1. Home shopping
. Pembeli dapat melakukan transaksi dari rumah sehingga dapat menghemat waktu, menghindari kemacetan, dan menjangkau toko-toko
yang jauh dari lokasi. 2.
Mudah dilakukan. Tidak perlu pelatihan khusus untuk bisa belanja atau melakukan transaksi melalui internet.
3. Pembeli memiliki pilihan yang sangat luas dan dapat membandingkan produk
maupun jasa yang ingin dibelinya. 4.
Tidak dibatasi waktu. Pembeli dapat melakukan transaksi kapan saja selama 24 jam per hari, 7 hari per minggu.
5. Pembeli dapat mencari produk yang tidak tersedia atau sulit diperoleh di
outlet-outlet pasar tradisional.
B. Pengaturan mengenai Transaksi Elektronik Menurut Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Transaksi elektronik menurut UU ITE adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, danatau media
elektronik lainnya.
121
121
Pasal 1 angka 2 UU ITE.
Dalam Pasal 17 ayat 1 UU ITE, dijelaskan bahwa penyelenggaraan transaksi elektronik dapat dilakukan dalam lingkup publik atau
privat. Lebih lanjut di dalam Pasal 17 ayat 2 UU ITE, para pihak yang melakukan transaksi elektronik wajib beriktikad baik dalam melakukan interaksi
danatau pertukaran informasi elektronik danatau dokumen elektronik selama transaksi berlangsung.
Penyelenggaraan transaksi elektronik dalam lingkup publik meliputi: 1.
Penyelenggaraan transaksi elektronik oleh instansi atau oleh pihak lain yang menyelenggarakan layanan public sepanjang tidak dikecualikan oleh UU ITE.
2. Penyelenggaraan transaksi elektronik dalam lingkup publik lainnya
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
122
Penyelenggaraan transaksi elektronik dalam lingkup privat meliputi:
123
1. Antar pelaku usaha;
2. antar pelaku usaha dengan konsumen;
3. antar pribadi;
4. antar instansi;
5. antara instansi dengan pelaku usaha sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Marwan Mas mengemukakan bahwa perbuatan hukum adalah setiap
perbuatan atau tindakan hukum yang mempunyai akibat hukum, dan akibat hukum itu memang dikehendaki oleh subjek hukum.
124
Menurut R. Soeroso, perbuatan hukum adalah setiap perbuatan subjek hukum manusia atau badan
hukum yang akibatnya diatur oleh hukum, karena akibat itu bisa dianggap sebagai kehendak dari yang melakukan hukum.
125
Pengertian tersebut menyatakan bahwa unsur-unsur perbuatan hukum adalah perbuatan dilakukan oleh subjek hukum, perbuatan itu mempunyai akibat
122
Pasal 40 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
123
Pasal 40 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
124
Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004, hlm.39.
125
R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hlm.291.
hukum, dan akibat hukum itu memang dikehendaki oleh subjek hukum.
126
Perbuatan hukum atau tindakan hukum baru terjadi apabila ada “pernyataan kehendak”, untuk adanya pernyataan kehendak diperlukan:
127
1. Adanya kehendak orang itu untuk bertindak, menerbitkan atau menimbulkan
akibat yang diatur oleh hukum. 2.
Pernyataan kehendak pada asasnya tidak terikat pada bentuk-bentuk tertentu dan tidak ada pengecualiannya, sebab dapat terjadi secara tegas yang dapat
dilakukan dengan: 1
Tertulis, yang dapat terjadi antara lain: a
Ditulis sendiri. b
Ditulis oleh pejabat tertentu dan ditandatangani oleh pejabat itu, disebut juga akte otentik atau akte resmi, seperti akte pendirian PT,
akte nikah, ijasah atau sertifikat kelulusan. 2
Mengucapkan kata, pernyataan kehendak ini cukup dengan mengucapkan kata setuju, misalnya dengan mengucapkan ok, ya, acc
dan semacamnya. 3
Pernyataan kehendak secara tegas dengan isyarat, contohnya menganggukkan kepala tanda setuju, mengeleng kepala menyatakan
tidak setuju atau menolak, atau dengan sikap tangan atau bahu, dan sebagainya.
4 Pernyataan kehendak secara diam-diam dapat diketahui dari sikap atau
perbuatan, misalnya:
126
Marwan Mas, Loc.Cit.
