Syarat dan Tujuan Jihad a.

Fﻡ G2 HI ﻡ J KL M K E ﻡ N 5 F O8J ﻡI P QR S TU VW XY Z Artinya: “Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar- benar Maha Kuasa menolong mereka itu. yaitu orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: Tuhan kami hanyalah Allah. Dan sekiranya Allah tiada menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agama- Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat maruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”.

3. Syarat dan Tujuan Jihad a.

Syarat Jihad Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa jihad dalam pengertian umum mencakup seluruh jenis ibadah dan amal shalih seperti haji mabrur, berbakti kepada orangtua, menuntut ilmu, membantu fakir miskin, dan lain- lain telah diatur tentang syarat-syarat dan ketentuannya masing-masing didalam fiqh Islam. Adapun jihad dalam arti bertempur atau berperang memiliki beberapa syarat wajib yang harus dipenuhi, yaitu 43 : 1 Islam e]ﺱ , maka bagi orang kafir tidak wajib jihad, 2 Baligh o , maka bagi anak kecil tidak wajib jihad, 3 Berakal , maka bagi orang gila tidak wajib jihad, 4 Merdeka T , , maka bagi si budak tidak wajib berjihad meskipun sang tuannya memerintahkannya, 5 Laki-laki T i , maka tidak wajib jihad bagi orang perempuan dan orang banci yang merepotkan, 6 Dalam keadaan sehat T A , maka tidak wajib jihad bagi orang sakit dengan suatu penyakit yang dapat menghambat peperangan, seperti sakit panas yang terus-menerus, 7 Kuat bertempur T C V . , maka tidak wajib jihad bagi orang yang buntung tangannya, juga tidak wajib atas orang yang tidak mempunyai perlengkapan perang seperti senjata, kendaraan, dan bekal. Perlu diketahui bahwa sebenarnya menurut ajaran Islam, perang sama sekali tak dikenal karena islam menginginkan terciptanya suasana yang penuh dengan kedamaian dalam keadaan bagaimanapun, kecuali pada dua keadaan : 1 Mempertahankan diri, nama baik, harta dan tanah air ketika diserang musuh. Allah swt berfirman dalam QS al-Baqarah 2: 190 43 Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Qasim al-Syafi’I, Fathul Qarib, penerjemah Imran Abu Amar, Menara Kudus, Jilid II, h.167 ﺱ `ﻥ 9 Kp - L, q 23 46r 7 Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” . 2 Dalam keadaan melindungi dakwah di jalan Allah, seperti orang yang menghentikan dakwah ini dengan jalan menyiksa orang-orang yang seharusnya keamanannya terjamin, atau dengan jalan merintangi mereka yang ingin memeluk ajaran Allah, atau melarang juru dakwah menyampaikan ajaran Allah. 44 Dalam berperang, kaum muslimin tidak boleh melampaui batas, membunuh perempuan, anak-anak dan orangtua renta yang tidak ikut berperang. Islam juga melarang merusak akses dan fasilitas publik seperti persediaan makanan, dan pemukiman. Perang juga tidak boleh dilakukan apabila negosiasi dan proses perjanjian damai masih mungkin dilakukan. Peperangan harus segera dihentikan 44 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, penerjemah Kamaluddin A. Marzuki, Bandung:al-Ma’arif, h.40 apabila musuh sudah menyerah, melakukan gencatan senjata atau meneken perjanjian damai. 45 Dalam ungkapan al-Qur’an peperangan dilakukan untuk menghilangkan fitnah kemusyrikan dan kedzaliman, apabila telah tidak ada lagi fitnah, tidak ada alasan untuk melakukan peperangan. Hal ini dijelaskan di dalam QS al-Baqarah 2: 193 J [- . F O[2 F : \2 [ L2 . ] P K 8 S VW YUT Z Artinya: “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan sehingga ketaatan itu hanya semata- mata untuk Allah. Jika mereka berhenti dari memusuhi kamu, maka tidak ada permusuhan lagi, kecuali terhadap orang-orang yang zalim”. Singkatnya, perang diijinkan dalam situasi dan kondisi yang sangat terpaksa. Apabila perang terpaksa dilakukan, peperangan tersebut harus dilakukan untuk tujuan damai, bukan untuk permusuhan dan membuat kerusakan di muka bumi. b. Tujuan Jihad Tujuan jihad yang dapat diambil maknanya dari ayat-ayat al-Qur’an adalah terlaksananya syari’at islam dalam arti yang sebenarnya serta terciptanya suasana yang damai dan tentram. Sebagaimana firman Allah swt di dalam QS al-Hajj 22: 41 9 _ ` = L A L i: , E , ﺏ ﻥ ,` T - b qq 23 n4 7 Artinya: “yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat maruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan” . Tanpa motivasi jihad seperti yang disebutkan di atas, Islam tidak membenarkan pemeluknya untuk melakukan penyerangan ataupun teror terhadap siapapun. 