BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem perpajakan dalam dunia usaha menurut hukum positif di Indonesia
menganut sistem self-assessment semenjak reformasi pajak tahun 1983. Sistem self-assessment ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
harus dibayar. Perpajakan dalam dunia usaha secara garis besar terbagi atas Pajak Penghasilan PPh yang diatur dalam UU PPh dan Pajak Pertambahan
Nilai PPN yang diatur dalam UU PPN.
2. Perdagangan elektronik dalam UU ITE dapat dikategorikan sebagai transaksi
elektronik, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, danatau media elektronik lainnya, namun
dalam konteks perdagangan elektronik, perbuatan hukum yang dilakukan adalah mengenai transaksi jual beli. Jejaring sosial termasuk dalam ranah
media sosial sehingga termasuk dalam bentuk sistem elektronik. Dalam Pasal 19 UU ITE menyebutkan bahwa para pihak yang melakukan transaksi
elektronik harus menggunakan sistem elektronik yang disepakati, dalam hal
114
ini jejaring sosial termasuk dalam sistem elektronik yang disepakati oleh para
pihak.
3. Kewajiban pajak terhadap pelaku usaha dalam perdagangan elektronik di
jejaring sosial sebenarnya sama dengan pelaku usaha dalam perdagangan konvensional. Hal ini diklarifikasikan oleh Dirjen pajak terutama dalam hal
pengenaan pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai. Untuk pajak penghasilan atas penghasilan tertentu yang disebutkan dalam Pasal 4 ayat 2
UU PPh diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Peraturan pemerintah yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu, dengan
ketentuan peredaran bruto di atas 4,8 miliar rupiah per tahunnya. Sedangkan untuk pengenaan PPN tetap seperti biasanya karena objek PPN merupakan
penyerahan barangjasa yang merupakan objek pajak PPN sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 4 ayat 1 UU PPN mengenai pengenaan PPN.
Contohnya adalah jual beli baju online ataupun penyediaan jasa iklan secara
online.
B. Saran