Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
Salah satu semangat diundangkannya Undang – undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang adalah untuk mempersulit para
koruptor untuk menyembunyikan uang hasil Kejahatannya, dengan demikian dalam jangka panjang diharapkan tindak pidana korupsi dapat berkurang.
Latar belakang tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap penanganan dan penegakan hukum tindak pidana pencucian uang dari
hasil tindak pidana korupsi di Indonesia.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaturan tindak pidana korupsi di Indonesia?
2. Bagaimanakah modus pencucian uang yang dapat dilakukan untuk
menyembunyikan uang dari hasil tindak pidana korupsi di Indonesia? 3.
Bagaimanakah penanganan dam penegakan hukum terhadap tindak pidana pencucian uang dari hasil tindak pidana dari hasil korupsi di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaturan tindak pidana korupsi di Indonesia.
2. Untuk menjelaskan modus pencucian uang yang dapat dilakukan untuk
menyembunyikan uang dari hasil tindak pidana korupsi di Indonesia. 3.
Untuk mengetahui dan menganalisa penanganan dan penegakan hukum terhadap tindak pidana pencucian uang dari hasil tindak pidana korupsi di
Indonesia. Sedangkan manfaat penulisan ini adalah :
Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
1. Segi teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sekedar sumbangan pemikiran
dalam rangka pengembangan ilmu hukum pada umumnya, perkembangan Hukum Pidana khususnya mengenai pemberantasan tindak pidana
pencucian uang. b.
Hasil penelitian ini diharpakan memberikan sumbangan informasi kepada pendidikan ilmu hukum mengenai pelaksanaan kaidah –kaidah hukum di
abad ini. c.
Penelitian ini diharapkan dapar meberikan sumbangan pemikiran kepada pembuat undang-undang dalam menetapkan kebijaksanaan lebih lanjut
sebagai upaya mengantisipasi terjadinya tindak pidana pencucian uang dari hasil tindak pidana korupsi di Indonesia.
2. Segi Praktis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan kepada apartur negara dan pihak-pihak lainnya dalam mencegah terjadinya tindak pidana pencucian
uang dari hasil tindak pidana korupsi di Indonesia.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil penelitian baik di kepustakaan maupun
di lapangan, perihal Penanganan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang Dari hasil tindak Pidana korupsi di Indonesia
Studi Kasus LC Fiktif BNI 46 ini memang sudah ada yang meneliti
atau membahas dalam bentuk disertasi, makalah, majalah, artikel, bahan- bahan diskusi, seminar dan lokakarya, namun dengan pokok permasahan
Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
yang berbeda. Oleh karena itu maka dapat dianggap. Oleh karena itumaka dianggap penulisan skripsi ini memiliki keaslian.
E. Tinjauan Kepustakaan
Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh orang perseorangan maupun oleh korporasi dalam batas wilayah suatu negara maupun yang dilakukan melintas
batas wilayan negara lain makin meningkat. Kejahatan tersebut antara lain berupa tindak pidana korupsi, penyuapan, penyelundupan barang, perbankan,
perdagangan gelap narkotika dan psikotropika, terorisme, penggelapan, penipuan dan berbagai kejahatan kerah putih lainnya.
Harta kekayaan yang berasal dari berbagai kejahatan atau tindak pidana tersebut, pada umumnya tidak langsung dibelanjakan atau digunakan oleh para
pelaku kejahatan, karena apabila langsung digunakan akan mudah dilacak oleh aparat penegak hukum mengenai sumber diperolehnya harta kekayaan tersebut.
Biasanya para pelaku kejahatan terlebih dahulu mengupayakan agar harta kekayaan yang diperoleh dari kejahatan tersebut masuk ke dalam sistem keuangan
financial system, terutama ke dalam sistem perbankan banking system. Dengan demikian, asal usul harta kekayaan tersebut diharapkan tidak
dapat dilacak oleh aparat penegak hukum. Upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan yang diperoleh dari kejahatan inilah yang
dikenal dengan pencucian uang money laundering.
6
Sutan Remy Sjahdeni mengartikan pencucian uang sebagai:
6
Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, UU, No. 15 Tahun 2002, Penjelasan.
Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
Kegiatan-kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi kejahatan terhadap uang haram, yaitu uang yang berasal
dari kejahatan, dengan maksud untuk menyembunyikan asal usulnya dari pihak yang berwenang agar tidak dilakukan penindakan terhadap tindak
pidana tersebut dengan cara memasukkan uang tersebut ke dalam sistem keuangan financial system sehingga apabila akhirnya uang tersebut
dikeluarkan dari sistem keuangan itu maka uang itu telah berubah menjadi uang sah.
