Fase Perpu No. 24 Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan, dan

Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007. USU Repository © 2009 melakukan perbuatan korupsi pidana harus diadili oleh Pengadilan dalam lingkungan Peradilan ketentaraan sekarang Pengadilan Militer dan Peraturan Penguasa Perang Pusat ini disebut sebagai ”Peraturan Pemberantasan Korupsi”.

4. Fase Perpu No. 24 Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan, dan

Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi Dalam konsiderans huruf a sampai dengan d Perpu No. 24 Tahun 1960. Ditegaskan sebagai berikut : a. Bahwa untuk perkara-perkara pidana yang meyangkut keuangan Negara atau Daerah atau badan hukum lain yang mempergunakan modal dan atau kelonggaran-kelonggaran lainnya dari negara atau masyarakat misalnya bank, koperasi, wakaf, dan lain-lain atau yang bersangkutan dengan kedudukan seperti tindak pidana, perlu diadakan beberapa aturan pidana khusus dan peraturan-peraturan khusus tentang pengusutan, penuntutan dan pemeriksaan yang dapat memberantas perbuatan-perbuatan itu yang disebut tindak pidana korupsi. b. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut sub a telah diadakan peraturan Penguasa Perang Kepala Staf Angkatan Darat tanggal 16 April 1958, No. PrtPeperpu0131958 dan peraturan-peraturan pelaksanaanya peraturan Penguasa Perang Pusat Kepala Staf Angkatan Laut No. PrtZ.II7 Tanggal 17 April 1958; c. Bahwa peraturan-peraturan Peperpu tersebut perlu diganti dengan peraturan perundang-undangan; d. Bahwa karena keadaan memaksa soal tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang. 42 Kemudian, berdasarkan Bab I tentang Pengertian Tindak Pidana Korupsi pada pasal 1 diberikan batasan yang disebut Tindak Pidana Korupsi , adalah : a. tindakan seseorang yang dengan atau melakukan suatu kejahatan atau pelanggaran memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara lansung atau tidak langsung merugikan keuangan atau perekonomian negara atau daerah atau merugiakan merugikan keuangan suau badan hukum lain yang mempergunakan modal dan kelonggaran- kelonggaran dari negara atau masyarakat; b. perbuatan seseorang yang dengan atau melakukan suatu kejahatan atau pelanggaran memperkaya diri sendiri atau orang lain atau badan dan yang dilakukan dengan menyalahgunakan jabatan atau kedudukan; 42 Ibid., hal. 14-15. Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007. USU Repository © 2009 c. kejahatan-kejahatan tercantum dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 21 peraturan ini dan dalam Pasal 209, 210, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425, dan 435 KUHP. 43 Dalam ketentua UU No.24 Prp 1960, adanya kekuatan bahwa dalam jangka 3 tiga bulan setelah orang ditahan sementara perkaranya harus diajukan di muka hakim, kemudian jaksa hanya diperbolehkan mengenyampingkan perkara korupsi diadili oleh Pengadilan Negeri dan khusus terhadap pengusutan, penuntut dan pemeriksaan di muka pengadilan dari anggota angkatan perang atau oleh orang-orang yang ada di bawah kekuasaan Pengadilan ketentaraan dilakukan oleh petugas petugas menurut atauran yang ditentukan dalam aturan acara pidana ketentaraan da dikenal pula adanya peradilan terpisah.

5. Fase UU No. 3 Tahun 1971 tentang pemberantasan tindak pidan korupsi