Bentuk Aksi Terorisme Tinjauan hukum Islam terhadap aksi terorisme di Indonesia : Analisis fatwa MUI. No3. tahun 2004 tentang terorisme

dipergunakan untuk melakukan kejahatan dapat dirampas”.

4. Bentuk Aksi Terorisme

Menurut Lacqueur, tidak semua kekerasan dapat disebut sebagai tindakan terorisme. Senada dengan Lacqueur, ada dua karakteristik dari terorisme. Pertama, ada kekerasan, dan Kedua, dimotivasi oleh agama. 24 Berdasarkan beberapa karakter tersebut, dapatlah diklasifikasikan bahwa bentuk aksi terorisme terbagi ke dalam dua jenis, yaitu : 1. Terorisme Agama Persepsi yang umum mengenai kemunculan kekerasan atas nama agama di penjuru dunia terjadi pada abad ke dua puluh. Tahun 1998 24 Ridwan al-Makassary, Terorisme Berjubah Agama, h.12 misalnya, Sekretaris Negara Amerika Serikat Madelaine Albright telah membuat daftar 30 kelompok terorisme yang paling mengancam perdamaian dunia, lebih dari separuhnya adalah karena motivasi agama. Mereka para pelaku teror memaknai kekerasan sebagai suatu titah ketuhanan dan aksi sakramen upacara suci. Dengan demikian, menurut Hoffman terorisme agama mengasumsikan satu dimensi yang transendental dan akibatnya para pelaku terorisme tidak dihalangi oleh hambatan-hambatan politik dan moral. 25 Agama selanjutnya bertugas sebagai satu kekuatan legitimasi. Ini menjelaskan mengapa sanksi klerik menjadi begitu penting bagi para pelaku terorisme agama dan mengapa 25 Ibid., h.15 tokoh-tokoh agama seringkali dituntut untuk ‘merestui’ tindakan teror sebelum tindakan itu dilaksanakan. Pada terorisme agama tidak bermaksud menerima konstituen lain. Karenanya, pembatasan-pembatasan yang dipaksakan sangat tidak relevan bagi terorisme agama. Tidak adanya satu konstituen yang lebih luas mendorong pelaku terorisme agama ini menampilkan kekerasan yang kadangkala terbatas melawan satu kategori target yang nyata siapapun yang tidak menjadi anggota dari terorisme agama atau sekte agama tersebut. Selain itu, terorisme agama melihat diri mereka bukan sebagai satu bagian dari satu sistem sosial, tetapi sebagai orang luar outsiders yang mengupayakan perubahan- perubahan fundamental dalam satu sistem sosial yang berlaku. 26 2. Terorisme Sekuler Dalam hal konstituennya, terorisme sekuler berupaya mencari dan merangkul para simpatisan yang aktual dan potensial. Berbanding terbalik dengan terorisme agama, pada terorisme sekuler pembatasan- pembatasan yang dipaksakan –karena harapan untuk merangkul pendukung yang diam-diam atau konstituen yang pasif- sangatlah relevan. Terorisme sekuler menganggap kekerasan sebagai satu jalan untuk menuntut dan mendesak adanya perbaikan dan perubahan satu sistem sosial yang pada dasarnya bagus. Terorisme jenis 26 Ibid., h.16 ini juga memiliki satu set tujuan- tujuan politik, sosial, atau ekonomi. 27

B. JIHAD 1. Definisi Jihad

Perkataan jihad seringkali diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan Holy War. Di dalam al-Qur’an Allah swt menyebut kata-kata jihad sebanyak 41 kali dengan pengertian yang berbeda-beda. Menurut Prof. DR. Quraisy Shihab, sebagaimana dikutip dalam majalah Jihad, jihad merupakan manifestasi identitas seorang mukmin, artinya setiap mukmin adalah seorang mujahid pelaku jihad. 28 Jihad tidak selalu identik dengan perang menggunakan senjata, karena dalam 27 Ibid., h.18 28 Majalah Jihad, Edisi No.2 Th. I 27 Mei 2003, h.5 al-Qur’an istilah perang sendiri menggunakan 4 jenis kata yaitu : a. Qitaal . b. Harb N,ﺡ c. Ghazwah L :R d. Jihaad ? ; Menurut pengertian secara bahasa jihad berasal dari kata al-juhd S yang berarti kemampuan, atau mengeluarkan sepenuh tenaga dan kemampuan dalam mengerjakan sesuatu. Kata jihad juga berasal dari kata al-jahd S artinya kesukaran yang untuk mengatasinya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Demikianlah keterangan dari Wahbah al-Zuhaili dalam kitab al-Fiqh al-Islam Wa Adillatuhu. 29 Menurut Imam Raghib al-Isfahani Mu’jam Mufradat Li al- Fadz al-Qur’an seperti yang dikutip 29 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam Wa Adillatuhu, Juz VI Damaskus Suriah:Dar al- Fikr,1984, h.413 dalam buku ‘Meluruskan Makna Jihad Mencegah Terorisme’ dijelaskan bahwa yang di maksud dengan jihad adalah mengerahkan segala kemampuan untuk menangkis serangan dan menghadapi musuh yang tidak tampak yaitu hawa nafsu, setan, dan musuh yang tampak yaitu orang kafir yang memusuhi islam. Jihad dalam pengertian ini tidak hanya mencakup pengertian perang melawan musuh yang memerangi Islam, tetapi lebih luas lagi jihad berarti berusaha sekuat tenaga dan kemampuan untuk mengalahkan nafsu setan dalam diri manusia. al-Nabhani al-syakhsiyah al- Islamiyah mendefinisikan jihad sebagai perang terhadap terhadap orang- orang kafir untuk meninggikan kalimat Allah. 30 Menurut Sayyid Quthub 30 Meluruskan Makna Jihad Mencegah Terorisme, Diterbitkan Oleh Tim Penanggulangan Terorisme, Cet. I, 2006, h.4 Ma’aalim Fi al-Thariq, seperti yang dikutip dalam majalah Jihad, jihad adalah kelanjutan dari politik Tuhan. Jihad adalah perjuangan revolusioner yang dirancang untuk melucuti musuh- musuh Islam, sehingga memungkinkan muslimin menerapkan ketentuan- ketentuan syari’ah yang selama ini diabaikan atau bahkan ditindas oleh Barat dan rezim-rezim opresif di dunia muslim sendiri. Sedangkan menurut Abul A’la al-Maududi, jihad adalah perjuangan yang harus dilakukan kaum muslimin untuk mewujudkan cita-cita islam sebagai sebuah gerakan revolusioner internasional. 31 Selain definisi diatas, para fuqaha mengartikan jihad sebagai upaya mengerahkan segenap kekuatan dalam perang fi sabilillah baik secara langsung 31 Majalah Jihad, h.11 maupun dalam bentuk pemberian bantuan keuangan, pendapat, atau penyediaan logistik dan lain-lain untuk memenangkan peperangan. 32 Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa jihad adalah usaha yang sungguh-sungguh dengan segenap kemampuan untuk mencapai tujuan yang luhur di jalan Allah. Jihad dapat dilakukan dengan bekerja keras, melawan hawa nafsu yang menghancurkan dan menjerumuskan manusia kepada kebinasaan. Jihad juga dapat dilakukan dalam bentuk perang yang diijinkan oleh Allah swt demi menjaga kehormatan, harkat, dan martabat manusia dan kaum muslimin.

2. Dasar Hukum Tentang Jihad