45 Meluruskan Makna Jihad Mencegah Terorisme, h.12 Jihad belum bisa disebut Jihad yang sebenarnya jika tidak diniatkan karena Allah dan dimaksudkan untuk menegakkan kalimatullah agama Allah, mengangkat bendera kebenaran dan menghalau kebathilan serta dengan segala daya berupaya mendapatkan ridha Allah swt. Jika masih ada motif atau tujuan lain selain itu berupa motif duniawi, maka belum bisa dikatakan jihad dalam pengertian yang sebenarnya. Dengan demikian, orang yang mati terbunuh karena ingin mendapatkan bagian ghanimah atau mendapatkan kedudukan atau untuk menunjukkan keberanian atau memperoleh popularitas, maka sesungguhnya orang seperti ini tidak akan mendapatkan pembagian di akhirat, tidak mendapatkan pahala. Imam Abu Daud dan al-Nasa’i meriwayatkan bahwa seseorang berkata : “Wahai Rasulallah, bagaimana pendapatmu tentang orang yang berperang karena mengharap upah dan ingin dikenang, apa yang akan ia peroleh? Rasulullah menjawab : Tidak mendapatkan apa-apa, Rasulullah mengulang kalimat ini tiga kali, kemudian bersabda : Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali jika amal itu ikhlas dan mengharap ridha dari-Nya” Jihad sebagai sarana untuk mencapai keridhaan Allah swt dan salah satu ciri dari orang beriman. Tentu saja disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada seseorang, seperti melalui lisan, melalui hati ataupun dengan pengorbanan harta sesuai dengan profesinya. Allah swt berfirman di dalam QS al-Shaff 61: 11 I9 L S K\Gﻥ 9 j i, P , F L S , F + , - sA 54 23 44 7 Artinya: “yaitu kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. Di dalam kitab Bulughu al-Maram karangan al-Hafizd Ibnu Hajar Atsqalani disebutkan bahwasanya Rasululah saw bersabda : i,U _ ; ` ﺏ ﻥ ` G ` - c t 7 46 Artinya: “ Perangilah orang-orang musyrik dengan hartamu, dan jiwamu, dan lisanmu” H.R al-Nasa’i. Jihad bukanlah tujuan akhir dan bukan pula sasaran akhir akan tetapi jihad adalah jalan yang telah disyariatkan Allah untuk mewujudkan sasaran dan tujuan yang mulia antara lain: 1. Mencari Keridhaan Allah Swt 46 Abdurrahman Ahmad Ibn Syu’aib al-Nasa’i, Shahih Sunan al-Nasa’i,Juz 2 Riyadh:Maktabah al-Ma’arif,1998, h.369 Allah swt berfirman dalam QS an-Nisa 4: 74 ﺱ ,U L ﻥK L,Fu ﺏ ﺱ p l E fﻥ ,; O - n 23 vn 27 Artinya: Karena itu, semestinyalah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang dijalan Allah. Barangsiapa yang berperang dijalan Allah, lalu ia gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan kami berikan kepadanya pahala yang besar. Dari Muaz bin Jabal r.a, dari Rasulullah, beliau bersabda : Perang itu ada dua. Barangsiapa yang berperang mencari wajah Allah, mentaati Imam, menginfakkan harta pilihan, memudahkan kawan, menjauhi perbuatan merusak, maka sesungguhnya tidur dan jaganya semuanya membuahkan pahala. Adapun orang yang berperang karena kesombongan, riya dan mencari kemasyhuran, dan durhaka terhadap Imam serta membuat kerusakan dibumi maka sesungguhnya ia tidak akan kembali dengan rezeki yang cukup.” HR Abu Daud, an-Nasai dan al-Hakim 2. Untuk Mengawal Dawah Islam Islam wajib disebarkan ke seluruh umat manusia diseluruh muka bumi dengan tidak membenarkan adanya berbagai rintangan yang memisahkan antara Dai Pendakwah dan Madu Yang di Dakwahi. Apakah rintangan itu berupa al-Itiqadiyah al-Fikriyyah, al-Siyasiyah al-Qanuniyyah, maupun al-Madhiyah al-Askariyyah . Maka untuk mengawal perjalanan dawah dan memeliharanya dari berbagai rintangan seperti tersebut di atas itu, Allah telah mensyariatkan Jihad fi Sabilillah. Dan selain itu, juga untuk memelihara kaum muslimin dari berbagai fitnah terhadap agama mereka, atau dari berbagai ancaman terhadap kehidupan, kehormatan, harta dan akal mereka. 3. Mengokohkan Kaum Muslimin dan Melaksanakan Hukum Allah dimuka Bumi Allah Azza wa Jalla berfirman dalam QS al-Nur 24: 55 ` w A G d = i s d ﺱ i s d ﺱ ` ? J V\ ﺏ F ﻥ i,U ﺏ x ﺵ ,Gi ﺏ H I Hx _ ﺱ G - qn 23 QQ 7 Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kalangan kamu wahai Muhammad bahwa ia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Ia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar keadaan, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadat kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. 