30 iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan krim yang dibuat aman untuk
digunakan.
Tabel 4.4 Hasil uji daya iritasi terhadap sukarelawan
Reaksi iritasi Sukarelawan
I II
III IV V
VI VII VIII IX X
XI XII Eritema
Edema Index iritasi primer: 024 = 0,00
Keterangan: sistem skor Federal Hazardous Substance Act Barel dkk, 2009. Eritema
Edema tidak eritema
tidak edema sangat sedikit eritema
1 sangat sedikit edema
1 sedikit eritema
2 sedikit edema 2
eritema sedang 3
edema sedang 3
eritema sangat parah 4
edema sangat parah 4
4.3 Hasil Pengujian Aktivitas Anti-aging Terhadap Sukarelawan
Pengujian efektivitas anti-aging menggunakan skin analyzer Aramo, parameter uji meliputi pengukuran kadar air moisture, pengukuran kehalusan
kulit evenness dan besar pori pore, pengukuran banyaknya noda spot, pengukuran keriput wrinkle. Pengukuran efektivitas anti-aging dimulai dengan
mengukur kondisi awal kulit punggung tangan sukarelawan. Kemudian dioleskan setiap pagi dan malam hari krim anti-aging minyak biji anggur pada kulit
punggung tangan. Seminggu sekali diukur perubahannya, sampai 4 kali pengukuran. Data yang diperoleh pada setiap parameter anti-aging dianalisis
secara statistik dengan metode ANOVA lalu dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyata dari setiap perlakuan pada
sukarelawan. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 65.
31
4.3.1 Kadar air Moisture
Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Hasil pengukuran
yang terdapat pada Tabel 4.5 Gambar 4.1, menunjukkan kondisi kadar air kulit semua kelompok sukarelawan sebelum dilakukan pengolesan krim anti-aging
adalah 27 - 30. Kulit yang dirawat dengan krim yang menggunakan minyak biji anggur 5, 10, 15 dan 20 perawatan selama empat minggu kelembaban kulit
meningkat dibanding dengan kelompok sukarelawan yang dirawat dengan krim blanko. Kulit punggung tangan sukarelawan yang dirawat selama 4 minggu
menggunakan minyak biji anggur konsentrasi 20 kelembabannya meningkat lebih cepat dibandingkan dengan kelompok sukarelawan yang dirawat dengan
krim konsentrasi lainnya. Berdasarkan data statistik pada Lampiran 8, halaman 65, kondisi kadar air
kulit punggung tangan sukarelawan selama 4 minggu terdapat perbedaan yang signifikan. Perawatan minggu ke - 2 terdapat perbedaan yang signifikan p
≤ 0,05 antara krim minyak biji anggur 20 dan blanko. Setelah minggu ke - 3 terdapat
perbedaan yang signifikan p ≤ 0,05 terlihat pada krim minyak biji anggur 20
dengan krim 5 dan blanko; dan krim 15 dengan blanko. Setelah minggu ke - 4 terdapat perbedaan yang signifikan p
≤ 0,05 terlihat pada krim minyak biji anggur 20 dengan krim 5, 10 dan blanko. Sediaan krim yang menghasilkan
efek terbesar dalam meningkatkan kadar air kulit terlihat pada krim minyak biji anggur 20 27,33 menjadi 34,00. Hal ini menunjukkan bahwa krim minyak biji
anggur 20 yang paling baik dalam meningkatkan kadar air kulit. Hasil statistik dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 65.