Analisis Regresi Jalur Penelitian Terdahulu
89 Karena nilai beta menunjukan nilai yang positif, maka
pengaruh nilai tukar terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah positif. Besarnya pengaruh nilai tukar berpengaruh terhadap nilai
aktiva bersih reksadana syariah sebesar 0,313 atau 31,3, dianggap signifikan.
b Pengaruh inflasi terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah. Dengan nilai t hitung sebesar -4,870 t tabel sebesar -1,68
dan Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
1
diterima. Artinya, inflasi berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih
reksadana syariah. Karena nilai beta menunjukan nilai yang negatif, maka
pengaruh inflasi terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah negatif. Besarnya pengaruh inflasi terhadap nilai aktiva bersih
reksadana syariah sebesar - 0,517 atau -51,7 dianggap signifikan. c Pengaruh SWBI terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.
Dengan nilai t hitung sebesar -2,091 t tabel sebesar -1,68 dan Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,044
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima. Artinya, SWBI berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih
reksadana syariah. Karena nilai beta menunjukan nilai yang negatif, maka
pengaruh SWBI terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah
90 negatif .Besarnya pengaruh SWBI terhadap nilai aktiva bersih
reksadana syariah sebesar -0,260 atau -26,7 dianggap signifikan. d Pengaruh JII terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah.
Dengan nilai t hitung sebesar 5,045 t tabel sebesar 1,68 dan Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,000 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima. Artinya, JII berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih
reksadana syariah. Karena nilai beta menunjukan nilai yang positif, maka
pengaruh JII terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah positif. Besarnya pengaruh JII terhadap nilai aktiva bersih reksadana
syariah sebesar 0,697 atau 69,7 dianggap signifikan.
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Secara Parsial
Variabel Koefisien
Jalur Taraf
Signifikansi Kesimpulan
Nilai Tukar 0,313
0,009 signifikan
Inflasi -0,517
0,000 signifikan
SWBI -0,260
0,044 signifikan
JII 0,697
0,000 signifikan
Sumber : Data Diolah
Tabel di atas menjelaskan bahwa semua variabel eksogen mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial atau sendiri –
sendiri terhadap variabel endogen NAB Reksadana Syariah.
91 b. Analisis Korelasi
Korelasi antara variabel nilai tukar rupiah, inflasi, SWBI dan JII dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.10 Hasil Korelasi
Correlations
1 .249
-.435 -.518
.132 .006
.001 38
38 38
38 .249
1 -.263
-.432 .132
.111 .007
38 38
38 38
-.435 -.263
1 .624
.006 .111
.000 38
38 38
38 -.518
-.432 .624
1 .001
.007 .000
38 38
38 38
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
nilaitukar inflasi
SWBI JII
nilaitukar inflasi
SWBI JII
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. .
Sumber : Outpt SPSS
1 Korelasi antara nilai tukar dengan inflasi Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel
tingkat nilai tukar dengan inflasi sebesar 0,249. untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada
0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat Korelasi sebesar 0,249 mempunyai maksud hubungan antara
variabel nilai tukar dan inflasi sangat lemah dan searah karena hasilnya
92 positif. Searah artinya jika nilai tukar mengalami kenaikan maka nilai
inflasi akan mengalami kenaikan juga. Korelasi dua variabel tersebut bersifat tidak signifikan, karena angka signifikansi sebesar 0,132
0,05. 2 Korelasi antara nilai tukar dan SWBI.
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel nilai tukar dan SWBI sebesar -0,435. Korelasi sebesar -0,435
mempunyai maksud hubungan antara variabel nilai tukar rupiah dan SWBI yang cukup kuat dan tidak searah karena hasilnya negatif.
Tidak searah artinya jika nilai nilai tukar rupiah mengalami kenaikan maka nilai SWBI akan mengalami penurunan. Korelasi dua variabel
tersebut bersifat signifikan, karena angka signifikansi sebesar 0,006 0,01.
3 Korelasi antara nilai tukar rupiah dan JII. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel
nilai tukar dan JII sebesar -0,518. Korelasi sebesar -0,518 mempunyai maksud hubungan antara variabel nilai tukar dan JII yang kuat dan tidak
searah karena hasilnya negatif. Tidak searah artinya jika nilai tukar rupiah mengalami kenaikan maka JII akan mengalami penurunan.
Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan, karena angka signifikansi sebesar 0,001 0,01.
93 4 Korelasi antara Inflasi dan SWBI.
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel inflasi dan SWBI sebesar -0,263. Korelasi sebesar -0,263 mempunyai
maksud hubungan antara variabel tingkat inflasi dan SWBI cukup kuat dan tidak searah karena hasilnya negatif. Tidak searah artinya jika
nilai inflasi mengalami kenaikan maka nilai SWBI akan mengalami penurunan. Korelasi dua variabel tersebut bersifat tidak signifikan,
karena angka signifikansi sebesar 0,111 0,05. 5 Korelasi antara inflasi dan JII.
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel inflasi dan JII sebesar -0,432. Korelasi sebesar - 0,432 mempunyai
maksud hubungan antara variabel tingkat Inflasi dan JII yang cukup kuat dan tidak searah karena hasilnya negatif. Tidak searah artinya
jika nilai inflasi mengalami kenaikan maka JII akan mengalami penurunan. Korelasi dua variabel tersebut bersifat signifikan, karena
angka signifikansi sebesar 0,007 0,01. 6 Korelasi antara SWBI dan JII.
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel SWBI dan JII sebesar 0,624. Korelasi sebesar 0,624 mempunyai
maksud hubungan antara variabel SWBI dan JII yang kuat dan searah karena hasilnya positif. Searah artinya jika SWBI mengalami
kenaikan maka nilai JII akan mengalami kenaikan juga. Korelasi dua
94 variabel tersebut bersifat signifikan, karena angka signifikansi sebesar
0,000 0,01.
Tabel 4.11 Analisis Korelasi Variabel Eksogen
Variabel Koefisien Korelasi Hubungan
Taraf Signifikansi Kesimpulan
Nilai Tukar dan
Inflasi 0,249
Sangat Lemah
0,132 Tidak Signifikan
Nilai Tukar dan
SWBI -0,435
Cukup Kuat
0,006 Signifikan
Nilai Tukar dan
JII -0,518
kuat 0,001
Signifikan Inflasi dan
SWBI -0,263
Cukup Kuat
0,111 Tidak Signifikan
Inflasi dan JII
-0,432 Cukup
Kuat 0,007
Signifikan SWBI dan
JII 0,624
Kuat 0,000
Signifikan Signifikan pada alfa 0.01
Signifikan pada alfa 0.05
Sumber : Data diolah
Tabel di atas menjelaskan mengenai besarnya hubungan atau korelasi antara masing–masing variabel eksogen dalam model
penelitian yang ditunjukan dengan besarnya koefisien korelasi dan taraf signifikansi sebesar 0,05 5 dan 0,01 1.