127
R.Soeroso, Op.Cit., hlm.291-292.
a Sikap diam yang ditunjukkan dalam rapat berarti setuju.
b Seorang gadis yang ditanya oleh orang tuanya untuk dinikahkan
dengan seorang pemuda. Gadis itu diam berarti ia setuju. Perbuatan hukum terdiri dari dua jenis, yaitu sebagai berikut:
128
1. Perbuatan hukum bersegi satu, perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
pihak saja, misalnya pemberian izin kawin, pemberian wasiat, menolak warisan, pengakuan anak luar kawin, dan sebagainya.
2. Perbuatan hukum bersegi dua, perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih, misalnya perjanjian jual-beli, sewa-menyewa, dan sebagainya.
Lingkup pengertian perbuatan hukum diatas menyatakan bahwa transaksi elektronik dapat dikategorikan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan melalui
media elektronik, perbuatan hukum melalui media elektronik itu sendiri tidak hanya termasuk perdagangan elektronik e-commerce saja, namun juga meliputi
seluruh perbuatan hukum yang biasa dilakukan secara konvensional, termasuk di dalamnya tanda tangan elektronik, perjanjiankontrak elektronik, dan lain
sebagainya. Para pihak yang melakukan transaksi elektronik harus menggunakan
sistem elektronik yang disepakati.
129
128
Marwan Mas, Loc.Cit.
129
Pasal 19 UU ITE.
Sistem elektronik yang dimaksud terdapat dalam Pasal 1 angka 5 UU ITE, adalah serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, danatau menyebarkan informasi elektronik.
Permasalahan yang lebih luas, terjadi pada bidang keperdataan karena transaksi elektronik untuk kegiatan perdagangan melalui sistem elektronik e-
commerce telah menjadi bagian dari perniagaan nasional dan internasional.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa konvengensi di bidang teknologi informasi, media, dan informatika telematika berkembang terus tanpa dapat dibendung,
seiring dengan ditemukannya perkembangan baru di bidang teknologi informasi, media dan komunikasi.
130
Kegiatan melalui media sistem elektronik yang disebut juga ruang siber cyber space meskipun sifatnya virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau
perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang siber tidak dapat didekati dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvensional saja, sebab jika cara
ini yang ditempuh akan terlalu banyak kesulitan dan hal yang lolos dari pemberlakuan hukum. Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan virtual yang
berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik.
131
Definisi komputer di dalam UU ITE adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika,
aritmatika, dan penyimpanan.
132
130
Siswanto Sunarso, Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik Studi Kasus : Prita Mulyasari
Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm.44.
131
Ibid.
132
Pasal 1 angka 12 UU ITE.
Komputer didefinisikan sebagai alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata computer
pada awalnya dipergunakan untuk menggambarkan orang yang pekerjaannya
melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri.
133
Keberadaan komputer sebagai alat elektronik secara umum dapat dikatakan bahwa komputer adalah suatu perangkat atau sistem elektronik yang
mengolah atau memproses data atau informasi sebagaimana yang diperintahkan. Singkatnya, komputer sebagai suatu sistem elektronik akan terdiri atas perangkat
keras elektronik hardware dan perangkat lunak program komputer software, prosedur-prosedur procedures dan penggunanya brainware serta data dan atau
informasi itu sendiri content yang tersaji dalam tatap muka dengan komputer interface.
134
Komputer tidak beroperasi secara manual, namun harus didukung dengan teknologi internet sebagai sarana untuk terjadinya transaksi elektronik. Internet
berasal dari kata Interconnection Networking, yang artinya hubungan berbagai komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan mencakup
seluruh dunia jaringan komputer global dengan melalui jalur telekomunikasi seperti kabel telepon dan satelit.
135
Mekanisme kerja internet tidak didasarkan pada manusia tetapi merupakan mekanisme kerja elektronik. Masing-masing jaringan yang terhubung satu dengan
lainnya berkomunikasi dengan menggunakan protocol-protokol tertentu, seperti “Transmission Control Protocol” TCP dan “Internet Protocol” IP. Dari waktu
133
Komputer, http:id.wikipedia.orgwikiKomputer diakses pada tanggal 31 Maret 2015.
134
Edmon Makarim, Op.Cit., hlm. 54.