7
Pasal 2 ayat 1 Undang-undang No. 25 Tahun 2003 disebutkan bahwa hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana
korupsi, penyuapan, penyelundupan barang, penyelundupan tenaga tenaga kerja, penyelundupan imigran, tindak pidana di bidang perbankan, tindak pidana di
bidang pasar modal, tindak pidana di bidang asuransi. Tindak pidana narkotika, Melalui proses pencucian uang, maka pelaku kejahatan dapat
mempergunakan uang hasil kejahatannya seolah-olah uang tersebut didapatkan dari suatu hasil yang sah. Hal ini merupakan salah satu pemicu tumbuh
berkembangnya tindak pidana korupsi di Indonesia, karena pada koruptor dapat dengan mudahnya memasukkan uang hasil tindak pidana korupsi yang
dilakukanya kedalam sistem keuangan dan kemudian mempergunakannya kembali seolah-olah didapat dari hasil yang sah.
Hal tersebut mendorong FATF Financial Action Task Force pada tahun 1990 mengeluarkan Forty Recommendation, yaitu rekomendasi bagi negara-
negara untuk mengurangi pencucian uang, salah satu caranya adalah dengan melakukan kriminalisasi terhadap pencucian uang. Atas Forty Recommendation
tersebut, pada tahun 2002 diundangkanlah Undang-undang No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang no. 25 Tahun 2003 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang.
7
Sutan Remy Sjahdeini, Money Laundering, Jakarta : FHPSU, hal. 64.
Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
psikotropika, perdagangan manusia, perdagangan senjata gelap, penculikan, terorisme, pencurian, Penggelapan, penipuan, pemalsuan uang, perjudian,
Prostitusi, tindak pidana dibidang perpajakan, tindak pidana dibidang kehutanan, tindak pidana di bidang lingkungan hidup, tindak pidana di bidang kelautan, atau
tindak pidana lainnya yang diancam dengan penjara 4 empat tahun atau lebih. Dari rumusan pasa l2 ayat 1 Undang-undang No. 25 tahun 2003 tersebut
maka jelaslah bahwa korupsi dipandang sebagai salah satu asal kejahatan dari tindak pidana pencucian uang.
Untuk memberantas tindak pidana korupsi maka indonesia melakukan kriminalisasi terhadap perbuatan korupsi melalui Undang-undang No.31 Tahun
1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Korupsi.
Meskipun demikian tindak pidana korupsi tetap terjadi, Undang-undang no. 15 tahun 2002 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 25 tahun 2003
tentang tindak pidana pencucian uang diharapkan dapat membatasi ruang gerak para koruptor untuk menyembunyikan uang hasil kejahatannya.
Guna tidak menimbulkan kerancuan dalam memahami penelitian ini, maka penulis memberikan batasan terhadap istilah yang di pergunakan dalam penelitian
ini, yaitu sebagai berikut : 1.
WPJ Pompe mengartikan tindak pidana sebagai perbuatan yang bersifat melawan hukum, dilakukan dengan kesalahan dan diancam pidana.
8
Mengenai sifat melawan hukum, M. Sudrajat Bassar, membagi sifat melawan hukum menjadi 2, yaitu :
8
Sudarto, Hukum Pidana I, Semarang: Yayasan Sudarto, 1993, hal. 85.
Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
a. Sifat melawan hukum materil merupakan sifat melawan hukum yang luas,
yaitu melawan hukum itu sebagai suatu unsur yang tidak hanya melawan hukum yang tertulis saja, tetapi juga hukum yang tidak tertulis dasar-
dasar pada umumnya
b. Sifat melawan hukum formal merupakan unsur dari hukum positif yang
tertulis saja sehingga ia baru merupakan unsur daripada tindak pidana apabila dengan tegas disebutkan dalam rumusan tindak pidana.
9
Sedangkan Moeljatno mengartikan tindak pidana sebagai perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman sanksi
yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut.
10
2. Pencucian uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer,
membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya atas harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul harta
kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah.
11
3. Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan dan pedoman
tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang untuk membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan
ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang untuk dipergunakan dalam membuktikan kesalahan terdakwa.
12
Subekti menyatakan bahwa pembuktian adalah meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil atau dalil-dalil yang dikemukakan dalam surat
9
Guse Prayudi, Sifat Melawan Hukum Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, makalah dalam majalah hukum Varia Peradilan Tahun ke XXII No. 254 Januari 2007,
hal. 24.
10
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta : Rineka Cipta, 1993, hal. 54.
11
Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, UU No. 25 Tahun 2003,
LN, No. 108 Tahun 2003, Pasal 1 butir 2.
12
M. Yahya Harahap, Pembahasan, Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Edisi Kedua, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hal. 252.
Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
persengketaan.
13
Sedangkan Martiman Projokawidjojo mengemukakan, membuktikan mengandung maksud dan usaha untuk menyatakan kebenaran
atas sesuatu peristiwa, sehingga dapat diterima akal terhadap kebenaran peristiwa tersebut.
14
4. Harta kekayaan adalah semua benda bergerak atau benda tidak bergerak, baik
yang berwujud maupun yang tak berwujud.
15
F. Metode Penelitian