Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang dalam kertas, benda fisik apapun selain kertas maupun yang terekam
secara elektronik yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka atau performasi yang memiliki makna.
e. Dalam Bab VI dan VII UU No. 31 Tahun 1999 ditambah Bab baru yakni
Bab VI A dalam UU No.20 Tahun 2001 mengenai Ketentuan Peralihan ynag berisi 1 satu Pasal yaitu pasal 43 A yang menentukan, bahwa
Tindak Pidana Korupsi yang terjadi sebelum UU No. 31 Tahun 1999 diundangkan, diperiksa dan diputus bedasarkan UU no. 3 Tahun 1971
dengan ketentuan maksimun pidana penjara yang menguntungkan terdakwa diperlakukan Pasal 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 13 UU No. 31 tahun
1999 dan ketentuan minimun penjara tidak berlaku bagi tindak pidana korupsi yang terjadi sebelum UU No. 31 Tahun 1999.
f. Kemudian dalam Bab VII sebelum Pasal 44 ditambah 1 satu pasal baru
yakni pasal 43 B yang menentukan bahwa, ”Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 416, 417, 418, 419,
420, 423, 425 dan pasal 435 KUHP jis UU No. 1 tahun 1946 sebagaima telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU. 27 Tahun 1999 tentang
Perubahan Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang berkaitan dengan Kejahatan terhadap Keamanan Negara , diyatakan tidak berlaku”.
7. Fase UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
Pada fase ini, mulai sikenak adanya lembaga baru yang menangani Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Komisi Pemberantas Korupsi KPK adalah lembaga
Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
Negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.
Bedasarkan ketentuan Pasal 53 UU No. 30 Tahun 2002, dikenal adanya Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Tipikor yang mengadili perkara-
perkara yang dilakukan penyidikan dan penuntut oleh KPK dengan adanya Majelis Hakim Ad-Hoc yang terdiri dari 2 dua Hakim Karier dan 3 tiga orang
Hakim Ad-Hoc. Akan tetapi, ternyata berdasarkan pertimbangan Putusan Mahkamah Konstitusi No.021-016-019PUU-IV2006 tanggal 19 Desember 2006
pada halaman 286 dan seterusnya, eksitensi ketentua Pasal 53 tersebut bertentangan dengan UUD 1945 dengan pertimbangan akibat hukum berupa agar
pemeriksaan perkara yang sedang ditangani tidak terganggu sehingga menimbulkan kekacauan hukum, tidak menimbulkan implikasi melemahnya
semangat pemberantasan korupsi dan perlu adanya waktu penyempurnaan UU KPK yang baru, Putusan Mahkamah Konstitusi dalam amar menetapkan adanya
rentang waktu 3 tiga tahun untuk menyatakan ada kekuatan mengikat putusan tersebut.
45
8. Fase Konvensi PBB Anti Korupsi 2003 yang diratifikasi dengan UU No. 7
Tahun 2006
Konvensi PBB Anti Korupsi 2003 disingkat KAK 2003, secara global dan representatif memuat 8 delapan Bab
46
45
Ibid., hal 33.
46
Bab I Ketentuan-ktentuan umum; Bab II Tindakan-tindakan pencegahan; Bab III Kriminalisasi dan Penegakan Hukum; Bab IV Kerja sama Internasional; Bab V pengembalian aset;
Bab VI Bamntuan teknis, Bab VII Mekanisme untuk Pelaksanaan; Bab VIII Pasal-pasal penutup
, memuat beberapa substansi menarik dilihat dari aspek filosofis, sosiologis, dan yuridis.
Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
Aspek filosofis KAK 2003 memberikan justifikasi filsafati mengapa tindak pidana korupsi harus ditentang, diberantas dan dilakukan penindakan.
Aspek sosiologis menentukan bagaimana suatu masyarakat harus dibangun oleh pemerintah yang bersih clean governmant tanpa korupsi dengan tetap
mengedepankan asas-asas dan ketentuan hukum positif ius constitutum yang berlaku dengan tetap menjungjung tinggi keadilan, kemamfaatan dan kepastian
hukum. Kemudian, aspek yuridis merupakan justifikasi yang mengakui adanya dasar ketentuan hukum dan perkembangan pembaharuan perundang-undangan
Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Perspektif KAK 2003 dari ketiga aspek di atas mendeskripsikan bahwa
KAK 2003 mempergunakan beberapa pendekatan dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, yaitu preventif, represif, dan restoratif. Strategi tersebut
berorientasi kepada aspek pencegahan, penindakan, kerja sama internasional khususnya dalam pengembalian aset dan serta menetapkan kedudukan dan
peranan swasta dan keikutsertaan peran masyarakat dalam pemberantasan korupsi. Konsekuensi logis aspek tersebut, strategi pemberantasan tindak pidana
korupsi sesuai KAK 2003 di Indonesia merupakan pendekatan gabungan antara Civil law System dan Common Law System sebagaimana implisit terdapat subtansi
Bab I Pasal 1 tentang statement of purpose dimana tujaun dai KAK 2003, adalah : a.
Meningkatkan dan memperkuat tindakan-tindakan untuk mencegah dan memberantas korupsi secara lebih efisien dan efektif;
b. Meningkatkan , memudahkan dan mendukung kerja sama internasional
dan bantuan teknik dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi, termasuk memperoleh pengembalian aset;
c. Meningkatkan integritas, akuntabilitas, dan pengelolaan masalah-masalah
dan kekayaan publik yang baik dan benar.
Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam KAK 2003 tindak pidan korupsi dibagi atas 4 empat macam, yaitu :
a. Tindak pidana korupsi penyuapan pejabat-pejabat publik nasional Bribery
of national Public OfficialsI Pasal 15, 16, dan 17; b.
Tindak pidana korupsi penyuapan disektor awasta Bribery in the private sector Pasal 21 dan 22 ;
c. Tindak pidana korupsi terhadap perbuatan memperkaya secara tidak sah
Illicit enrichment Pasal 20 ; d.
Tindak pidana korupsi terhadap memperdaganakan pengaruh Trading in influence Pasal 18.
47
C. Peraturan – Peraturan Yang Terkait Dengan Pemberantasan Korupsi