Tanda-tanda penuaan dini Penuaan Dini

14 2. Tekstur kulit tampak kasar Kering dan kasar juga merupakan tanda umum yang dialami saat kita mengalami penuaan dini. Ketika kulit terlalu sering terpapar matahari, kolagen dan elastin yang berada dalam lapisan kulit akan rusak Bogadenta, 2012. Rusaknya kolagen dan elastin akibat paparan sinar matahari membuat kulit kering dan kasar Noormindhawati, 2013. 3. Pori-pori kulit tampak membesar Pembesaran pori-pori juga terkait dengan penuaan dini. Seiring dengan bertambahnya usia, pori-pori tumbuh lebih besar karena penumpukan sel kulit mati di sekitar pori-pori. Pembesaran pori-pori dapat dikurangi dengan pengelupasan kulit secara teratur. Namun jika sering terkena sinar matahari secara terus-menerus, bisa membuat pori-pori membesar, karena sel-sel kulit mati menumpuk Bogadenta, 2012. 4. Keriput Munculnya keriput disebabkan oleh menurunnya fungsi kolagen dan elastin pada kulit, hingga kulit terlihat mengendur dan kehilangan elastisitasnya Bogadenta, 2012. Faktor utama terjadinya keriput sebelum waktunya adalah sinar ultraviolet. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen tanda-tanda penuaan kulit pada orang dewasa adalah hasil akumulasi sinar ultraviolet pada saat masa remaja, sebelum usia 18 tahun. Sinar ultraviolet dalam waktu panjang akan menimbulkan efek kerusakan kulit, kulit mulai mengendur, merenggang dan kehilangan kemampuannya untuk kembali ke tempatnya setelah perenggangan Darmawan, 2013. 15

2.4 Anti-aging

Sesuai dengan asal katanya, anti berarti menahan atau melawan, sementara aging berarti penuaan, apabila diartikan anti-aging adalah menahan atau melawan terjadinya penuaan. Anti-aging merupakan suatu proses untuk mencegah atau memperlambat efek penuaan supaya seseorang terlihat lebih segar, cantik, dan awet muda Kelly, 2010. Kosmetik anti-aging pada umumnya berupa bahan aktif yang mengandung antioksidan untuk melindungi kulit dari efek radikal bebas Muliyawan dan Suriana, 2013.

2.4.1 Antioksidan

Merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa ini mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat meghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif, akibatnya kerusakan sel akan dihambat Winarsi, 2007

2.5 Krim

Krim didefinisikan sebagai bentuk sediaan setengah padat, diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air untuk penggunaan kosmetika Ditjen POM, 1995. Secara garis besar krim terdiri dari 3 komponen yaitu bahan aktif, bahan dasar dan bahan pembantu. Bahan dasar terdiri dari fase minyak dalam fase air yang dicampur dengan penambahan bahan pengemulsi emulgator kemudian akan membentuk basis krim. Menurut kegunaannya krim anti-aging digolongkan dalam kosmetik perawatan Muliyawan dan Suriana, 2013. 16

2.6 Bahan-bahan Dalam Krim Anti-Aging

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim anti-aging adalah sebagai berikut: a. Propilen glikol Propilen glikol adalah salah satu bahan pembantu dalam formulasi sediaan semi padat yang berfungsi sebagai kosolven Reynolds, 1982. Propilen glikol digunakan sebagai emulsifier untuk menstabilkan dua atau lebih campuran yang tidak bercampur. Digunakan dalam industri kosmetik dimana minyak dan air harus dicampur untuk menghasilkan krim Chatterje dkk, 2011 b. Trietanolamin Trietanolamin berupa cairan kental jernih berwarna kuning pucat sampai tidak berwarna, berbau amoniak yang samar. Bahan ini banyak digunakan pada formulasi sediaan topikal terutama sebagai emulgator. Trietanolamin jika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat akan membentuk sabun anionik yang dapat berfungsi sebagai pengemulsi untuk membentuk emulsi minyak dalam air yang stabil. Konsentrasi yang biasa digunakan untuk mengemulsikan asam stearat adalah 8 – 20 Reynolds, 1982. c. Setil alkohol Setil alkohol berbentuk granul, butiran atau kubus yang seperti lilin. Setil alkohol banyak digunakan pada formulasi topikal sebagai emolien, emulgator lemah dan sebagai peningkat konsistensi. Sebagai bahan peningkat konsistensi setil alkohol digunakan sebesar 2 – 10 Lieberman dkk, 1994.