Manajemen Persediaan TINJAUAN PUSTAKA

penyaluran, pemeliharaan, dan penghapusan. Menurut Dirjend Binakefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI 2010 tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan.

2.2. Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang mengandung risiko dan ketidakpastian. Konsep yang ideal dari persediaan terdiri dari pengadaan suatu produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Sistem yang demikian tidak akan membutuhkan penumpukan bahan mentah atau bahan jadi untuk mengantisipasi penjualan di masa depan. walaupun sistem ini tidak praktis, namun penting diingat bahwa setiap dollar yang diinvestasikan dalam persediaan harus ditujukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu Bowerox, 2004. Menurut Assauri 2004, persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang masih dalam proses produksi. Adapun jenis-jenis persediaan, yaitu: 1. Batch Stock Batch stock merupakan persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Keuntungan yang diperoleh dari adanya batch stock adalah: a. Memperoleh potongan harga pada harga pembelian b. Memperoleh efisiensi produksi c. Adanya penghematan di dalam biaya angkutan 2. Fluctuation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Bila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar maka persediaan ini dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut. 3. Anticipation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan yang meningkat. Biaya-biaya yang timbul dari adanya persediaan, antara lain Assauri, 2004: a. Biaya Pemesanan Ordering Costs Biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan barang- barang dari penjual, sejak dari pesanan dibuat dan dikirim ke penjual sampai barang tersebut dikirim dan diserahkan serta diinspeksi di gudang. Jadi biaya ini berhubungan dengan pesanan tetapi sifatnya agak konstan, dimana besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya barang yang dipesan. Biaya yang termasuk dalam biaya pemesanan ialah semua biaya yang dikelurkan dalam rangka mengadakan pemesanan bahan tersebut, diantaranya:  Biaya administrasi pembelian dan penempatan order  Biaya pengangkutan dan bongkar muat  Biaya penerimaan dan biaya pemeriksaan b. Biaya Penyimpanan Holding Cost Biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan danya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya jumlah persediaan. Biaya yang termasuk dalam biaya ini ialah semua biaya yang timbul karena barang disimpan, yaitu biaya pergudangan yang terdiri dari:  Biaya sewa gudang  Upah dan gaji tenaga pengawas dan pelaksana pergudangan  Biaya peralatan material dan yang lainnya c. Biaya Kekurangan Persediaan Out of Stock Cost Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan seperti kerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena seorang pelanggan meminta atau memesan suatu barang sedangkan barang atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia. Selain itu juag dapat merupakan biaya-biaya yang timbul akibat pengiriman kembali pesanan tersebut. d. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas Capacity Associated Costs Biaya-biaya terdiri atas biaya kerja lembur, biaya latihan, dan biaya penambahan atau pengurangan kapasitas atau bila terlalu banyak atau terlalu sedikitnya kapasitas yang digunakan pada suatu waktu tertentu.

2.3. Pengendalian Persediaan

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode Economic Order Quantity (EOQ) Untuk Mengoptimalkan Persediaan Bahan Bakar Minyak (Studi Kasus PT. Kereta Api (PERSERO) Medan)

5 70 53

Analisis Pengendalaian Persediaan Obat Menggunakan Metode Eoq (Economics Order Quantity) Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

2 74 115

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar)

12 94 51

Efektivitas Pengendalian Persediaan Obat Methylprednisolon inj 125 mg/2 ml Melalui Metode Analisis ABC, Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015

0 25 183

Studi Pengendalian Persediaan Obat Generik melalui Metode Analisis ABC, Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) di Gudang Farmasi Rumah Sakit Islam Asshobirin Tahun 2013

2 33 207

Gambaran Penyebab Kekosongan Stok Obat Paten Dan Upaya Pengendaliannya Di Gudang Medis Instalasi Farmasi RSUD Kota Bekasi Pada Triwulan I Tahun 2015

12 75 224

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REORDER POINT STOCK MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY.

10 24 80

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OBAT GENERIK DENGAN METODE ANALISIS ABC, EOQ DAN ROP (Studi Kasus Di Unit Gudang Farmasi RS PKU ‘Aisyiyah Boyolali)

0 3 7

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REORDER POINT STOCK MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY SKRIPSI

0 0 18

Program aplikasi inventory dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan RoP (Reorder Point) : studi kasus Insight Production Vidyasena - USD Repository

1 1 94