3 x = 0, 0,02, 0,04 dan 0,06 dengan metode penghalusan mekanik. Kedua, memperkecil ukuran partikel system La 0.67 Ba 0.33 Mn 1-x Ti x O 3 dengan melakukan proses sonikasi. Secara lengkap, proses penelitian tahap pertama dapat dilihat pada Gambar 3.1. Sistem La 0.67 Ba 0.33 Mn 1-x Ti x O 3 yang telah disintesa pada tahap pertama selanjutnya diproses dengan alat sonikator untuk memperkecil ukuran partikel. Proses penelitian tahap kedua dapat dilihat pada Gambar 3.2.

3.1. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai November 2014. Untuk tahap preparasipembuatan sampel dilakukan di laboratorium Departemen Fisika FMIPA UI. Sedangkan tahap karakterisasi sampel dilaksanakan di PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Departemen Fisika FMIPA UI, BATAN Serpong, Fakultas Teknik UI, dan LIPI Bandung. 80 Gambar 3.1. Skema pembentukan fasa tunggal system La 0.67 Ba 0.33 Mn 1-x Ti x O 3 Preparasi Material Bahan-bahan dasar Pencampuran Mixing Proses penghalusan mekanik Kalsinasi Kompaksi Sintering Karakterisasi Pengolahan data dan Analisis XRD PSA