135
Abdul Teguh, Op.Cit., hlm.14.
ke waktu jaringan-jaringan yang tersebar di berbagai belahan dunia saling terhubung dengan jaringan-jaringan yang sudah ada terlebih dahulu.
136
Jaringan pusat yang disebut VBNS Very High Speed Backbone Network Services
yang berfungsi menghantarkan lalu lintas data internet ke seluruh Amerika dan penjuru dunia saat ini dibiayai oleh Badan Ilmu Pengetahuan
Nasional Amerika Serikat. Jaringan pusat inilah yang memungkinkan komputer- komputer yang terhubung dengan internet dapat berkomunikasi dan saling
mengirimkan data. Saat ini ribuan jaringan-jaringan regional di seluruh penjuru dunia sudah terkondisi dengan internet sehingga antar komputer dari rumah ke
rumah, dari satu kantor ke kantor lain dapat berkomunikasi satu dengan lainnya.
137
Perkembangan internet melebihi tingkat perkembangan media komunikasi lainnya seperti telepon, telex, facsimilie, karena dengan menggunakan komputer
yang terhubung dengan internet, ada beberapa internet tools yang digunakan untuk berbagai kepentingan, salah satunya adalah Electronic Mail selanjutnya
disebut e-mail. E-mail sendiri merupakan sarana yang paling banyak digunakan oleh pengguna internet, karena sebagai suatu sarana komunikasi yang cepat dan
relatif murah.
138
Pengiriman e-mail dapat berisi informasi elektronik, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 1 UU ITE, informasi elektronik merupakan satu atau
sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, EDI, surat elektronik electronic mail, telegram,
136
Jonathan Tutty, Op.Cit., hlm.11-12
137
Ibid.
138
Asril Sitompul, Op.Cit., hlm.viii.
teleks, telecopy, atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang
yang mampu memahaminya.
139
Semakin majunya teknologi internet dan berkembangnya bahasa pemograman pendukungnya, maka saat ini pengiriman email dapat disisipi
dengan gambar, suara, video ataupun file-file program aplikasi dalam bentuk file- file biner.
140
Penegakan UU ITE sebagai hukum dalam dunia maya, sudah menghadapi beberapa kasus hukum di dalam dunia maya. Adapun beberapa kasus yang diulas
melalui situs liputan6.com yaitu: Pengiriman e-mail dalam hal ini juga merupakan salah satu
perbuatan hukum dalam pengertian transaksi elektronik, tentunya juga apabila pengiriman email tersebut berisi informasi elektronik yang bisa menimbulkan
akibat hukum, karena secara kenyataannya, perbuatan atau tindakan yang dilakukan di dalam dunia maya tidak jauh berbeda akibatnya di dalam dunia nyata.
141
1. Kasus Prita Mulyasari diawali dengan tersebarnya surat elektronik Prita yang
berisi tentang keluhan pelayanan dari rumah sakit Omni Internasional. Kasus ini merupakan kasus pertama yang berkaitan dengan UU ITE pada tahun
2009. Prita diganjar Pasal 27 ayat 3 UU ITE tentang distribusi informasi atau dokumen elektronik yang memuat kebencian atau pencemaran nama baik.
2. Kasus Ariel Noah yang dijerat dengan UU ITE karena terbukti membuat dan
menyebarkan video rekaman pornografi.
139
Pasal 1 angka 1 UU ITE.
140
Jonathan Tutty, Op.Cit., hlm.16.
141
Kasus UU ITE, http:tekno.liputan6.comread21268345-kasus-uu-ite-yang- hebohkan-netizen?p=2 diakses pada tanggal 2 April 2015.
3. Kasus Florence Sihombing yang membuat status Path yang berisi hinaan
terhadap warga Yogyakarta dan dikenakan Pasal 27 ayat 3 UU ITE dan Pasal 310 dan 311 KUH Pidana.
4. Kasus Muhammad Arsyad yang dianggap menghina Jokowi dan Megawati
karena mengedit wajah mereka dan menyambungkannya ke sejumlah foto bugil dan menyebarkannya melalui facebook. Arsyad dikenakan Pasal berlapis
Pasal 29 Juncto Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, Pasal 310 dan 311 KUH Pidana, Pasal 156 dan 157 KUH Pidana
dan Pasal 27, 45, 32, 35, 36, 51 UU ITE
.
C. Perdagangan Elektronik melalui Jejaring Sosial menurut Undang-