4. Ujian Dari Allah Untuk Orang-Orang Beriman Hal ini sebagaimana diterangkan didalam QS Ali Imran 3: 142 e ﺡ F TS _ ; ` ,ﺏ A - . , 1 23 4nq 7 Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. 5. Menghapuskan Penghambaan Manusia Kepada Selain Allah dan digantikan Dengan Penghambaan Kepada Allah Semata-mata Rasulullah saw bersabda: Yzﺏ ﺏ [ T s ﺏ V ﺡ X ﺡ c H ,ﺵ ; + Y { ; . lA V s F [D, U De ﺏ . c ﺡ 47 Artinya: Aku telah diutus menjelang hari kiamat dengan pedang, hingga manusia beribadah hanya kepada Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, rezekiku dijadikan-Nya dibawah bayangan tombakku, dan kerendahan serta kehinaan dijadikan-Nya terhadap orang-orang yang menyalahi. Dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka. H.R Ahmad. Aisyah r.a berkata : Rasulullah saw jika mengangkat komandan perang atau angkatan perang, beliau memberikan wasiat khusus agar bertaqwa kepada Allah dan berbuat baik kepada kaum muslimin yang menyertainya. Kemudian beliau bersabda : “Berperanglah atas nama Allah, di jalan Allah, 47 Ahmad Ibn Hambal, Musnad Li al-Imam Ahmad Ibn Hambal, Juz 2 Beirut:Dar al- Fikr,1991, h.263 perangilah orang yang kufur kepada Allah. Berperanglah, jangan berkhianat, jangan mengingkari janji, jangan memotong anggota badan, jangan membunuh anak-anak. Jika engkau bertemu musuhmu dari kaum musyrikin, ajaklah mereka kepada tiga hal. Bila mereka menerima salah satu dari ajakanmu itu, terimalah dan jangan apa-apakan mereka, yaitu : ajaklah mereka memeluk agama islam, jika mereka mau, terimalah keislaman mereka; kemudian ajaklah mereka berpindah dari negeri mereka ke negeri kaum muhajjirin, jika mereka menolak, katakanlah pada mereka bahwa mereka seperti orang-orang arab Badwi yang masuk islam, mereka tidak akan memperoleh apa-apa dari harta rampasan perang dan fai’harta rampasan tanpa peperangan, kecuali jika mereka berjihad bersama kaum muslimin. Bila mereka menolak masuk islam, mintalah mereka agar membayar upeti. Jika mereka menyetujui, terimalah hal itu dari mereka. Lalu, bila mereka menolak, mintalah perlindungan Allah dan perangilah mereka. Apabila engkau mengepung penduduk yang berada dalam benteng dan mereka mau menyerah jika engkau memberikan kepada mereka tanggungan Allah dan RasulNya, maka jangan engkau lakukan, namun berilah tanggungan kepada kepada mereka. Karena sesungguhnya jika engkau mengurungkan tanggunganmu adalah lebih ringan daripada engkau mengurungkan tanggungan Allah. Apabila mereka menginginkan engkau memberikan keamanan atas mereka berdasarkan hukum Allah, jangan engkau lakukan. Tetapi lakukanlah berdasarkan kebijaksanaanmu sendiri, karena engkau tidak tahu, apakah engkau tepat dengan hukum Allah atau tidak dalam menetapkan hukum kepada mereka”. H.R Muslim. BAB III PANDANGAN CENDEKIAWAN MUSLIM TENTANG TERORISME DAN JIHAD Aksi terorisme tidak hanya merusak agama tetapi juga merusak peradaban. Kurang lebih demikian yang bisa disimpulkan akibat dari aksi kekerasan atas nama agama. Terminologi jihad yang digunakan sebagai pijakan bagi aksi pengeboman dan bom bunuh diri sungguh telah mencederai nama baik agama. Agama Islam yang semula membawa misi damai dan nilai-nilai universal bagi tatanan hidup yang beradab, hancur lebur menjadi agama yang garang dan kejam lewat aksi sekelompok kaum Muslim. Meskipun dampaknya bagi perabadan umat manusia buruk dan merugikan, para pelaku teror tetap merasa langkahnya sebagai cara yang tepat dalam menjalankan misi ajaran yang diyakininya. Melalui berbagai media informasi, kita bisa menangkap, berdasarkan argumentasinya, bahwa aksi kekerasan yang mereka teroris lakukan sah menurut ajaran Islam. Namun, pemahaman terhadap pola dan aksi kekerasan yang berpijak pada ajaran Islam tidak bisa hanya sebatas itu. Perlu pengkajian yang lebih dalam sehingga tidak menghasilkan pemahaman yang parsial. Untuk itulah dalam bab ini, penulis mencoba memaparkan berbagai pandangan seputar masalah terorisme yang bersumber dari para cendekiawan muslim Indonesia maupun cendekiawan muslim dari luar negeri.

A. Cendekiawan Muslim di Indonesia

1. Prof. DR. Komarudin Hidayat, MA.