memenuhi kebutuhan berbagai bagiaunit diagnosis dan terapi, unit pelayanan keperawatan, staf medik dan rumah sakit
keseluruhan untuk kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik.
2.6. Kerangka Teori
Menurut John dan Harding 2001, pengendalian persediaan yang efektif harus dapat menjawab tiga pertanyaan dasar, yaitu obat apa yang akan menjadi
prioritas untuk dikendalikan, berapa banyak yang harus dipesan dan kapan seharusnya dilakukan pemesanan kembali.
Metode analisis ABC sangat berguna di dalam memfokuskan perhatian manajemen terhadap penentuan jenis barang yang paling penting dan perlu
diprioritaskan dalam persediaan, yaitu dengan mengelompokkan persediaan menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B, dan C Heizer dan
Reider, 2010. Economic Order Quantity
EOQ adalah sejumlah persediaan barang yang dapat dipesan pada suatu periode untuk tujuan meminimalkan biaya dari
persediaan barang tersebut Sabarguna, 2004. Selain menentukan jumlah barang yang dipesan, waktu pemesanan kembali
juga perlu diketahui. Menurut John dan Harding 2001, Reorder Point adalah metode untuk memutuskan kapan mengajukan pemesanan kembali. Perhitungan
ROP juga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah buffer stock Heizer dan Reider, 2010. Menghitung buffer stock sangat penting karena
seringnya terjadi pesanan baru datang setelah waktu tunggulead time terlampaui
dan seringnya terjadi peningkatan produksi yang akan berakibat terjadinya stock out
Rangkuty, 1996.
Bagan 2.2 Kerangka Teori
Sumber: Rangkuty 1996, John dan Harding 2001, Sabarguna 2004, Heizer dan Reider 2010
Jenis Persediaan Analisis ABC
Kelompok B Kelompok A
Kelompok C
Jumlah Pemesanan : EOQ Waktu Pemesanan : ROP + buffer stock
36
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Obat merupakan salah satu barang logistikpersediaan di rumah sakit. Agar dapat menyediakan obat dengan jumlah dan waktu yang tepat serta dengan total
biaya terendah dibutuhkan pengelolaan yang efektif dan efisien terhadap obat tersebut. Pengendalian persediaan bertujuan untuk menyeimbangkan antara
permintaan dan persediaan demi kelancaran proses pelayanan. Menurut John dan Harding 2001, pengendalian persediaan yang efektif
harus dapat menjawab tiga pertanyaan dasar, yaitu obat apa yang akan menjadi prioritas untuk dikendalikan, berapa banyak yang harus dipesan dan kapan
seharusnya dilakukan
pemesanan kembali.
Berdasarkan hal
tersebut pengendalian persediaan obat paten dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis ABC, Economic Order Quantity EOQ dan Reorder Point ROP dengan mempertimbangankan buffer stock.
Metode ABC ini digunakan untuk menentukan kelompok persediaan obat paten berdasarkan kelompok A, B, dan C, sehingga akan menjawab pertanyaan
obat mana yang menjadi prioritas untuk dikendalikan. Setelah obat dibagi kedalam kelompok A, B, dan C selanjutnya dilakukan pengendalian dengan
menggunakan metode Economic Order Quantity EOQ dan Reorder Point ROP dengan mempertimbangkan buffer stock untuk menjawab pertanyaan