“Sebenarnya karena disini belum terkomputerisasi itu juga menjadi kendala, karena kalau sudah berjalan jadi bisa melakukan perhitungan stock-
kan ”
“Jumlah pasiennya yang tidak bisa diprediksi, jumlah obat yang kita pesan segini kira-kira cukup atau tidak kalau tiba-tiba pasiennya banyak, itu saja yang
suka bikin kita khawatir ”
5.5. Metode Reorder Point ROP dan Buffer Stock
Waktu dilakukan pemesanan di RS Zahirah dilakukan setiap bulan, namun tidak ada jadwal pasti kapan akan dilakukan pemesanan. Pemesanan akan
dilakukan berdasarkan kebutuhan saja, yaitu dilihat dari jumlah stok yang masih tersedia di gudang farmasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
informan: “Jadwalnya sebulan sekali pasti kita melakukan pemesanan”
“Jadwal pemesanan obat itu sebenarnya awal bulan dan akhir atau bisa juga pertengahan bulan, tergantung kebutuhan. Kita melihat dari pengeluaran
sebelumnya, kalau memang obat tersebut banyak keluar kita lakukan lagi pemesanan tapi kalau tidak ada yang keluar kita tidak pesan lagi
” “Oh kita tidak ada jadwal, yang penting sebulan sekali saja. Pokoknya
kalau diliat stock sudah kosong atau hampir kosong baru kita order lagi ”
Untuk menentukan waktu pemesanan yang ideal untuk setiap jenis obat dapat digunakan perhitungan Reorder Point ROP. Cara menghitung Reorder
Point ROP menurut Heizer dan Render 2010 adalah:
Keterangan:
ROP : Reorder Point d
: permintaan harian L
: lead time waktu tunggu SS
: persediaan pengaman safety stockbuffer stock Keputusan mengenai kapan mengajukan pemesanan kembali terletak
pada dua faktor, yaitu; yang pertama pertimbangan tingkat pemesanan kembali secara langsung berdasarkan pada pemakaian normal dan yang kedua
pertimbangan sediaan pengaman berdasarkan derajat ketidakpastian dan tingkat pelayanan yang diminta John dan Harding, 2001. Oleh sebab itu
perlu dilakukan perhitungan mengenai buffer stocksafety stock terlebih dahulu agar dapat menentukan kapan mengajukan pemesanan kembali.
Selama ini buffer stock yang tersedia di gudang farmasi RS Zahirah hanya berdasarkan perkiraan saja, tidak ada perhitungan khusus untuk
menentukan buffer stock. Berikut merupakan kutipan hasil wawancara dengan informan:
“Disini kita menyediakan buffer stock tetapi berdasarkan pengalaman saja, jumlahnya kira-kira saja, tidak ada hitung-hitungan yang pakai rumus
khusus ”
“Buffer stocknya ada tetapi selama ini buffer stocknya hanya diperkirakan saja, belum ada hitungan mati untuk buffer stock, jadi masih
berdasarkan perkiraan saja ”
“Tidak ada, seharusnya ada perhitungannya kan ya, tetapi disini belum ada, paling kalau untuk buffer stock itu berdasarkan pengalaman, ya
kira-kira saja ”
Untuk menentukan buffer stock, perlu mempertimbangkan target pencapaian kerja service level. Menurut Assauri 2004, jika buffer
stocksafety stock dengan service level 98 Z = 2,05 dan standar lead time
diketahui dan bersifat konstan, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
SS : Safety stockbuffer stock
Z : Service level
d : Rata-rata pemakaian
L : Lead time
Menurut informan lead timewaktu tunggu obat paling lama adalah 2 hari. Berikut merupakan kutipan hasil wawancara dengan informan:
“Waktu tunggunya paling lama dua hari” “Waktunya tidak lama, paling sehari dua hari lah paling lama”
“Dua hari paling lama” Berikut merupakan contoh perhitungan buffer stock untuk obat
Dexyclav Tab: Jumlah pemakaian rata-rata d
= 4.866 tablet90 hari= 54 tablet
Z 98 = 2,05
Buffer stock SS
= = 2,05 x 54 x 2
= 221,67 atau 222 tablet Setelah menentukkan buffer stock, maka akan dilakukan perhitungan
Reorder Point ROP. Berikut merupakan contoh perhitungan Reorder Point
ROP untuk obat Dexyclav Tab: ROP
= d x L + SS = 54 x 2 + 222
= 330 tablet Jadi, Reorder Point ROP untuk obat Dexyclav Tab adalah 330
tablet. Berdasarkan perhitungan tersebut, artinya pada lead timewaktu
tunggu selama 2 hari dengan pemakaian rata-rata 54, obat Dexyclav Tab dapat dilakukan pemesanan kembali ketika stok obat sudah mencapai 330
tablet. Kendala yang dirasakan oleh gudang farmasi dalam menentukan
kapan waktu pemesanan kembali dilakukan adalah tidak adanya perhitungan buffer stock,
belum adanya sistem informasi yang memadai dan keterlambatan distributor dalam mengirim obat. Berikut merupakan hasil
wawancara dengan informan: “Karena masih manual kita jadi harus sering-sering cek kartu stock,
dilihat obatnya sudah limit atau belum, kalau limit berarti kita harus pesan ”
“Biasanya kendala dari distributornya, seperti banjir, otomatis semuanya jadi terlambat
”
67
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian
Penelitian dilakukan melalui studi pengendalian obat paten menggunakan data terkait obat paten selama periode triwulan I Januari-Maret tahun 2014 di
Rumah Sakit Zahirah. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah komponen biaya penyimpanan biaya gedung, biaya penanganan bahan, biaya pekerja dan biaya
investasi tidak dihitung secara rinci karena data tidak tersedia sehingga perhitungan biaya penyimpanan menggunakan teori Heizer dan Render 2010,
yaitu 26 dari harga barang.
6.2. Pengendalian Persediaan