Asas-Asas Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana

Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007. USU Repository © 2009 semua bank perihal Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang merupakan acuan standar minimum yang wajib dipenuhi oleh Bank. Prinsip KYC adalah untuk melindungi reputasi bank. Prinsip KYC juga dapat memfasilitasi kepatuhan bank terhadap ketentuan-ketentuan perbankan yang berlaku sebagai bagian dari prinsip kehati-hatian dalam praktik perbankan yang sehat. Dalam hal ini pada saat bank menarik nasabahnya agar menggunakan jasa bank yang bersangkutan, diharapkan setiap transaksi yang dijalankan oleh nasabah melalui bank tersebut sejalan dengan praktik perbankan yang sehat dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. Prinsip KYC dapat melindungi bank agar tidak dimanfaatkan oleh nasabah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang ilegal atau bank tidak dijadikan sasaran kejahatan.

D. Asas-Asas Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana

PencucianUang UU No. 15 Tahun 2001 Jo UU No. 23 Tahun 2004 Apabila diperhatikan dengan seksama UU Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, dapat ditarik beberapa asas yang tercakup di dalamnya yang membedakan dari Undang-undang tindak pidana lainnya. Adapun asas-asas tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pelakunya adalah Setiap Orang Pengertian Setiap Orang meliputi orang perorangan dan korporasi yang terdiri dari kumpulan orang danatau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum Pasal 1 angka 3. Badan hukum di Indonesia terdiri dari : Perseroan Terbatas PT, Yayasan, Koperasi dan Indonesia Maatchapij op Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007. USU Repository © 2009 Andelen IMA, sementara perkumpulan orang dapat berupa : Firma, Commanditaire Vennootschap CV dan sebagainya. 2. Pidananya bersifat Kumulatif dan Alternatif Pasal 3 sampai dengan Pasal 11 mengatur tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana lain yang berkaitan dengan Tindak Pidana Pencucian Uang, dimana diatur ancaman pidananya bersifat kumulatif seperti tersebut dari rumusan pasal-pasalnya yang berbunyi: ”...dipidana penjara paling lama ... dan denda paling sedikit ...” dengan adanya perkataan ”dan” menunjukkan pemidanaan bersifat kumulatif, sementara ada kekhususan pada Pasal 11 yang pada intinya memberikan alternatif kepada terpidana apabila tidak mampu membayar denda yang telah dijatuhkan. 3. Pencobaan melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang, Pembantuan atau Pemufakatan Jahat melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang dipidana sama dengan pelaku Tindak Pidana Pencucian Uang dan dianggap sebagai delik yang sudah selesai Pasal 3 ayat 2 4. Setiap orang orang perorangan dan korperasi yang di luar wilayah Indonesia memberikan bantuan, kesempatan, sarana dan keterangan untuk terjadinya Tindak Pidana Pencucian Uang dipidana sama sebagai Pelaku Tindak Pidana Pencucian Uang diatur dalam Pasal 7 5. Pidana Tambahan, hanya mengatur mengenai pidana tambahan terhadap Korporasi yaitu berupa upaya pencabutan izin usaha dan atau pembubaran korporasi yang diikuti likuidasi Pasal 5 ayat 2 6. Dalam hal terpidana tidak mampu membayar denda sebagaimana dimaksud dalam Bab II dan III, denda tersebut dapat diganti dengan pidana penjara Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007. USU Repository © 2009 paling lama 3 tiga tahun dan lamanya pidana tersebut harus tercantum dalam putusan pengadilan, bila tidak dicantumkan denda tersebut tidak bisa digantikan dengan hukuman badan Pasal 11 7. Direksi, Pejabat atau Pegawai Penyedia Jasa Keuangan dilarang memberitahukan kepada pengguna jasa keuangan atau orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan cara apapun mengenai laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang sedang disusun atau telah disampaikan kepada PPATK Pasal 17A 8. Adanya Pidana Minimum dan Maksimun Pidana yang diatur dalam Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang adalah mengenai batas hukuman minimum dan maksimun, sehingga mencegah hakim menjatuhkan putusan yang dianggap tidak adil, misalnya orang yang melakukan penggelapan sebesar 1 miliyar rupiah hanya dihukum percobaan selama 1 tahun hal tersebut berarti si terpidana tidak ditahan sementara ada seorang ayah yang mencuri sebotol susu untuk anaknya yang lapar dihukum 1 satu tahun penjara. 9. Presiden dapat membentuk Komite Koordinasi Nasional atas usul Kepala PPATK Pasal 29B 10. Penyidik, Penuntut Umum, atau Hakim berwenang memerintahkan kepada Penyedia Jasa Keuangan untuk melakukan pemblokiran terhadap Harta Kekayaan setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK kepada Penyidik, Tersangka atau Terdakwa yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana Pasal 32 Andyri Hakim Siregar : Penanganan Dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Studi Kasus LC Fiktif BNI 46, 2007. USU Repository © 2009 11. Penyedia Jasa Keuangan, Pejabat, serta Pegawainya tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana atas pelaksanaan kewajiban Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Pasal 15 12. Untuk kepentingan pemeriksaan dalam perkara Tindak Pidana Pencucian Uang maka penyidik, penuntut umum atau hakim yang berwenang untuk meminta keterangan dari Penyedia Jasa Keuangan mengenai Harta Kekayaan setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK, tersangka, atau terdakwa dan tidak berlaku ketentuan mengenai rahasia perbankan Pasal 33 13. Hakim memerintahkan penyitaan terhadap Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga hasil tindak pidana yang belum disita oleh Penyidik atau Penuntut Umum Pasal 34 14. Dikenal adanya pembuktian terbalik Pasal 35 15. Dapat diadili secara internasional-absentia Pasal 36 16. Dalam hal Terdakwa meninggal dunia sebelum putusan haki dijatuhkan dan terdapat bukti-bukti yang meyakinkan bahwa yang bersangkutan telah melakukan tindak pidana pencucian uang, maka hakim dapat mengeluarkan penetapan bahwa Harta Kekayaan terdakwa yang telah disita, diramaps untuk negara Pasal 37 17. PPATK, Penyidik, Penuntut Umum, atau Hakim wajib merahasiakan identitas saksi atau pelapor Pasal 39 18. Kerjasama bantuan Timbal Balik Internasional Pasal 44A.

E. Modus Pencucian Uang Yang Dapat Dilakukan Utuk Menyembunyikan