Difraksi Sinar-X XRD SEM Permagraf

91

3.4.3. SEM

Karakterisasi dengan Scanning Electron Microscope SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi dari sampel. Karakterisasi SEM dilakukan di PTBIN BATAN, Serpong. Dengan spesifikasi alat Jeol JED-2300. Gambar 3.10. Scanning Electron Microscope SEM 92

3.4.4. Permagraf

Karakterisasi dengan permagraph dilakukan dengan tujuan mengetahui sifat magnetik dari sampel, seperti saturasi dan koersifitas magnet. Karakterisasi permagraf dilakukan di laboratorium UI Depok. Gambar 3.11. Permagraf 93

3.4.5. Vibrating Sample Magnetometer

Alat VSM tipe OXFORD VSM1.2H merupakan salah satu jenis peralatan yang digunakan untuk mempelajari sifat magnetic bahan. Dengan alat ini akan diperoleh informasi mengenai besaran-besaran sifat magnetik sebagai akibat perubahan medan magnet luar yang digambarkan dalam kurva histerisis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.12. Gambar 3.12. Alat Vibrating Sample Magnetometer VSM tipe OXFORD VSM1.2H 94 Semua bahan mempunyai momen magnetic jika ditempatkan dalam medan magnetic. Momen magnetic per satuan volume dikenal sebagai magnetisasi. Secara prinsip ada dua metode mengukur besar magnetisasi tersebut, yaitu metode induksi induction method dan metode gaya force method. Pada metode induksi, magnetisasi diukur dari sinyal yang ditimbulkandiinduksikan oleh cuplikan yang bergetar dalam lingkungan medan magnet pada sepasang kumparan. Sedangkan pada metode gaya pengukuran dilakukan pada besarnya gaya yang ditimbulkan pada cuplikan yang berada dalam gradient medan magnet. VSM adalah salah satu alat ulur magnetisasi yang bekerja berdasarkan metode induksi. Pada metode ini, cuplikan yang akan diukur magnetisasinya dipasang pada ujung bawah batang kaku yang bergetar secara vertikal dalam lingkungan medan magnet luar H. Jika cuplikan termagnetisasi secara permanen ataupun sebagai respon dari adanya medan magnet luar, getaran ini akan mengakibatkan perubahan garis gaya magnetik. Perubahan ini akan menginduksimenimbulkan suatu sinyal tegangan AC pada kumparan pengambil pick-up atau sense coil yang ditempatkan secara tepat dalam sistem medan magnet ini. Dengan memakai hokum Biot-Savart untuk sistem medan dipole, tegangan induksi diberikan sebagai : V  Afm Gx,y,z 3.1 A : amplitude getaran cuplikan, f : frekuansi getaran cuplikan, m : momen magnetik, Gx,y,z : fungsi sensitivistas, yang ditunjukkan adanya kebergantungan sinyal pada posisi cuplikan dalam system kumparan Selanjutnya sinyal AC ini akan dibaca oleh rangkaian pre-amp dan Lock-in amplifier. Frekuensi dari Lock-in amplifier diset sama dengan frekuensi getaran sinyal referensi dari pengontrol getaran cuplikan. Lock-in amplifier ini akan membaca sinyal tegangan dari kumparan yang sefasa dengan sinyal referensi.