Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Pasar Modal Syariah

76 pelaku pasar modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah selain saham-saham dalam Jakarta Islamic Index JII. Dalam perjalanannya perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran bahwa setidaknya terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan pasar modal syariah yang patut dicatat hingga tahun 2004, diantaranya adalah telah diterbitkan 6 enam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI yang berkaitan dengan industri pasar modal www.reksadanasyariah.net .

2. Tentang Reksadana Syariah

Di Indonesia, instrumen Reksa Dana mulai dikenal pada tahun 1995, yakni dengan diluncurkannya PT BDNI Reksa Dana. Berdasarkan sifatnya BDNI Reksa dana adalah Reksa Dana tertutup mirip The Scottish American Investment Trust. Seiring dengan hadirnya UU pasar modal pada tahun 1996, mulailah Reksa Dana tumbuh secara aktif. Reksa Dana yang tumbuh dan berkembang pesat adalah Reksa Dana terbuka jika pada tahun 1995 tumbuh satu Reksa Dana dengan dana yang dikelola sebesar Rp. 356 miliar, maka pada tahun 1996 tercatat 25 Reksa Dana. Dimana sebanyak 24 merupakan Reksa Dana terbuka atau Reksa Dana yang berupa KIK Kontrak Investasi Kolektif dengan total dana yang dikelola sebesar Rp. 5,02 miliar. 77 Hadirnya Bank Muamalat, Asuransi Takaful, dan tumbuhnya lembaga keuangan syariah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi yang berbasis pada investor muslim. Bapepam mulai melakukan inisiatif untuk mewadahi investor muslim, maka mulai tahun 1997, tepatnya pada tanggal 25 Juni 1997 dihadirkan Reksa Dana Syariah dengan produknya yang bernama Danareksa Syariah yang dikeluarkan oleh PT Danareksa Investment Management. Kemudian pada tahun 2000 dihadirkan kembali produk baru dengan nama Danareksa Syariah Berimbang. System Danareksa syariah ini belum menjadi bagian terpisah system Reksa Dana yang ada selama ini www.rac.uii.ac.id . Saat ini ada banyak pilihan reksadana syariah yang bisa ditawarkan kepada masyarakat indonesia. Pada dasarnya, produk-produk tersebut bisa dikategorikan pada reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran. Produk reksadana syariah yang masuk kategori reksadana pendapatan tetap di antaranya BNI Dana Syariah, Dompet Dhuafa BTS Syariah, PNM Amanah Syariah, Big Dana Syariah dan I-Hajj Syariah Fund. Sedangkan produk reksadana syariah yang masuk dalam kategori reksadana campuran diantaranya PNM Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, Batasa Syariah, BNI Dana Plus Syariah, AAA Syariah Fund, dan BSM Investasi Berimbang Parluhutan Situmorang dkk., 2010:52. 78

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Analisa Deskriptif

a. Analisa Deskriptif Variabel Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar dapat dipresentasikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing. Resiko nilai kurs merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan nilai tukar mata uang negara lain asing. Perusahaan yang menggunakan mata uang asing dalam menjalankan aktivitas operasional dan investasinya akan menghadapi resiko nilai tukar kurs. Perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Adapun data nilai tukar rupiah terhadap US Dollar yang didasarkan pada nilai penutupan Rupiah per 1 US Dollar menurut Bank Indonesia kurs BI pada setiap akhir bulan selama periode Januari 2005 – Februari 2008 : Tabel 4.1 Data Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar Bulan Tahun 2005 2006 2007 2008 Januari 9.204,15 9.493,00 9.066,50 9.409,68 Februari 9.244,94 9.253,15 9.067,80 9.178,95 Maret 9.370,52 9.171,57 9.163,95 April 9.539,36 8.936,94 9.097,55 Mei 9.479,80 8.984,86 8.844,33 Juni 9.616,45 9.362,73 8.983,65 Juli 9.799,29 9.125,48 9.067,14 Agustus 9.986,64 9.094,25 9.366,68 September 10.232,57 9.143,33 9.309,90 Oktober 10.093,38 9.187,18 9.107,06 November 10.040,71 9.134,59 9.264,27 Desember 9.857,32 9.086,80 9.333,60 Sumber :BI Data sekunder diolah 79 Pada tabel 4.1 menunjukkan adanya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika, yakni : untuk tahun 2005 dimana nilai tukar rupiah sangat lemah terhadap dollar amerika terjadi pada bulan September yaitu dengan nilai Rp 10.232,57, sedangkan nilai tukar rupiah paling kuat terhadap dollar amerika terjadi di bulan Januari yaitu dengan nilai Rp 9.204,15. selanjutnya untuk tahun 2006 dimana nilai tukar rupiah sangat lemah terhadap dollar amerika terjadi pada bulan Januari yaitu dengan nilai Rp 9.493, sedangkan nilai tukar rupiah paling kuat terhadap dollar amerika terjadi di bulan April yaitu dengan nilai Rp 8.936,94. Selanjutnya untuk tahun 2007 dimana nilai tukar rupiah sangat lemah terhadap dollar amerika terjadi pada bulan Agustus yaitu dengan nilai Rp 9.366,68, sedangkan nilai tukar rupiah paling kuat terhadap dollar amerika terjadi di bulan Mei yaitu dengan nilai Rp 8.844,33. Selanjutnya pada tahun 2008 antara Januari dan Februari, nilai tukar rupiah sangat lemah terjadi dibulan Januari Rp 9.409,68 dibandingkan bulan Februari Rp 9.178,95. Jadi selama Periode Januari 2005 – Februari 2008 menunjukan nilai tukar rupiah paling lemah terhadap dollar amerika terjadi dibulan September 2005 dan nilai rupiah paling kuat terhadap dollar amerika terjadi pada bulan Mei 2007. b. Analisa Deskriptif Variabel Inflasi. Inflasi merupakan perubahan harga secara agregat, pembangunan akan berjalan lancar bila inflasi dapat ditekan serendah mungkin. Apabila inflasi naik, akan berdampak pada naiknya harga bahan baku yang pada